Update ASN Kementerian PU Dibunuh: Pinjam Tangan Eksekutor, Begini Cara Sadis Yudi Habisi Apriyanita
Update ASN Kementerian PU Dibunuh: Pinjam Tangan Eksekutor, Begini Cara Sadis Yudi Habisi Apriyanita
Modus operansi Apriyanita ASN di Palembang Jadi Korban Pembunuhan
Update ASN Kementerian PU Dibunuh: Pinjam Tangan Eksekutor, Begini Cara Sadis Yudi Habisi Apriyanita
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Update ASN Kementerian PU Dibunuh: Pinjam Tangan Eksekutor, Begini Cara Sadis Yudi Habisi Apriyanita.
Setelah dikubur selama 17 hari sejak 8 Oktober lalu, terungkap modus operasi mengapa Yudi tega membunuh Apriyanita ASN Kementerian PU.
Dengan mengupah dan sedikit memaksa Ilyas pembunuh bayaran alias eksekutor untuk menghabisi Apriyanita, ASN Kementerian PU yang tak lain temannya sendiri.
Diakui Yudi yang merasa sakit hati sehingga tega menghabisi Apriyanita, bahwa bermula dia tak tahan ditagih piutang bisnis mobil bekas, maka Yudi yang kesal kemudian Pinjam Tangan Eksekutor untuk menghabisi ASN Kementrian PU itu.
Dengan matang Yudi membuat perencanaan dengan memulai menejemput korban Apriyanita dari rumahnya kemudian membawa ASN Kementerian PU itu ke TKP di kandang Kawat Palembang, 8 Oktober malam.
Maka itu beberapa hari setelah itu, keluarga korban gempar kehilangan Apriyanita, ASN Kementerian PU dibunuh.
Modus Operandi dan cara Yudi Pinjam Tangan Eksekutor untuk menghabisi Apriyanita juga terbilang terencana dengan matang dan sudah dipersiapkan.
Setelah tak tahan selalu dikejar-kejar korban lewat ponsel menagih piutang sebesar Rp 145 juta itu, Yudi kemudian mengajak teman yang tak lain pamannya Novi, setelah menculik Apriyanita ASN Kementreian PU itu, maka Yudi kemudian kembali menculik seorang untuk dipaksa menjadi esekutor menghabisi korban.
Pengakuan Sang Eksekutor
Apriyanita ASN di Palembang Jadi Korban Pembunuhan ini bermula saat Ilyas tiba-tiba diculik dua orang tak dikenalnya.
Ilyas mengakui, Apriyanita , ternyata dibunuh dengan cara dijerat.
Namun mengajak buruh bangunan muda yang bertemu di tengah jalan, namun dia kemudian diculik pula oleh Yudi dan Novi untuk dipaksa membunuh korban yang merupakan ASN Kementrian PU tersebut.
Hal tersebut dikatakan langsung oleh pelaku Ilyas (26) saat ditemui di Pilda Sumsel dengan wajah yang tertunduk malu.
Ternyata pria yang berprofesi sebagai buru bangunan yang dipaksa Yudi dan Acik untuk menjerat leher korban Apriyanita.
"Aku ketemu mereka di Jalan Sumur Tinggi dekat TK diajaklah masuk ke mobil dan diajak ke arah taman kenten.
Mereka berdua memaksa untuk membunuh korban menggunakan tali," ujar Ilyas kepada Sripoku.com saat ditemui di Unit 1 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel.
Ilyas menuturkan tak dapat menolak perintah dari kedua pelaku pembunuhan ASN tersebut. Karena dirinya mendapat ancaman oleh keduanya.
"Gimana kak saya mau nolak karena liat tampangnya seperti itu dan diancaman mau dibunuh,"kata Ilyas.
Diupah Rp 4 Juta
Meski tak tega, dibawah tekanan dan paksaan, juga diiming-iming uang Rp 4 juta, Ilyas kemudian menjerat leher korban hingga tewas.
Kemudian pelaku yang berprofesi sebagai buruh bangunan tersebut menjerat korban dengan menggunakan tali. Lalu dirinya diberi uang sebesar 4 juta rupiah.
"Setelah aku bunuh aku dikasih uang sebesar 4 juta rupiah. Duetnya langsung aku abiske untuk minum untuk ngelupakan peristiwa yang aku lakukan tadi,"kata Ilyas.
Ilyas seorang buruh bangunan yang dipaksa oleh Yudi dan Acik membunuh ASN bernama Apriyanti di dalam mobil tepatnya daerah Taman Kenten, Jumat (25/10/2019)
Pasal Utang Piutang
Seperti diketahui, pasal utang piutang membuat Yudi tega menghabisi nyawa temannya sendiri Apriyanita, ASN Kementrian PU.
Kronologis Apriyanita ASN di Palembang Jadi Korban Pembunuhan terungkap jelas.
Hutang piutang dari bisnis jual beli mobil menjadi motif pembunuhan terhadap Apriyanti (50) yang merupakan PNS di Kementerian PU Balai Besar Jalan.
Jenazah korban ditemukan dalam keadaan disemen di TPU Kandang Kawat Palembang , Jumat (25/10/2019).
Saat ditemui di Unit 1 Subdit III Jatanras Mapolda Sumsel, tersangka Yudi Tama Redianto (41) mengaku tega membunuh korban lantaran tak tahan terus ditagih hutang oleh korban.
"Hutang itu berawal dari tanggal 26 Agustus 2019. Saat itu saya menawari ada lelang mobil di Jakarta. Mobil jenis inova tahun 2016. Harganya Rp.145 juta," ujar Yudi.
Namun bukannya dibelikan mobil, uang tersebut justru dihabiskan tersangka untuk berfoya-foya.
Sementara korban terus menagih agar uangnya dikembalikan.
"Mobilnya tidak ada," ujar Yudi.
Dari total Rp.145 juta, tersangka mengaku sempat mengembalikan uang sebesar Rp 50 juta secara berangsur ke korban.
Puncaknya pada tanggal 8 Oktober 2019, korban kembali menagih uangnya.
Kali ini korban meminta uang sebesar Rp.35 juta. Sedangkan tersangka mengaku hanya memiliki uang sebesar Rp.15 juta.
"Sebenarnya dia (korban) tidak marah sih, cuma bilang yud, saya butuh uang besok. Bayar hutang kamu Rp. 35 juta. Tapi saya cuma punya uang Rp.15 juta," ujarnya.
Merasa tak tenang karena ditagih hutang, tersangka lantas menghubungi pamannya, Novi atau biasa disapa tersangka dengan panggilan Acik.
Dari situlah tersangka mendapat saran untuk menghabisi nyawa korban.
Berdasarkan pengakuannya pula, uang Rp.15 juta yang rencananya akan membayar hutang, justru digunakan tersangka untuk membayar jasa orang-orang yang membantunya membunuh korban.
"Acik ngajak Ilyas. Jadi ada 3 orang yang membunuh korban," ucapnya.
Dikatakan tersangka, tidak ada kepercayaan khusus yang selama ini diberikan korban terhadapnya.
Namun menurutnya, korban bersedia diajak bekerja sama dalam bisnis karena mereka sempat bekerja di satu kantor yang sama yakni di satua kerja (Satker) wilayah III PU sejak tahun 2014.
"Waktu satu kantor itu, meja kerja kami bersebelahan. Kemudian saya pindah di wilayah I dan korban tetap di tempat yang lama," ujarnya.