Berita Palembang
Karban Aksi Demo Penolakan RUU KPK Lebih Ngeri dari Korban Unjukrasa Reformasi Tahun 1998
Koordinator lapangan PMI menceritakan korban aksi demo kali ini lebih ngeri dibanding demo mahasiswa menuntut reformasi 1998 lalu.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Aksi mahasiswa turun ke jalan menyuarakan penolakan rencana pengesahan rancangan undang-undang KPK berakhir ricuh sehingga membuat puluhan korban harus dilarikan ke rumah sakit.
Palang Merah Indonesia (PMI) Palembang mencatat 40 korban yang mereka evakuasi dan dibawa dengan ambulance dirujuk ke sejumlah rumah sakit di Palembang. Terbanyak mahasiswa ini dirujuk ke RS Muhammadiyah dan RSMH.
Yoedhi S Fakar, Koordinator lapangan PMI menceritakan korban aksi demo kali ini lebih ngeri dibanding demo mahasiswa menuntut reformasi 1998 lalu.
Yoedhi mengisahkan jika demo 21 tahun lalu hanya ada tiga korban jiwa yang ditangani PMI dan dibawa ke rumah sakit. Tidak sebanyak hari ini yang mereka tangani.
Bersama tim beranggotakan 25 orang, Yoedhi berjibaku melawan macet dan tidak terkendalinya susana demo membawa mahasiswa yang terluka untuk segera mendapat perawatan lanjutan.
• Pria Bertato Asal Lampung Ini Ditembak Polisi karena Mencuri Motor di OKU, Terlacak dari GPS HP
• Kedapatan Membuka Lahan dengan Cara Dibakar, Warga OKU Selatan Ini Terancam 10 Tahun Penjara
• Terdakwa Pembunuh Istri dan Selingkuhnya di OKI Dituntut 20 Tahun Penjara, Pengacara Minta Ringan
Sebagain anggota ada yang memberikan pertolongan pertama, jika korban kondisinya membaik tidak dirujuk ke rumah sakit tapi jika masih perlu rujukan maka ambulance bergerak cepat membelah macet mengantarkan korban ke rumah sakit.
"Rata-rata korban terkena hipotermia (kedinginan) karena hujan dan panik, ada juga yang terkilir dan yang terluka," ujarnya, Selasa (24/9/2019).
Bertugas sejak siang, tim PMI ini bahkan harus rela menahan lapar dan menjelang magrib mereka baru bisa istirahat dan makan bersama.
Makanan yang disantap juga makanan ayam goreng cepat saji. Duduk bersama di basmen Transmart sebagai posko pertolongan terakhir, tim PMI tanpa sungkan duduk di lantai menyantap makanannya dengan lahap.
"Prioritas kami keselamatan korban, kalau tugas sudah selesai barulah kami bisa istirahat, kalau belum selesai ya harus diselesaikan dulu sebab menyangkut nyawa dan keselamatan sesama," tambahnya.
Laporan wartawan Tribun Sumsel Hartati