Berita Palembang

SKK Migas Gandeng TNI dan Tandatangani MoU dalam Menangani Persoalan Ilegal Drilling

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas sudah melakukan penandatangan MoU dengan Panglima TNI dalam menangani persoalan ilegal drilling.

Penulis: Azwir Ahmad | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM/AZWIR
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (baju batik). Di sela acara Facility Management Forum 2019 di Hotel Santika Primiere Palembang, Rabu (13/11/2019). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas ) sudah melakukan penandatangan MoU dengan Panglima TNI dalam menangani persoalan ilegal drilling di beberapa daerah.

Selain itu juga menjalin kerjasama dengan kepolisian dalam upaya penertiban.

Hal tersebut diungkapkan Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto usai membuka Facility Management Forum 2019 di Hotel Santika Primiere Palembang, Rabu (13/11/2019).

Menurut Soetjipto persoalan ilegal drilling adalah persoalan penting yang mesti ditertibkan. Karena tidak saja masalah pelanggaran dalam kegiatannya, tapi juga menyangkut masalah keselamatan karena dapat menyebabkan ledakan dan kebakaran.

Sotjipto belum bisa memastikan apakah ada kemungkinan keterlibatan oknum " orang dalam" terkait praktik Ilegal drilling atau pun ilegal minning tersebut.

"Memang untuk melakukn itu tentunya harus punya pengetahuan tentang drilling. Tapi itu nantinya kita kerjasama dengan penegak hukum untuk melihat adanya keterlibatan tersebut," katanya.

Pada kesempatan itu Soetjipto menyebutkan bahwa target produksi minyak yang ditetapkan DPR untuk tahun 2020 adalah 750 ribu barel/day.

Karena itu SKK Migas berupaya semaksimal mungkin dalam mendorong eksplorasi dan produksi dengan melakukan berbagai perubahan strategi dan kebijakan.

Pascaledakan Bom di Polrestabes Medan, Markas Kepolisian Resor Banyuasin Gelar Apel Siaga 1

Tiga Pemuda Muratara Ditangkap Tim Macan Linggau Saat Bertransaksi Senjata Api Rakitan

BREAKING NEWS : Pelaku Jambret Beraksi di Simpang Soak, Terjatuh Dikepung Massa, Motor Dibakar

Dia mengungkapkan bahwa dewasa ini persoalan migas terkait lifthting dan produksi dalam kondisi yang memprihatinkan. Karena produksi yang terus turun.

"Pertanyaannya mau kemana oil and gas ini," katanya.

Menghadapi situasi ini SKK mencoba bertransformasi. Dari mindset semata persoalan administrasi harus dirubah menjadi melayani.

Lebih proaktif seperti dalam mengajak atau memberi jalan bagi investor.

"Kita punya 128 cekungan oil, gas atau oil dan gas. Dari jumlah tersebut baru 54 atau belum separuhnya di eksplorasi. Dan baru 19 yang berproduksi. Artinya ada potensi besar yang belum digarap," katanya.

Untuk merangsang kegiatan hulu migas ini maka ada beberapa hal dilakukan SKK Migas yakni Seperti membangun strong vision. Proses perizinan ebih sederhana. Akan membuka kebijakan layanan satu pintu. Dan digitalisasi.

"Implementasi digitalisasi atau teknologi 4.0 sangat penting dalam mencapai tujuan menekan cost serendah mungkin serta untuk bersaing dengan energi terbarukan," katanya. (az)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved