Panji Petualang Klarifikasi, Terkait Bocah Dipatuk Anak Ular Kobra karena Sering Nonton Youtubenya!

Gegara Menirukan Panji Petualang Tangkap Ular Kobra, Bocah Ini Sekarat, Ini Klarifikasinya!

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
Kolase/Sripoku.com
Panji Petualang Klarifikasi, Terkait Bocah Dipatuk Anak Ular Kobra karena Sering Nonton Youtubenya! 

Panji Petualang Klarifikasi, Terkait Bocah Dipatuk Anak Ular Kobra karena Sering Nonton Youtubenya!

SRIPOKU.COM - Fenomena keluarnya anak ular kobra memang sedang heboh terjadi baru-baru ini.

Seperti kejadian oleh bocah 8 tahun sekarat gegara dipatuk ular kobra.

Karena kemunculan ular Kobra sering terjadi, bocah asal Depok ini ternyata ikut menirukan gaya Panji Petualang untuk menangkap ular.

Namun karena hal itu harus membutuhkan seorang yang ahli dalam melakukan penangkapan ular, Anak itu  dipatok akhirnya dilarikan kerumah sakit.

Mendengar berita tersebut, Panji Petualang memberikan klarifikasinya di channel youtube pribadinya.

"Hai, temen-temen saya mau sedikit cerita, ada teman saya yang menscreenshoot sebuah berita seorang anak yang terkena gigitan di Depok," ujar Panji.

"Panji sebenarnya mengkhawatirkan kondisi anak, Di youtube ini, selain saya banyak yang menyiarkan konten tentang mengidenfikasikan ular, namun karena kebebasan di youtube, ada juga bebrapa orang yang lupa memberikan edukasi atau pesan untuk tidak menitu," kata Panji.

Inilah Ramalan Shio Ular di Tahun 2020 Tikus Logam, Cinta, Keuangan, Usaha dan Kesehatan

Panji juga menegaskan apa yang dilakukannya adalah hal yang tak boleh ditiru.

"Yang Panji kasih di youtube ini, Panji terus memberi pesan jangan tiru adegan ini, karena saat menangkap ular itu harus memiliki kehalian khusus apalagi hanya menggunakan tangan, dan juga harus ada ilmunya mau itu ilmu pengetahuan, ilmu ghaib, pokoknya yang sudah ada pengalaman," kata Panji.

"Jadi buak adik-adik, jika kalian melihat ular berkeliaran dirumah, atau dimanappun itu, jangan kalian tangkap ular itu, karena kalau ularnya sampai gigit, kalian bisa masuk rumah sakit," papar Panji.

"Nah sama halnya di kasus anak di Depok ini usia 8 tahun, digigit ular kobra, dalem berita tersebut dijelaskan anak tersebut menangkap kobra itu untuk dimandiin, kemudian abis dimandiin ulernya mau dimasukin dalem botol, namun karena ulernya basah jadi saat dipegang ular itu menjadi licin dan akhirnya ulernya membalik dan menggigit anak itu,' katanya.

"Tapi saat saya ikuti beritanya, si anak sudah membaik dan sudah bisa pulang, namun hal yang membuat saya kaget ialah pernyataan dari ayahnya yang mengatakan bahwa anaknya terobsebsi dari tontonan Panji Petualang di youtube,' tegas Panji.

Panji juga menghimbau untuk para orang tua agar tetap memberikan wawasan kepada anak saat menonton konten berbahaya seperti ini dan jangan lupa berikan edukasi.

"Nah untuk para orang tua, untuk anak yang sering nonton Panji, apa yang saya lakukan itu semua sudah berkah bakat dari Tuhan, tidak bisa diikuti oleh anak di Indonesia," ujar Panji.

"Jadi Panji titip pesen, apa yang dilakukan oleh Panji karena saya itu punya ilmu, udah bilang aja gitu, biar anak-anaknya gak gampang niru," katanya.

"Jadi inget, anak-anak jangan sesekali menangkap ular, karena Panji sendiri aja masih suka digigit, jika saya tidak apa-apa belum tentu juga kalian juga tidak apa-apa," ujarnya.

"Jadi mohon, apa yang Panji lakukan menangkap ular dengan tangan kosong jangan kalian tiru, tolong, semoga korban gigita ulan di Depok cepet sembuh," tutup Panji.

Dipatuk Anak Ular Kobra, Bocah 8 Tahun Sekarat, Dikira Bisa Dimainkan dan hendak Dimasukan ke Botol!

Seorang bocah delapan tahun sekarat setelah dipatuk ular kobra di Depok dan kini menjalani perawatan di rumah sakit.

Bocah 8 tahun yang dipatuk ular kobra di Depok itu kini masih menjalani perawatan di ICU RSUI.

Teror ular Kobra di Kota Depok masih terus terjadi.

Jika pekan lalu hewan reptil ini menyerang tiga orang dewasa, kali ini anak kecil menjadi korbannya.

Bocah delapan tahun berinisial RA terpaksa menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) setelah dipatuk ular Kobra di Jalan Kemiri Jaya, Kecamatan Beji, Depok, Minggu (15/12/2019).

"Ular kobra itu ditangkap sama keponakan. Pas mau dimasukin ke dalam botol minuman, keponakan saya langsung digigit (dipatuk) ular itu," kata paman korban Ramadhoni saat dihubungi wartawan, Selasa (17/12/2019).

Korban, kata Ramadhoni, langsung dibawa ke rumah sakit dan sempat mendapatkan perawatan di ruang ICU secara intensif Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).

Beruntung RA bisa cepat tertangani sehingga kini dirinya sudah berada di ruang rawat inap.

"Kami minta doanya agar keponakanya saya sembuh, saat ini kondisinya sudah membaik," papar Ramadhoni.

Sang paman menceritakan bagaimana awal mula keponakannya itu dipatuk ular.

Sebelumnya, RA tengah bermain dengan teman-teman sebayanya di teras rumah.

Namun kemudian, muncul tiba-tiba dua anak ular Kobra.

Ular tersebut kemudian ditangkap dan ketika akan dimasukkan ke dalam botol minuman untuk dibuang, ular tersebut justru mematuk tangan RA.

"Namanya anak-anak yang menemukan ular, mereka kurang teliti atau kurang hati-hati sampai akhrinya memegang ular untuk dimasukan kedalam botol. Ketika ular diambil dimasukan kedalam botol keponakan saya tergigit ular tersebut," katanya.

Sebelumnya, seorang pedagang, Wagiman juga dipatuk ular di bagian kaki kanannya saat membereskan dagangannya di Pasar Kemirimuka, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019).

Korban langsung dilarikan ke RSUD Depok dan menjalani perawatan di ruang rawat inap.

Syukurnya, Minggu (15/12/2019) siang Wagiman sudah diperbolehkan pulang oleh tim dokter RSUD Depok.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul DIPATUK Ular Kobra, Bocah 8 Tahun Sekarat dan Dirawat Intensif di Rumah Sakit di Depok

Ular kobra yang ditemukan di Masjid At Takwa Perum Griya Adi Palur Mojolaban Sukoharjo, Sabtu (14/12/2019). TribunSolo.com/Agil Tri
Ular kobra yang ditemukan di Masjid At Takwa Perum Griya Adi Palur Mojolaban Sukoharjo, Sabtu (14/12/2019). TribunSolo.com/Agil Tri (Tribunnews.com)

 WASPADA, Ular Kobra Sukai Tempat Lembab untuk Bertelur dan Bayi Ular Kobra Menyebar Ikuti Instingnya

 31 Ular Kobra Sembunyi di Gulungan Karpet Masjid, Pengurus Masjid Panggil Anggota TNI, Ini Hasilnya!

 Terinjak Ular King Kobra dan Bertemu Harimau Sumatera, Kisah Petugas Pemadam Karhutla di Hutan

WASPADA, Ular Kobra Sukai Tempat Lembab untuk Bertelur dan Bayi Ular Kobra Menyebar Ikuti Instingnya

Memasuki musim hujan, tanah dan udara pun mulai mengalami peningkatan kelembaban, hal ini diduga memicu kemunculan ular kobra pada sejumlah wilayah di Jakarta, Jawa Barat hingga Jawa Tengah.

Seperti kemunculan sejumlah anakan (bayi) kobra yang baru saja terjadi di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2019).

Menurut Peneliti Reptil dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy yang dihubungi Tribunnews pada Minggu (15/12/2019) lalu, ular kobra sangat menyukai tempat yang memiliki tingkat kelembaban tinggi.

Tempat ini biasanya digunakan induk kobra sebagai area bertelur.

Umumnya, reptil satu ini memilih wilayah persawahan untuk mengeluarkan telurnya sebelum kemudian menetas secara alamiah.

"Kobra itu di sawah sangat survive di situ, dia bisa meletakkan telurnya, bisa berkembang biak," ujar Amir, saat dihubungi Tribunnews.

 31 Ular Kobra Sembunyi di Gulungan Karpet Masjid, Pengurus Masjid Panggil Anggota TNI, Ini Hasilnya!

 Fase Menetas Telur Ular di Bulan Januari 2020, Waspada Rumah dan Jamban Jadi Tempat Sembunyi

 Penemuan Ular Raksasa di Indonesia, Ada yang Disebut Naga oleh Suku Dayak, hingga Mati Terbakar Api!

Ia kemudian menjelaskan bahwa musim hujan biasanya dimanfaatkan kobra untuk meletakkan telurnya.

Dalam satu kali bertelur, induk kobra mengeluarkan sekitar 10 telur, setelah itu kobra dewasa ini akan meninggalkan telur-telurnya tersebut.

"Nah musim ini memang musim kobra itu untuk menetas anakannya, dan si induknya itu meninggalkan telurnya setelah dia bertelur," jelas Amir.

Sedangkan untuk periode menetasnya, telur-telur ini membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 4 bulan untuk bisa menetas menjadi anak atau baby kobra.

Menurut Amir, si induk kobra pun mungkin saja telah berada di area tersebut pada periode itu.

"Dan periode menetas telurnya itu adalah 3 sampai 4 bulanan, sehingga induknya pun mungkin sudah 3 atau 4 bulan posisi ada di situ," kata Amir.

Kemudian ia menambahkan, fase selanjutnya yang akan dilewati baby kobra ini setelah menetas, tentunya akan menyebar mengikuti instingnya sebagai satwa liar.

Hal ini yang mungkin akhirnya membuat gempar warga pemukiman yang menemukan keberadaan baby kobra ini.

"Nah ketika anakan menetas, yang namanya baby akan menyebar ke mana-mana sesuai dengan instingnya, dia akan menyebar ke mana-mana, ini yang terjadi di situ," ujar Amir.

Ular kobra yang ditemukan di Masjid At Takwa Perum Griya Adi Palur Mojolaban Sukoharjo, Sabtu (14/12/2019). TribunSolo.com/Agil Tri
Ular kobra yang ditemukan di Masjid At Takwa Perum Griya Adi Palur Mojolaban Sukoharjo, Sabtu (14/12/2019). TribunSolo.com/Agil Tri (Tribunnews.com)

 Rekam Perselingkuhan Artis Top di Dalam Mobil, Sopir Ini Beruntung Terima Hadiah Uang Rp 723 Juta

 Jangan Terkecoh Wajah Polosnya, Tumbuh Dewasa Jadi Pembunuh Kejam, No 4 karena Benci Hari Senin

 Darlina Bikin Pengakuan Kerasukan Puyang Rambut Emas Hoaks, Begini Respon Masyarakat Pagaralam

31 Ular Kobra Sembunyi di Gulungan Karpet Masjid, Pengurus Masjid Panggil Anggota TNI, Ini Hasilnya!

SRIPOKU.COM - Lanjar (47), seorang takmir Masjid At Takwa di Perumahan Griya Adi Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, terkejut bukan kepalang, dengan apa yang ditemukannya di masjid tersebut, Sabtu (7/12/2019) lalu.

Saat itu ia hendak menunaikan Salat Ashar berjamaah.

Tiba-tiba, Lanjar melihat hal mencurigakan di dekat mimbar masjid.

Begitu dilihat dari dekat, ternyata ada seekor ular berwarna hitam di sana.

"Ularnya ada di gulungan karpet dekat mimbar," ujar Lanjar, saat dijumpai TribunSolo.com, Selasa (17/12/2019).

Penemuan Lanjar, mengingatkannya akan maraknya penemuan ular di sejumlah daerah.

Ia pun berinisiatif memeriksa gulungan karpet itu.

Benar saja, ada banyak ular di sana.

"Saat mau salat, di karpet dekat mimbar ditemukan satu ekor ular,"

"Pas kita cek di lipatan karpet yang lain, ternyata ditemukan 6 ekor ular lagi," kata Lanjar.

Pengurus masjid kemudian memanggil bantuan dari seorang warga sekitar bernama Janu.

Janu adalah anggota TNI dari Brigrif 6, yang juga anggota komunitas pencinta ular, Exalos Indonesia.

Penemuan Janu selama memeriksa masjid itu, lebih mengejutkan lagi.

Selama empat hari menyisir, Janu menemukan puluhan anak ular kobra jawa atau yang memiliki nama latin Naja Sputatrix.

"Saya temukan lagi 25 ekor, yang 5 ekor sudah saya lepas liarkan lagi, ini tinggal 20 ekor," kata Janu.

Menurut Janu, ular tersebut banyak ditemukan di gudang karpet yang berada didekat mimbar masjid.

"Ular pertama kali saya temukan di tumpukan keramik, dan tumpukan karpet," jelasnya.

Tumpukan karpet itu kemudian di gelar satu persatu didalam ruangan masjid, dan banyak sekali ditemukan anak ular di sana.

Dia memperkirakan, induk dari anak ular itu masuk kedalam masjid sekitar dua bulan yang lalu, untuk bertelur, lalu pergi.

"Proses penetasan telur ular sekitar dua bulan, dan telur ular ini tidak diengkrami, jadi setelah si Induk bertelur, dia langsung pergi," terangnya.

Sementara ular yang ditemukan sekitar umur 2-3 minggu dengan panjang sekitar 20 cm.

Untuk mengantisipasi masjid tersebut digunakan sebagai sarang ular, pihaknya dan pengurus masjid menutup lubang di dalam gudang, yang dijadikan tempat untuk pompa air.

Menurut Lanjar, ini merupakan kejadian pertama kali yang terjadi di masjid tersebut. (TribunSolo.com/Agil Tri)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved