Berita OKI

Kisah Seriang Kuning, Putri Keturunan Jawa Beragama Islam di OKI dan Legenda Negori Silop.

Ketenaran Puteri Seriang Kuning tersiar ke segala penjuru, setelah ia dipertemukan dengan Puyang Yusuf dan Puyang Ismail penguasa Negori Silop.

Editor: Tarso
TRIBUN SUMSEL.COM/Nando zein
Makam Seriang Kuning yang Melegenda di Kelurahan Kedaton, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG -- Banyak tokoh berjasa tersohor yang ada di wilayah Kayuagung, Ogan Komering Ilir (OKI) tapi jarang terekspose kiprahnya.

Meski para tokoh tersebut hidup di zaman dahulu, dan sempat berjuang melawan Belanda yang menjajah, hingga mereka meninggal dan jasanya melawan penjajah tetap dikenang.

Makamnya pun hingga kini masih dikeramatkan oleh masyarakat Kayuagung.

Kisah para tokoh yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Kayuagung di zaman dulu dimulai pada awal abad ke 14 Masehi.

"Kisah Pertama dimulai dari cerita seorang putri keturunan tanah Jawa beragama islam bernama Putri Sri Ayu yang konon ayahnya merantau di tanah Jawa dan asal usul ayahnya berasal dari tentara kerajaan Bone, sedangkan sang Ibu masih keturunan Arab," ungkap Yuslizal Kasi Pengembangan Seni dan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKI, Minggu (1/12/2019).

Dilanjutkannya, pada usianya yang hampir sepuluh tahun, Putri Sri Ayu diajak orangtuanya beserta sanak keluarga ayahnya untuk merantau ke Pulau Sumatera yang pada masa itu masih bernama Andalas.

"Kala mereka mendatangi Andalas, mereka langsung menapakkan kaki di tanah Kayuagung yang kala itu, Kayuagung masih diperintah oleh seorang puyang keturunan Jawa Lampung," lanjutnya.

Lantas, mereka hidup damai hingga Putri Sri Ayu tumbuh dewasa, sang ayah ahli dalam membuat ukiran, sedangkan ibu pandai membuat peralatan masak memasak yang dibuat dari tanah atau Gerabah dan Tembikar.

Hingga pada suatu kesempatan sang ayah didampingi oleh keluarganya berusaha membangun sebuah perkampungan.

"Nah, karena kampung tersebut masih dalam masa pembangunan dan perkembangan, akhirnya banyak pendatang dari berbagai penjuru dan berbagai pulau, hingga kampung tersebut menjadi ramai,"

"Bahkan tak sedikit pendatang yang menempati kampung tersebut adalah seseorang dengan kesaktian tinggi dengan berbagai kemahiran baik strategi berperang maupun ilmu gaib," jelasnya.

Yang sangat berpengaruh kedatangannya ialah mereka yang diutus untuk menyebarkan agama Islam dari wilayah Banten.

"Yang sangat berpengaruh kesaktian dan dakwahnya dalam menyebarkan agam islam di daerah itu antara lain Puyang Haji Husin, Puyang Haji Muhammad Amin, dan puyang Haji Muhammad Hasan. Ketiganya menjadi sahabat dekat ayah Putri Sri Ayu," pungkasnya.

Di tengah kisah mereka, tiba-tiba kampung tersebut dilanda musibah bencana alam. Berangkat dari hal tersebut, Ayah Putri Sri Ayu hawatir kalau anak satu-satunya ikut hanyut dibawa air.

"Puyang Haji Hasan dikenal memiliki kesaktian mampu menahan arus air yang deras, sehingga wilayah kekuasaan mereka terhindar dari arus air yang begitu dahsyat. Mendengar wilayah itu terhindar dari banjir besar, beberapa penduduk dari luar daerah berdatangan," tuturnya.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved