Operasi Bayi Kembar Siam
Cerita Orangtua Bayi Kembar Siam, Beri nama Aysha dan Alisya Artinya Putri yang Selalu Diberkahi
Cerita Orin dan Afit orang tua bayi kembar siam, sudah ada indikasi anaknya kembar Siam sejak dalam kandungan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pasangan Orin Safitri (26) dan Afit (30) yang merupakan orang tua bayi kembar siam usia 15 hari, Aysha dan Alisya tampak duduk dan terus menatap ke arah pintu
ruang instalasi bedah Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH), Selasa (27/8/2019).
Mereka terus melihat kearah ruangan tempat bayi kembar sekaligus anak pertama mereka menjalani operasi pemisahan tubuhnya yang lahir dalam keadaan menyatu.
"Iya, kami akan terus menunggu sampai proses operasi selesai," kata Afit, sang ayah.
Terlihat jelas raut wajah mengantuk dari pasangan suami istri ini dan anggota keluarganya yang juga ikut menemani mereka di rumah sakit.
Saat duduk, sesekali mereka tampak menyandarkan punggungnya di kursi dan sesekali juga terlihat memejamkan mata untuk menghilangkan rasa kantuknya yang dirasa.
"Saya tidur di RSMH sejak anak saya baru dirawat, sedangkan istri saya sejak Sabtu kemarin," ujarnya.

• Permalukan Bukti Transferan Sajad Ukra, Nikita Mirzani Ngaku Cuma Cukup untuk Beli Pakaian Dalamnya!
• IRT Ini Secara tak Sengaja Temukan Uang Simpanan Rahasia Suaminya yang Pelit Lewat Kucing Kesayangan
• Idolakan Valentino Rossi, Pembalap F1 Ajak Balapan Bareng Suatu Hari Nanti
Dikatakan Afit, bayi kembarnya lahir secara caesar saat hitungan kandungan masih menginjak usia 8 bulan di rumah sakit umum Kayuagung pada 12 Agustus 2019 lalu.
Meskipun dalam kondisi stabil, namun kedua putrinya tetap mendapatkan perawatan sejak baru dilahirkan guna menjaga kesehatannya.
"Nama mereka Aysha dan Alisya. Dua-duanya punya arti yaitu putri yang selalu diberkahi. Itu yang selalu jadi harapan kami,"ujar Afit sembari tersenyum.
Setelah dua hari dilahirkan, tepatnya pada 14 Agustus 2019, bayi tersebut kemudian dirujuk ke RSMH untuk menjalani perawatan dan tindakan pemisahan tubuhnya.
"Rujukannya pakai BPJS. Dari rumah sakit umum Kayuagung ke RSMH Palembang,"ujar Afit.
Afit dan istrinya merupakan tenaga pengajar di SD IT Izzah SP 3 desa pancawarna kecamatan Pedamaran Timur. Selama mengajar, mereka tinggal di mes.
• Belanja di Pasar Bukit Kecil Palembang Bisa Pakai LinkAja, Digitalisasi Pasar Tradisional
• Video: Datangi Makam Istri Fatahillah (Raden Fatah), Tim Ekspedisi Explore Situs Megalitik di Lahat
• Malam Ini Palembang akan Turun Hujan, Berikut Prediksi BMKG untuk Wilayah Sumsel
Sedangkan aslinya mereka tinggal di Mesuji raya kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Namun atas permintaan istrinya, mereka melakukan pemeriksaan USG di rumah sakit Muhammadiyah Palembang. Dari situ baru diketahui bahwa bayi pertama mereka terindikasi kembar siam.
"Selama hamil, tiga kali kami USG. Pertama dan kedua, di rumah sakit Muhammadiyah Palembang dan terakhir saat mau lahiran di rumah sakit umum Kayuagung,"ujarnya.