Banjir Bandang Terjang Lahat
Banjir Bandang di Lahat 10 Rumah Hanyut, Ketinggian Air 2 Meter Sebabkan Jalan Macet Hingga 1 KM
10 rumah warga di Desa Gunung Kembang, Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat, dikabarkan hanyut dan roboh.
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Yandi Triansyah
Banjir Bandang di Lahat 10 Rumah Hanyut, Rendam Kediaman Warga Hingga 2 Meter Jalan Macet 1 KM
Laporan wartawan Sripoku. Com Ehdi Amin
SRIPOKU.COM, LAHAT - 10 rumah warga di Desa Gunung Kembang, Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat, dikabarkan hanyut dan roboh.
Peristiwa tersebut akibat terjangan banjir bandang Sungai Ayik Kikim Kecik.
Selain itu, 78 rumah tetendam. Air merendam dengan ketinggian hingga dua meter.
Banjir juga merendam jalan Lintas tengah hingga menyebabkan kendaraan tak bis melintas.
Hingga berita ini dibuat kendaraan tak bisa bergerak hingga satu KM.
Pemkab Lahat, melalui BPBD Lahat kini masih melakukan pendataan dan membantu warga.
Banjir bandang terjadi di tiga desa dan tiga kecamatan di Lahat. Potensi kedalaman air bertambah sangat tinggi lantaran hingga Kamis (9/1/2020) pagi, hujan deras masih turun di lokasi tersebut.
Dihubungi Sripoku.com melalui telepon, Aidil selaku Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Lahat mengatakan banjir bandang melanda Desa Lubuk Sepang Kecamatan Pukir Pinang, di Desa Gumay Telang Kecamatan Peteksu, dan di Desa Kikim Kecamatan Kikim Timur.
Menurutnya, kondisi terparah ada di Desa Kikim lantaran sudah merendam sebagian rumah warga.
"Informasi yang kita dapat sekarang, warga mulai mengungsi karena potensi kedalaman air bisa bertambah sangat tinggi mengingat sampai sekarang hujan deras masih terjadi," kata Aidil.
Menurut Aidil, sebab banjir bandang di Lahat ini lantaran air Sungai Lematang meluap.
Ini merupakan ketiga kalinya sugai tersebut meluap signifikan hingga merambah pemukiman warga sehingga terjadi bandir bandang.
• Banjir Rendam Rumah Warga di Beringin Jaya Pagaralam
• Longsor di Desa Terkul Lahat, Polres Pagaralam Kerahkan Personil Arahkan Jalur Alternatif
Yang pertama ketika jelang pergantian tahun dan dua kali sisanya terjadi di bulan Januari 2020 ini.
"Sementara ini kita masih berada di kawasan Sungai Lematang sehingga belum tahu kondisi pasti di dua desa lainnya. Namun, menurut kabar, kedalaman air paling tinggi terjadi di Desa Kikim.
Kalau yang di Pukir Pinang dan Gumay, tidak terlalu dalam," kata Aidil.
Dampak dari banjir bandang ini benar-benar merugikan masyarakat.

Aidil mengatakan, selain merendam rumah, aktivitas masyarakat yang terendam banjir benar-benar lumpuh.
Mereka saat ini tidak bisa kemana-mana karena seluruh akses jalan tidak bisa dilintasi dengan kendaraan.
"Termasuk pelajar yang hendak ke sekolah, kemungkinan besar tidak bisa pergi karena kondisi air sangat dalam dan arusnya juga kencang. Sejauh ini, untuk di kawasan sekitar Sungai Lematang, belum terkabar ada korban," kata Aidil.