Mengenal Ciu, Miras Khas Banyumas, Kucing Pun Bisa Mati Dibuatnya
Ciu, sebutan sejenis minuman beralkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi ketela pohon cair yang terbuang dalam proses pembuatan tapai.
SRIPOKU.COM - Setiap daerah di Indonesia memiliki sebutan untuk minuman keras (miras) dari daerahnya.
Salah satunya adalah Ciu, sebutan sejenis minuman beralkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi ketela pohon cair yang terbuang dalam proses pembuatan tapai (tetes tapai).
Dikutip dari wikipedia, minuman ini khas dari daerah Desa Kebjaran, Sumpiuh, Banyumas dan Cikakak Ajibarang, Jawa Tengah, Indonesia, sebuah daerah di sekitar pinggiran kota Banyumas.
Selain itu minuman ini juga sangat populer dikalangan pemuda Kota Sumiuh. Minuman ini dikenal mengandung alkohol dan sangat efektif untuk membuat orang yang meminumnya mabuk.
Ciu sangat populer di Pulau Jawa terutama wilayah Banyumas, Sumpiuh, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Kroya dan sekitarnya.
Awalnya Ciu hanya banyak dipasarkan di wilayah Banyumas, Purwokerto, Sumpiuh dan Ajibarang saja, tetapi dengan semakin melambungnya harga miras botol membuat masyarakat kembali memilih Ciu sebagai miras yang lebih terjangkau harganya.
Baru-baru ini, Ciu menjadi perbincangan banyak prang.
Dikutp dari tribunnews.com, viral di media sosial Twitter sebuah video memperlihatkan seekor kucing dicekoki Ciu hingga kejang-kejang dan akhirnya mati.
Video tersebut diketahui direkam dan diunggah ke Instagram Story sebuah akun bernama @azzam_cancel.
Total, @azzam_cancel mengunggah sebanyak enam video yang memperlihatkan seekor kucing tersiksa karena dicekoki miras.
Dalam video tersebut, terlihat seekor kucing ras berwarna abu-abu putih terkapar sementara bulunya basah kuyup.
Tubuh si kucing tampak bergetar, sementara seseorang masih terus memaksanya meminum cairan yang diduga miras.
"Percobaan ciu terhadap kucing anggora," tulis @azzam_cancel.
Tak berhenti sampai disitu, @azzam_cancel juga mengunggah Instagram Story dua jam setelah kucing malang tersebut dipaksa minum miras.
Ia menyebut tubuh si kucing bergetar setelah dua jam empedunya bekerja keras mengeluarkan racun.