Berita Palembang
Kabut Asap di Palembang Kembali Menebal, Jarak Pandang Menurun Waspada saat Berkendara
Kabut Asap Kembali Menebal, Jarak Pandang Menurun. BMKG Imbau Masyarakat Waspada Dalam Berkendara
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
Kabut Asap Kembali Menebal, Jarak Pandang Menurun. BMKG Imbau Masyarakat Waspada Dalam Berkendara
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sejak dua hari terakhir kabut asap kembali menebal dan menyelimuti kota Palembang, Rabu (4/9/2019).
Akibat dari adanya kabut asap tersebut membuat Jarak Pandang (JP) para pengendara sedikit terganggu.
Dari pantauan Sripoku.com, ketika berkendara pandangan ke depan pun sedikit buram dampak adanya kabut asap tersebut.
Kabut yang menerpa ini diprediksi merupakan kabut asap, berbeda dengan embun pada umumnya yang akan terasa dingin dan sedikit basah.
Para pengendara yang melintas di jalan raya juga terpaksa menghidupkan lampu penerangan guna membantu pencahayaan selama berkendara.
Selain itu, msyarakat juga tampak banyak menggunakan masker demi terhindar dari paparan langsung kabut asap.
• BERITA FOTO : Kabut Asap Makin Tebal Selimuti Kota Palembang
• Diskusi Membawa Kebermanfaatan, Diskusi Terbuka BEM Fakultas Ekonomi Unsri
• Mohamed Salah Harus Tinggalkan Liverpool Seperti Philippe Coutinho
Kasi Data dan Informasi BMKG SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji menjelaskan angin permukaan yang tercatat umumnya dari tenggara dengan kecepatan 5-15 Knot (9-28 Km/Jam) mengakibatkan potensi masuknya asap akibat Karhutla ke wilayah Kota Palembang.
Sumber dari LAPAN pada, tanggal 4 September 2019 tercatat beberapa titik panas di wilayah sebelah tenggara Kota Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80% yang berkontribusi mengirimkan asap ke wilayah Kota Palembang, Pampangan, Tulung Selapan, Cengal, Mesuji dan Pematang Panggang .
"Jarak Pandang terendah pagi tanggal 4 September 2019 yang tercatat di Bandara SMB II Palembang 1,2-1,5 Km dengan Kelembapan 90-96% dengan keadaan cuaca Smoke (Asap)," katanya.
Ia menjelaskan, intensitas asap tebal umumnya terjadi pada dini hari menjelang pagi hari (04.00-07.00 WIB) ini dikarenakan labilitas udara yang stabil pada saat tersebut.
• Aulia Kesuma Tega Bakar Jasad Pupung Sadili & Adi Pradana, Ternyata Terinspirasi Adegan Sinetron Ini
• Gagal Dinikahi Gubernur Jambi, Kehidupan Artis Ini Berubah Drastis, Pekerjaan Suaminya Terekspos!
• ABT Perbaikan Jalan Provinsi, Pemprov Gelontorkan Dana Rp 140 Miliar
Setelah terbit matahari keadaan udara akan relatif labil sehingga partikel kering (asap) akan terangkat naik dan jarak pandang akan menjadi lebih baik.
"Kondisi ini akan terus berlangsung, dikarenakan berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG tidak ada potensi hujan hingga tanggal 10 September 2019 di wilayah Sumatera Selatan," jelas Bambang.
Meski dalam keadaan kabut asap, namun BMKG mengklaim kualitas udara di kota pempek dan sekitarnya masih masuk dalam kategori sedang
dengan nilai 78-123 µgram/m3. Sedangkan nilai ambang batas tidak sehat adalah pada 150 µgram/m3.
BMKG Sumsel juga mengimbau agar masyarakat untuk berhati-hati dalam bertransportasi pada (04.00-07.00 WIB) seiring potensi menurunnya jarak pandang.
"Kami imbau masyarakat agar dan senantiasa menggunakan masker dan minum banyak air saat beraktifitas di luar rumah untuk menjaga kesehatan," harap Bambang.