Belajar dari Kasus Korban Ruslan Sani, Berikut 8 Tips Bagi Driver Online Agar Terhindar dari Begal
Belajar dari Kasus Korban Ruslan Sani, Berikut 8 Tips Bagi Driver Online Agar Terhindar dari Begal Nyamar
Belajar dari Kasus Korban Ruslan Sani, Berikut 8 Tips Bagi Driver Online Agar Terhindar dari Begal Nyamar
SRIPOKU.COM-Kasus tewasnya Ruslan Sani, Driver Online yang dibegal saat menerima orderan dari dua pelaku dari Jl Kolonel Atmo menuju Griya Asri Gandus, Minggu (29/12/2019) malam, setidaknya menjadi pelajaran bagi kita yang menjalani profesi yang sama.
Sebab, Driver Online sepertinya menjadi sasaran empuk bagi para pelaku begal di Palembang.
Maklum, bagi para begal sangat mudah melakukannya dengan cara menyamar sebagai pengoder setelah membuat akun baru untuk mengelabui Driver Online.
Berikut ini, ada beberapa tips aman bagi Driver Online, setidaknya ada 8 tips jika belajar dari kasus Ruslan Sani yang menjadi korban begal saat mengantarkan dua penumpangnya menuju Griya Asri Gandus.
8 Tips aman bagi Driver Online ini akan berjalan aman, jika benar-benar dijalankan, sebab berkaca dari kasus Ruslan Sani yang menjadi korban begal, sebenarnya korban sudah curiga dan ragu, meski kemudian orderan itu tetap dia ambil.
1. Jika Ragu dan Curiga Lebih Baik Batalkan
Korban Ruslan Sani, Driver Online, pemilik mobil Toyota Avanza ini sebenarnya sudah curiga dan ragu ketika mendapatkan orderan dari kedua pelaku.
Maka itu, Driver Online, Ruslan Sani sebenarnya sudah merasa ragu dengan orderan yang ia terima.
Bahkan Ruslan Sani sempat berkomunikasi dengan Admin komunitas Driver Royal Club (DRC), Holil yang merupakan komunitas yang diikuti korban yang merupakan Driver Online.
Dikatakan Holil, korban sempat meleponnya dan meminta saran mengenai orderan yang ia rasa mencurigakan dan terindikasi adalah bela. Namun sebagai Driver Online Ruslan Sani tetap menerima.
"Korban tergabung dalam komunitas DRC sejak 4 bulan lalu. Sebelum menerima orderan itu, dia (korban) konfirmasi ke saya. Menanyakan orderan ini aman atau tidak karena sudah merasa ragu dari awal," kata Holil.
"Saya sendiri sudah menyarankan kalau memang ragu, jangan diterima segera cancel saja. Tapi entah bagaimana korban tetap menerima orderan itu," ujarnya, Minggu (29/12/2019).
2. Hati-hati jika pengorder malam hari
Pengorder atau CS yang berniat tidak baik selalu order di jalan di atas pukul 22.00 dan bagi para Driver Onlinne, kenali hal ini.
3. Untuk melakukan tindakan preventif pasang teralis di areal depan tempat duduk supir
Anti begal dan bisa dilakukan dengan memasang teralis, paling tidak melihat itu, para pelaku bisa saja mengurungkan niatnya.
4. Kenali daerah-daerah zona merah di Palembang
Bagi Driver Online, Jika mengorder meminta diantar ke beberapa tempat zona merah atau tempat yang jaraknya cukup jauh bahkan diduga sepanjang jalan banyak tempat sepi lebih baik batalkan.
5. Verifikasi data penumpang
Para driver taksi online diimbau untuk memverifikasi data penumpang seperti screenshot akun sekaligus nomor kontak penumpang.
"Jika menerima orderan rute jauh, agar menscreenshot akun penumpang dan kirim ke pihak keluarga atau teman seprofesi. Sekadar laporan," ungkap Humas PDOI Jawa Timur, Daniel Lukas Rorong, mengimbau para driver untuk tidak menerima orderan secara offline atau mematikan aplikasi.
6. Memastikan identitas penumpang sesuai
Sebelum mengantarkan penumpang ke tempat tujuan, pastikan dahulu bahwa identitas asli dan akun penumpang sudah sesuai.
7. Manfaatkan live location
Daniel juga mengimbau para driver uuntuk memanfaatkan fitur share location pada Google Maps minimal delapan jam.
"Kirimkan pada pihak keluarga atau komunitas driver online yang diikuti, untuk bisa dipantau selama perjalanan. Syukur-syukur, dipasangi GPS pada unit kendaraan yang dimiliki," jelasnya.
8. Ajak penumpang berfoto
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, jangan lupa mengajak penumpang berfoto, terutama saat mendapat orderan berjumlah lebih dari dua orang.
Sebenarnya sebagai Driver Online, korban Ruslan Sani sudah melakukan dua atau tiga dari 8 tips yang dibagikan.
Sebelum kejadian dia sudah meminta tetangganya memantau GPS yang dimilikinya.
Ditempat yang berbeda, Yudi (24) tetangga korban menuturkan, korban sempat mengirim pesan singkat melalui wa dan meminta tetangganya yang lain sesama driver taksi online untuk memantaunya memalui GPS karena sudah menaruh curiga dengan pelaku.
“ya sebelum kejadian korban sempat share lokasi ke Tegar, tetangga kami yang juga driver. Lewat whastap korban menulis pesan Tegar pantau GPS aku ngater penumpang. Tapi saat itu Tegar tertidur di rumahnya,” katanya.
Hingga akhirnya, Yudi melanjutkan, sekitar pukul 23.30 keluarga korban dan dirinya mendapat kabar dari sesama sopir taksi online jika Ruslan menjadi korban begal. “Korban ini juga kerja di RSMH Palembang, nyanbil Gocar,” tutupnya.
Kronologis:
Dua Pelaku Pembegal Sopir Taksol Babak Belur Di Massa
Informasi yang dihimpun Sriwijaya Post, kejadian tersebut terjadi saat korban yang diketahui honorer di bagian keuangan RSMH Palembang mendapat pesanan melalui aplikasi Grab dari pelaku Sulaiman (36) dan Iwan (40) yang sudah berencana melakukan aksinya (begal-red) dengan membawa sebilah badik dan airsoft gun.
Mendapati pesanan tersebut, kemudian korban yang mengendarai mobilnya Toyota Avanza warna hitam BG 1442 RP menjemput kedua pelaku dengan tujuan ke Perumahan Griya Asri, Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus Palembang. Lalu sesampai di tujuan jemput, Sulaiman duduk di kursi depan sebelah korban dan Iwan duduk di belakang korban.
Dimana diketahui, saat mobil berjalan dari Jalan Kolonel Atmo yang menjadi lokasi penjemputan, pelaku Iwan langsung menusuk tubuh korban dan kemudian kedua pelaku membawa korban ke daerah Perumahan Griya Asri, Kelurahan Pulokerto untuk membuang tubuh korban.
Apesnya, saat kedua pelaku hendak melempar mayat korban di jalan, aksi tersebut diketahui warga setempat, sehingga kedua pelaku langsung berupaya melarikan diri (kabur-red), dengan mengendarai mobil korban. Namun saat itu warga yang melihat aksi keduanya berteriak, sehingga mengundang warga.
Alhasil, warga ramai keluar rumah, bersama seorang anggota Polres OKI yakni Bagus langsung mengejar kedua pelaku. Terjadi aksi kejar- kejaran antar kedua pelaku dan warga yang saat itu bersama Bagus, karena terjadi perlawanan Bagus pun mengalami luka di tangan kiri.
Tak sampai disitu, aksi kejar- kejaran terus terjadi, pelaku Sulaiman yang merupakan warga Jalan Untung Suropati, Jeluntung, Provinsi Jambi akhirnya berhasil diamankan warga saat berada di jembatan Pulokerto dan digelandang warga ke Polsek Gandus.
Sedangkan pelaku Iwan warga Kecamatan Kayuagung, Kabupaten OKI berhasil melompat ke rawa-rawa. Dan juga berhasil diamankan petugas dan warga sekitar setelah 1 jam di cari di rawa-rawa. Sedangkan korban yang berlumuran darah langsung dilarikan ke RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan, namun nyawa korban tak bisa diselamatkan.
Hingga kini keduanya sudah diamankan di Mapolrestabes Palembang guna pemeriksaan lebih lanjut. Sedangkan jenazah korban masih menjalani otopsi di RS Bhayangkara Palembang.
“Saat ini kedua pelaku sudah kita diamankan dan hingga kini masih diperiksa terkait aksi yang dilakukan kedua pelaku ,” ungkap Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadji, didampingi Kasat Reskrim Kompol Nuryono Minggu (29/12).