Tewas Dikeroyok di 9 10 Ulu Palembang
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadji : Kejar Sampai Dapat dan akan Ditindak Tegas
Pembunuh Masih Buron, Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadji : Kejar Sampai Dapat dan Ditindak Tegas
Penulis: Andi Wijaya | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Andi Wijaya
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadji : Kejar Sampai Dapat dan akan Ditindak Tegas
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Diduga dendam lama, Heri Gunadi (19), warga jalan A Yani Lorong H Umar Kelurahan 9-10 ulu Kecamatan SU I, Palembang, nekat melakukan pengeroyokan terhadap korban Ridho Soleh (23), hingga meninggal dunia, Senin (23/13), sekitar pukul 02.30, subuh.
Mengetahui adanya kejadian ini, anggota buser Polsek SU I, Palembang, Pimpinan Kapolsek SU I, Kompol Mario Ivandry, langsung mendatangi TKP (Tempat Kejadian Perkara), dan memintai keterangan saksi-saksi di lokasi kejadian.
Setelah berhasil mendapatkan informasi dan melakukan penyelidikan mendapati nama pelaku, RN (dpo), IN (Dpo), WK (Dpo) dan Heri, petugas langsung melakukan pengejaran terhadap petugas.
Alhasil salah satu pelakupun berhasil ditangkap yakni Heri saat sedang berada di rumahnya.
Tak, pelak Heri pun langsung digiring petugas ke Polsek SU I, guna mempertanggung jawabkan ulahnya.
Informasi yang dihimpun Sriwijaya Post, aksi pengeroyokan yang dialami korban Ridho terjadi, senin (23/12), mulai pukul 22.00. Puncaknya sekitar pukul 02.30. Berawal saat para pelaku sedang minum-minuman tuak di daerah16 ilir, Palembang dan sudah menyiapkan senjata tajam.
Tak lama kemudian korban pun datang bersama temanya Husni, yang ikut minum-minuman tuak. Lalu, karena warung hendak tutup, para pelaku dan korban pun disuruh pemilik warung untuk pergi meninggalkan warung.
Namun pelaku WK (dpo), tak terima dan melakukan pemukulan terhadap pemilik warung. Saat meninggalkan warung, korban pun sempat berkata kepada teman pelaku RN,
"Ngapo Kawan Kautu" . Mendengar perkataan korban WK pun langsung mendekati korban. Dan terjadilah cek-cok mulut, hingga akhirnya bisa dilerai dan berpisah di lokasim
Saat sampai dikawasan 7 Ulu, para pelaku kembali bertemu korban dan saudarnaya HS, MH, Sy, PT, dan FK, lalu pelaku RN berteriak kepada korban " Hoi" sambil memberentikan laju sepada motor yang digunakannya.
Karena takut, membuat korban kabur ke arah bawa jembatan Ampera, saat itu pelaku Heri pun langsung membacok korban, korban tempat berusaha kabur dan kembali berhasil. Namun sekitar pukul 02.30, tepatnya didepan kantor lurah 9-10 ulu, pelaku kembali melihat korban.

• BREAKING NEWS: Ridho Tewas Dikeroyok, Alami Luka 14 Tusukan, Lagi Cari Adiknya di 9-10 Ulu Palembang
• Ema Beberapa Kali Pingsan Dihadapan Jasad Redho, Anaknya Tewas Dikeroyok di 9-10 Ulu Palembang
• Polsek SU I Palembang Ringkus 1 Pelaku Pengeroyokan yang Menewaskan Korban, Ternyata Ini Motifnya!
Saat TKP itulah korban langsung dikejar 4 pelaku, dan menusuk korban berkali kali, hingga korban meninggal di TKP, karena mengalami 14 tusukan.
Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji mengatakan motif dari kejadian ini adalah dendam lama diduga menjadi motif dasar pengeroyokan terhadap korban. Tak hanya itu, sebelumnya para pelaku juga berada dipengaruhi minum-minuman keras.
"Setelah satu jam menerima laporan, kami berhasil menangkap satu dari empat pelaku. Dugaan awal, pengeroyokan hingga mengakibatkan tewasnya korban dikarenakan dendam lama antara mereka,"ungkap Anom didampingi Kapolsek SU 1 Kompol Mario Ivanry saat menggelar rilis.
Lanjutnya, ada ketiga pelaku yang masih buron, nama-namanya sudah dikantongi.
"Kami mengimbau agar para pelaku segera menyerahkan diri. Karena dimanapun kami akan terus mencari Keberadaannya sampai dapat, kami pun tak segaan-segan memberikan tindakan tegas,"tegas Anom, sambil mengatakan, selain pelaku Heri, pihaknya juga mengamankan barang bukti berupa, 1 buah baju hitam dipakai heri, 1unit sepeda motor, BG 4904 ACG, dan sebilah sajam.
Sedangkan, Heri ketika ditemui di Polsek SUI, hanya tertunduk lesu saat ditanya mengenai alasan pengeroyokan terhadap korban.
"Dia itu memang sering buat ulah. Satu dua kali diamkan, lama kelamaan jadi keterlaluan. Kami kesal melihatnya," katanya singkat.