Prabowo Subianto Bikin Satu Kelas Geger Karena Kritik Dosen, Mantan Tentara Ini Bongkar Sifat Menhan

Prabowo Subianto Bikin Satu Kelas Geger Karena Kritik Dosen, Mantan Tentara Ini Bongkar Sifat Menhan

Editor: Fadhila Rahma
KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI dan KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Abikusno, rekan satu angkatan Prabowo saat masih di Akmil Magelang | Prabowo Subianto 

Prabowo Subianto Bikin Satu Kelas Geger Karena Kritik Dosen, Mantan Tentara Ini Bongkar Sifat Menhan

SRIPOKU.COM - Siapa yang tak kenal Prabowo Subianto?

Laki-laki yang sekarang menjabat sebagai Menteri Pertahan (Menhan) tersebut rupanya memiliki kebiasaan unik di masa lalu.

Hal tersebut diungkapkan oleh rekannya sendiri, Mayor Jenderal Purnawirawan Abikusno (68), pada 25 Februari 2019 silam.

Kisah Terima Kasih Perampas Viral, Curhat Pilu 12 Tahun Pacaran Tapi Gagal Nikah Karena Orang Ketiga

Ngeri! Video Banjir di Pondok Gede Permai Bekasi, Mirip Lautan, Kendaraan Hanyut, Warga Terjebak

Peristiwa Aneh di Australia Langit Berubah Menjadi Merah Darah, Warga Evakuasi Diri ke Tempat Aman

Kala itu, Abikusno tengah menunggu Prabowo yang masih mencalonkan diri jadi Presiden RI, di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Banyuputih, Kecamatan Situbondo, Jawa Timur.

"Saya menunggu sejak pagi di sini sebagai bentuk dukungan kepada Pak Prabowo. Tidak harus bertemu,"  kata Abikusno kepada Kompas.com, 25 Februari 2019.

"Melihat dari sini sudah senang tanpa harus bertemu. Beliau itu teman satu angkatan saat masih di Akmil dulu. Empat tahun kami selalu bersama," sambungnya.

Menurut pria kelahiran Situbondo, 13 September 1951, tersebut, saat masih di Akmil, Prabowo dikenal sebagai "kutu buku".

Dirinya sering mendapati putra Soemitro Djojohadikusumo tersebut membaca buku di waktu senggang.

Ya, Hobi membaca membuat Prabowo memiliki cara pandangan yang luas dan dikenal dengan kecerdasannya.

Abikusno lantas menceritakan satu pengalaman berkesan saat menempuh mendidikan militer.

Prabowo yang saat itu masih menjadi Letnan berani memprotes materi yang disampaikan oleh seorang dosen karena dianggap tidak sesuai dengan buku yang pernah dia baca.

"Kami saat itu menerima pelajaran darma pusaka, dan beliau angkat tangan dan mohon izin karena materi yang disampaikan tidak sesuai dengan yang dia baca. Bukan keminter, tapi dia memang pintar," kata Abikusno sambil tersenyum.

"Refrensi bacaannya saat itu banyak sekali dan sebagian besar buku-bukunya berbahasa Inggris, sehingga teman-teman seperti saya saat itu susah membacanya," tambahnya.

Lelaki yang menggunakan seragam Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya tersebut mengaku sangat bangga bisa melihat rekannya satu kelas saat di Akmil bisa maju menjadi calon presiden.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved