Saat Manggung, Inilah Sejarah dan Asal-usul Baju Beskap yang Sering Dipakai Oleh Didi Kempot
Tidak banyak yang menyangka ternyata baju beskap yang sering dipakai oleh Didi Kempot ini ternyata memiliki sejarah panjang.
SRIPOKU.COM - Tidak banyak yang menyangka ternyata baju beskap yang sering dipakai oleh Didi Kempot ini ternyata memiliki sejarah panjang.
Dan ternyata baju beskap ini juga sering terlihat dipakai oleh mempelai pria pada pernikahan adat Jawa.
Busana adat Jawa beskap merupakan salah satu model pakaian adat yang penuh filosofis kehidupan.
• Chord Tatu Didi Kempot, Lagu Khusus untuk Para Sadboys dari GodFather of Broken Heart
• Didi Kempot Meriahkan Jalan Santai HUT PTBA
Busana adat Jawa yang sering disebut beskap karena busana kejawen ini penuh dengan piwulang sinandhi, kaya akan suatu ajaran tersirat yang terkait dengan filosofi Jawa (Kejawen).
Apa itu Beskap?
Dikutip dari indonesianbatik, Pakaian adat pria ini merupakan pakaian adat gaya Surakarta.
Bentuk dari Beskap ini seperti jas yang didesain sendiri oleh orang Belanda yang berasal dari kata beschaafd yang berarti civilized atau berkebudayaan.
Warna yang lazim dari beskap biasanya hitam, walaupun warna lain seperti putih atau coklat juga tidak jarang digunakan.
Sejarah Beskap
Dikutip dari budayajawa.id, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara IV (Raja Mangkunegaran Surakarta) bermaksud hendak menghadap raja di Pesanggrahan Langenharjo.
Pesanggrahan ini terletak di Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.
Apabila menghadap raja di Keraton Surakarta, pakaian yang dikenakan adalah “sikepan”.
Sikepan adalah sejenis jas tetapi tertutup sampai bagian atas (leher), sedangkan bagian belakangnya dibuat lengkungan (krowokan).
Karena tidak menghadap raja di Keraton, pertimbangan lainnya, mestinya tidak harus memakai “sikepan”.
Maka KGPAA Mangkunegara mempunyai prakarsa untuk merubah baju “rokkie” (Jas Barat), menjadi baju corak Jawa.
Pada suatu hari Selasa Wage, PB IX (Raja Kraton Kasunanan Surakarta) beserta Permaisuri dan para putera serta sentana, mengadakan acara khusus di Pesanggrahan Langenharjo.
Sudah barang tentu juga memanggil para Bupati, para Adipati dan sentana dalem yang lain, dan tidak ketinggalan KGPAA Mangkunegara IV mengenakan baju beskap Langenharjan dengan dasi berbentuk kupu-kupu.