Kisah 2 Cucu Soeharto Pernah jadi Anggota Paskibraka, yang Perempuan Sempat Alami Nasib Buruk
Kisah 2 Cucu Soeharto Pernah jadi Anggota Paskibraka, yang Perempuan Sempat Alami Nasib Buruk
Penulis: fadhila rahma | Editor: Welly Hadinata
Kisah 2 Cucu Soeharto Pernah jadi Anggota Paskibraka, yang Perempuan Sempat Alami Nasib Buruk
SRIPOKU.COM - Kisah 2 cucu Soeharto pernah jadi anggota paskibraka, sayang yang perempuan sempat alami nasib buruk.
Dalam setiap upacara peringatan HUT kemerdekaan RI, Paskibraka memegang peran yang sangat penting.
Itulah mengapa menjadi anggota Paskibraka merupakan suatu prestasi yang membanggakan.
Terutama mereka yang berhasil menjadi Paskibraka yang bertugas di istana negara.
Dua cucu presiden Soeharto pun ada yang pernah menjadi Paskibraka.
Dua cucunya itu adalah Danty Rukmana dan Wiratama Hadi Ramanto Pratikto.
Aksi Heroik Anak Kecil Saat Tali Bendera Upacara 17 Agustus Putus, Camat dan Tentara Kalang Kabut
•
Rayakan HUT RI, 7 Artis Ini Ternyata Pernah Jadi Anggota Paskibraka, Ada yang Sampai Istana Presiden
1. Danty Rukmana
Danty Rukmana adalah putri kedua Siti Hardiyanti Hastuti atau Tutut.
Dirinya pernah menjadi Paskibraka di masa pemerintahan kakeknya.
Ternyata meski menjadi cucu presiden Soeharto ternyata Danty tak mau dibantu diloloskan begitu saja.
Dilansir Tribun Sumsel, Danty ingin lolos paskibra nasional dengan kemampuan sendiri.
Identitasnya pun disembunyikan.
Bahkan menolak dijenguk orangtuanya saat sedang pendidikan paskibra.
Seperti yang diceritakan sendiri oleh ibunya Tutut Soeharto melalui website pribadinya Tutut Soeharto.
Baca:
Misteri Hilangnya Pilot AS yang Tewas Demi Kemerdekaan RI Namun Tak Pernah Kembali di Misi Ini

Berikut kisah Danty berjuang menjadi seorang paskibra.
Setiap kali saya meliat foto di atas, rasa bangga, haru dan bahagia selalu menyelimutiku.
Saya ingat betul bagaimana Danty sampai terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA). Danty SMA di Lab School, Rawa Mangun, dimana Kepala Sekolah nya saat itu adalah pak Arief Rahman.
Alhamdulillah Danty prestasi sekolahnya bagus, sehingga dia dipilih sekolahnya bersama satu orang siswa laki-laki untuk ikut tes penyeleksian anggota PASKIBRAKA, yang nantinya akan mewakili DKI, dimana yang boleh mengikuti adalah anak yang berprestasi dan ranking di kelasnya.
Pada pendaftaran pertama saya tidak tahu menahu. Namun akhirnya saya tahu dia ikut serta. Waktu saya tanya apakah dia ikut tes tersebut, Danty minta pada saya : “Mama dan juga papa, tolong jangan ikut campur dalam tes penyeleksian ini ya, biar Danty sendiri yang menghadapi.”
Saya tanyakan : “Kena apa mbak, kan mama ingin tahu dan mengikuti proses nya dan juga hasilnya.”
Dia menjawab: “Papa dan mama, doa kan Danty berhasil dalam tes penyeleksian ini. Kalau Danty tidak berhasil, Danty mohon maaf sebesar-besarnya ya Ma, Pa.
Tapi kalau Danty berhasil, Danty ingin, semua bukan fasilitas karena eyang jadi Presiden. Mudah-mudahan Danty dapat membuat mama, papa, eyang kakung dan eyang putri serta saudara-saudara bangga, aamiin”
Mendengar dia berkata begitu, saya peluk erat dia, rasa haru tak dapat dibendung. Saya katakan : “Aamiin, mama akan selalu berdoa untukmu wuk, semoga kemudahan, keteguhan, kesabaran, kesehatan, keberhasilan, perlindungan dan petunjuk selalu Allah berikan padamu ya wuk, aamiin.”
Alhamdulillah, terima kasih ya Robb, Anak perempuan kecilku, ternyata sudah dewasa, tumbuh menjadi gadis yang berbudi pekerti dan bijaksana.
Setiap hari hanya doa yang dapat menemani gadisku, sesuai permohonannya padaku. Saya harus yakin bahwa anakku mampu melewati semua tes yang dihadapinya, dan memohon pertolongan-Nya, untuk keberhasilnya anak gadisku.
Saya laporkan kepada bapak dan ibu tentang Danty mewakili sekolahnya mengikuti tes penyeleksian menjadi PASKIBRAKA. Saya sampaikan pula keinginan Danty supaya kita tidak ikut campur, biar dia berusaha dengan kemampuannya. Bapak dan ibu sangat bahagia mendengar berita itu, dan Alhamdulillah bapak ibu sangat menghargai dan bangga atas keputusan Danty, dan kita harus mendukung keinginannya.
Setiap pulang dari tes, saya selalu menanyakan bagaimana hasilnya. Danty selalu menjawab: “Alhamdulillah bisa mah, doakan Danty selalu ya mah.”
“Ada yang tahu nggak kamu cucunya eyang wuk?” aku bertanya.
“Alhamdulillah sampai saat ini nggak ada mah. Mereka tahunya aku perwakilan dari Lab School.”
Akhirnya suatu hari, dia datang dengan senyum manisnya sambil memeluk saya: “ Papa, mama, Alhamdulillah Danty terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.”
Dalam hati saya berbisik: “Terima kasih ya Allah, telah kau izinkan anakku untuk menjadi salah satu Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Berilah anakku Danty kemampuan untuk dapat melaksanakannya dengan baik, benar dan sukses, aamiin.”
Pada saat dia harus masuk pelatihan di Cibubur, rasa rindu selalu ingin melihat Danty, dan ingin tahu bisakah dia melewati latihan-latihan yang diberikan pada para siswa.
Ada salah seorang instruktur, kawan saya (dan Danty saat itu sudah dikenal bahwa dia anak saya dan cucunya bapak), saya sampaikan saya ingin menengok Danty bisa apa tidak. Dia bilang sekarang belum bisa, nanti ada saatnya untuk berkunjung.
Berita ini sampai ke Danty, dia minta izin untuk menelpon saya, dan di telpon dia bilang: “ Mama, jangan datang sekarang ya, teman-teman yang lain juga tidak ada yang dijenguk. Kalau mama kesini sekarang, aku malu mah. Nanti ada waktunya untuk menjenguk kok mah. Mama doakan Danty saja.”
“Iya mbak, mama akan selalu berdoa untukmu. Jaga kesehatan ya wuk, jaga diri baik-baik, jangan lupa sholat.”
“Iya mah, insya Allah.” Jawabnya.
Lalu, kabar yang menggembirakan dan mengharukan pun datang mengunjungi rumah kami, bahwa anakku Danty terpilih menjadi pembawa Bendera Pusaka. Sujud syukur langsung aku kerjakan, bersyukur dan berterima kasih atas segala karunia dan terpilihnya Danty menjadi pembawa Bendera Pusaka pada upacara kenegaraan memperingati hari kemerdekaan yang ke-45 bangsa Indonesia.
Hari yang kita nantikan pun datang. Sepanjang upacara berlangsung tidak henti-hentinya saya berdoa agar Danty diberi kekuatan dan kemampuan untuk melaksanakan upacara sampai selesai. Pada saat dia menaiki tangga, saya tak berani menatapnya, takut tak dapat menahan derai air mata, yang telah saya coba tahan dari tadi.Sebentar lagi Danty Rukmana (nama lengkapnya Danty Indriastuty Purnamasari Rukmana), siswa SMA dari DKI, menerima bendera pusaka dari Presiden ke-II Republik Indonesia.
“Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.
Digahayu Indonesia.
Jayalah Bangsaku, Jayalah Negeriku, Jayalah Indonesiaku.
M E R D E K A !!!!!!!!
Jakarta 17 Agustus 2018.
Pukul 05.00, Usai subuh.
Beranjak dewasa, rumah tangga Danty Rukmana sempat mengalami nasib buruk.
Dilansir dari sumber online, dirinya mengaku ditipu suaminya saat itu Adrianto Supoyo dan memilih untuk menggunggat cerai pada tahun 2009.
Tak tanggung-tanggung, waktu itu Danty mengaku dia telah rugi hingga 2 triliun.
• Viral Siswa SMA di Labuhan Batu Nangis, Posisinya Sebagai Anggota Paskibraka Digantikan Anak Pejabat
• Viral Kisah Cinta Yusuf yang Ditipu TKW Taiwan, Begini Wajah Asli Robiatun Husna, Bukan Nenek-nenek!
• Akhir Cerita Tragis Yusuf Ditipu Robiatun, Kini Yusuf Dijodohkan dengan Kakak Intan tak Kalah Cantik
2. Wiratama

Cucu Soeharto lainnya yang pernah menjadi Paskibraka adalah Wiratama.
Wiratama adalah putra dari Mamiek Soeharto.
Dia menjadi anggota Paskibraka pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambamg Yudhoyono.
Wiratama merupakan anggota Paskibraka yang mewakili Provinsi Banten dan bertugas di istana negara pada 17 Agustus 2007.
(TribunWow/TribunSumsel)