Bahaya Laten Berkendara di Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan

Beberapa wilayah di Pulau Sumatera dan Kalimantan dilanda kabut asap akibat bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Kondisi ini pun berdampak la

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/SYAHRUL HIDAYAT
Ilustrasi - Kabut asap Karhutla Sumsel yang menyelimuti kota Palembang pada malam hari mulai pekat. 

SRIPOKU.COM, JAKARTA - Beberapa wilayah di Pulau Sumatera dan Kalimantan dilanda kabut asap akibat bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Kondisi ini pun berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, termasuk para pengendara bermotor.

Salah satunya yang paling parah adalah berkurangnya jarak pandang saat berkendara. Ini berlaku bukan hanya untuk untuk mobil, tapi juga para biker yang mengendarakan sepeda motor.

Gubernur Sumsel H Herman Deru Ajak Mahasiswa Sholat Istisqo Atasi Karhutla

Kabut Asap akibat Karhutla di Sumsel Makin Parah, Ratusan Anak di Kabupaten Muratara Terpapar ISPA

Penggiat safety riding sekaligus pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, meminta agar para pengendara lebih barhati-hati ketika membawa kendaraan di kawasan kabut asap.

"Faktor pertama jelas menyerang visibilitas yang membuat jarak pandak saat membawa motor atau mobil menjadi lebih pendek. Pengendara tak bisa melihat jauh ke sepan seperti pada umumnya," ujar Jusri kepada Kompas.com, Rabu (18/9/2019).

Jusri menyarankan, bagi pengemudi kendaraan bermotor untuk memikirkan atau merencanakan kembali perjalanan ketika sedang dihadapi kabut asap.

Bila memang keperluannya tidak darurat, sebisa mungkin tidak usah keluar apalagi sampai membawa kendaraan bermotor.

Tapi bila memang mendesak, di sarankan agar pengendara memilih waktu saat pagi hari. Kondisi ini lantaran intensitas asap tak terlalu tinggi saat pagi hari, berbeda dengan siang hari.

"Tingkat kelembapan udara masih ada di pagi hari sehingga mungkin asap akan berkurang, tidak terlalu pekat seperti siang hari. Kalau sore dan malam akan lebih parah, karena sudah gelap, tertutup asap juga, jadi jangan nekat karena minim sekali visibilitasnya," ucap Jusri.

Dampak dari jarak pandang yang tak maksimal menurut Jusri bisa sangat fatal. Mulai dari membahayakan diri sendiri sampai membahayakan juga bagi orang sekitar.

Karena itu, pastikan penerangan kendaraan berkerja maksimal, bagi pengendara mobil disarankan untuk tidak membuka kaca atau menyerap udara dari luar.

Sebisa mungkin menggunakan udara di area kabin saja, namun tetap menggunakan masker penutup.

"Untuk motor sebenarnya berbahaya, jadi tidak di sarankan. Mobil pun ketika berkendara harus tetap masker untuk mencegah adanya kebocoran.

Paling bahaya dari kabut asap kebakaran hutan itu berdampak pada penyakit saluran pernapasan, ini harus diperhatikan," kata Jusri.

Penulis: Stanly Ravel

Like Facebook Sriwijaya Post Ya...

Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://otomotif.kompas.com/ dengan Judul:
Bahaya Laten Berkendara di Kabut Asap Karhutla

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved