Ular Kobra Bermunculan dan Teror Warga, Justru Menjadi Berkah Bagi Pemilik Usaha Kuliner Ekstrem!

Ular Kobra Bermunculan dan Teror Warga, Justru Menjadi Berkah Bagi Pemilik Usaha Kuliner Ekstrem!

Editor: Welly Hadinata
KOMPAS.COM
Kobra sepanjang 2,5 meter ini ditangkap warga dan dimasukan ke dalam kerangkeng terbuat dari jalinan tali. / Ular Kobra Bermunculan dan Teror Warga, Justru Menjadi Berkah Bagi Pemilik Usaha Kuliner Ekstrem! 

Ular Kobra Bermunculan dan Teror Warga, Justru Menjadi Berkah Bagi Pemilik Usaha Kuliner Ekstrem!

SRIPOKU.COM Teror kemunculan mendadak ular kobra di berbagai daerah justru menjadi berkah usaha kuliner, bagaimana bisa?

Belakangan publik dihebohkan dengan adanya teror ular berbisa jenis kobra.

Ular yang sering disebut dengan nama ular sendok karena bisa menegakkan dan memipihkan bagian 'leher' tersebut marak ditemukan di lingkungan pemukiman warga.

Beberapa daerah itu di antaranya, Ciracas, Jakarta Timur, Palur, Sukoharjo, Jawa Tengah, dan Jember, Jawa Timur.

Selain itu ular kobra juga ditemukan di pemukiman warga wilayah Citayam, Bogor.

Teror ular kobra berbeda dengan teror ular jenis lainnya.

Hal tersebut lantaran ular kobra dikenal memiliki bisa atau zat racun yang dapat menyebabkan luka, busuk, atau mati bagi makhluk hidup.

Tak hanya pada ular kobra dewasa, bisa pada anakan ula irus ini juga sangat mematikan.

Justru menjadi berkah

Warung tenda sate kobra di kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang, Selasa (24/12/2019).
Warung tenda sate kobra di kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang, Selasa (24/12/2019). (KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO)

Meskipun dianggap menjadi teror yang menakutkan, namun tidak demikian dengan Ian Suhendi, satu dari pedagang sate kobra di kawasan kuliner Pasar Lama, Kota Tangerang.

Dilansir dari Kompas.com, Ian mengaku sudah membuka warung tenda yang dinamakan Warung Dua Kobra tersebut sejak 2003 silam.

Warung tersebut masih bertahan dan tetap memiliki pelanggan hingga saat ini.

"Sudah berjalan dari 2003 sampai sekarang," ujar Ian saat ditemuiKompas.com di kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang, Selasa (24/12/2019).

Ian mengatakan, pelanggannya percaya kalau ular kobra memiliki khasiat untuk pengobatan khususnya mereka yang terkena penyakit diabetes.

Tidak hanya untuk mengobati diabetes, darah, empedu dan sumsum kobra dipercaya berkhasiat untuk kesehatan kulit dan menambah stamina.

"Kalau (khasiat) darah (kobra) ini bisa macam-macam, mulai dari kulit, stamina, diabetes dan pegal-pegal," jelas dia.

Kondisi cuaca sekarang yang kemudian menjadi musim menetasnya kobra, membuat Ian mendapat stok tambahan dari sekitar Jabodetabek.

Dia mengaku sudah mendapat stok ular kobra dari BSD Tangerang Selatan untuk sate kobra yang dia jual.

Sedangkan untuk stok sehari-hari, Ian mendapat kiriman dari daerah-daerah yang tersebar di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

"Kita ngambil dari Jatibarat, Semarang, Purwokerto. Kebanyakan dari Jawa Barat," jelas dia.

Sempat takut membuka usaha kuliner ekstrem

Ian bercerita awalnya dia sempat takut saat mencoba usaha kuliner kobra.

Akan tetapi, setelah membuka kuliner kobra selama 15 tahun lebih, bertemu dengan ular menjadi hal yang biasa bagi Ian.

Pada saat ramai pelanggan, Ian mengatakan bisa menghabiskan 20 ekor kobra lebih untuk menu santapan sate dan minuman darah kobra.

Satu paket hidangan kobra berisi darah, empedu, sumsum dan sate dibanderol dengan harga Rp 60.000. Sedangkan untuk sate saja dipatok dengan harga Rp 24.000.

Selain menyediakan menu kobra, warung tenda yang buka pukul 17.00 WIB sampai dengan 23.00 WIB ini juga menyediakan menu unik lainnya.

Diantaranya sate biawak, gorengan ular sanca, kalong dan kadal.

Langkah tepat jika bertemu dengan ular kobra: STOP

Ular kobra merupakan satu dari jenis ular yang memiliki bisa mematikan.

Tak hanya kobra dewasa, kobra yang baru saja menetas telah memiliki bisa mematikan tersebut.

Untuk itu, jika kalian bertemu denga ular kobra jika memungkinkan untuk ditangkap, lakukan hal itu dengan tenang.

Kobra atau ular berbisa secara umum akan menyemburkan bisa ketika terancam.

Dikatakan oleh Ketua Taman Belajar Ular Indonesia, Erwandi Supriadi, sebaiknya pegang bagian kepala ular terlebih dahulu daripada bagian lain.

"Misal dipegang kepalanya pun nanti pasti dia akan menyemburkan bisanya. Makanya kalau nangkap kobra, usahakan kepalanya dibawahin. Tutup mulutnya pakai tangan pun masih bisa nyembur," kata Elang.

Ia menyebutkan, bagian terpenting saat bertemu ular, terutama ular berbisa adalah tetap tenang.

Selama ini, ia menamai metode yang dipakai ketika menjumpai ular dengan 'STOP (Silent, Thinking, Observation, Prepare).

1. Silent

Setakut apapun dengan ular, upayakan tetap diam dan jangan lakukan gerakan kaki sama sekali.

Diam bukan berarti tidak meminta pertolongan.

Elang menjelaskan, seseorang yang bertemu dengan ular dapat berteriak meminta bantuan.

"Diam bukan berarti kita tidak boleh teriak, teriak itu enggak apa-apa, tapi kakinya jangan gerak-gerak. Takutnya nanti diamnya kakinya gerak-gerak, kalau ada pergerakan akan menimbulkan suatu ancaman untuk ular," kata Elang.

2. Thinking

Upayakan cari tahu jenis ular apa yang dilihat atau ditemui.

Jika tak mengetahui jenisnya, anggap ular tersebut merupakan ular berbisa tinggi.

Hal itu dilakukan agar lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan.

"Kalau memang tidak tahu itu ular apa, anggap saja itu ular berbisa tinggi. Jadi kita bisa lebih berhati-hati," ujar Elang.

3. Observation

Saat melihat atau bertemu ular, observasi sekeliling kita.

Hal ini dilakukan agar lebih aman dan mengetahui tempat yang aman untuk menyelamatkan diri.

"Melihat sekeliling. Nanti kalau misalkan lari atau menghindar, tahu tempat yang aman," kata Elang.

4. Prepare

Langkah terakhir, bersiap untuk menghindar dari ular tersebut. 

Penanganan terhadap gigitan kobra

Ular kobra
Ular kobra (Daily Mail via Kompas.com)

Pakar Toksonologi dan bisa ular Dr dr Tri Maharani, M.Si SP, menjelaskan bagaimana cara penanganan terhadap gigitan ular kobra.

Tri, yang pernah ikut dalam tim pembuat pedoman penanganan gigitan ular berbisa dari WHO, menjelaskan, pertolongan pertama yang dapat diberikan adalah:

  • Melakukan imobilisasi atau membuat bagian tubuh yang digigit ular tidak bergerak dan segera membawanya ke rumah sakit.
  • Lakukan pertolongan sesuai panduan WHO, seperti memberikan anticholinesterase.
  • Anggota tubuh yang terkena gigitan ular jangan sampai dihisap atau disedot.
  • Jangan menoreh atau mengeluarkan darah atau memijat bagian anggota tubuh yang terkena gigitan.
  • Penanganan korban harus tepat secara medis. Oleh karena itu, tidak disarankan menggunakan obat herbal.
  • Jika gigitan dan paparan bisa ular menyebabkan kecacatan pada korban, maka dapat diberikan pelatihan fisioterapi.
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi, KOMPAS/Singgih Wiryono/Mela Arnani)
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved