Kian Pekat, Disdik Sumsel Akan Mundurkan Jam Belajar Sekolah Terkait Kabut Asap

Pekatnya kabut asap yang menyelimuti kota Palembang semakin memicu kekhawatiran bagi masyarakat terhadap dampak polusi udara.

Editor: Budi Darmawan
SRIPOKU.COM/SYAHRUL HIDAYAT
Kabut Asap di Pagi Hari 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -Pekatnya kabut asap yang menyelimuti kota Palembang semakin memicu kekhawatiran bagi masyarakat terhadap dampak polusi udara.

Terutama bagi anak sekolah yang rata-rata masuk pagi sekitar pukul 06.45 dan kabut mulai pekat dari pukul 05.00 hingga 07.00.

Mengantisipasi hal tersebut, Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel segera mengambil langkah efisien agar kabut tidak membahayakan aktivitas belajar-mengajar khususnya anak sekolah.

"Setelah mendapat informasi resmi dari Dinas Kesehatan tentang tingkat kepekatan asap yang bisa membahayakan bagi kesehatan anak-anak, maka kami akan segera menerbitkan edaran ke setiap sekolah," ujar Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo saat dikonfirmasi, Kamis (5/9/2019).

Akibat Kabut Asap , Hari Ini Lima Penerbangan Di Bandara SMB II Palembang Delay Selama 1 Jam

Dia juga mengatakan tujuan dari menerbitkan edaran ke setiap sekolah ini untuk menata atau menggeser jam belajar siswa ke agak siang. "Jadi saat pagi hari mereka tidak terganggu dari dampak kabut asap tersebut," katanya.

"Kalau asap tersebut terdeteksi membahayakan sepanjang hari sangat mungkin siswa dapat belajar di rumah dengan memanfaatkan kelas maya. Aktivitas dan kegiatan belajar-mengajar harus terus berjalan. Sehingga anak-anak tetap belajar meski tidak tatap muka. Jadi waktunya dibuat tentatif saja," jelasnya.

Sebelum membuat surat edaran, saat ini pihaknya masih menunggu info dari Dinkes Sumsel terkait sehat atau tidaknya kondisi asap di Sumsel saat ini bagi anak. "Mengingat jam pekatnya rata-rata pagi hari maka kecenderungannya adalah memundurkan jam masuk sekolah," ujarnya.

Selain itu, saat ini Dinkes masih memantau, dan dirinya masih menunggu hasilnya untuk putuskan seberapa lama mundur atau jika sudah sangat membahayakan maka akan ditempuh untuk belajar di rumah.

"Kondisi ini sama seperti 2015 lalu, yang mana kabut asap berpotensi membahayakan terutama memicu ISPA. Jadi untuk antisipasi tidak masalah kalau anak-anak belajar melalui kelas maya. Namun bukan berarti kita liburkan," tutupnya. (TS / Elm)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved