Ternyata Upah Kuli Bangunan Lebih Besar Dibanding Petinju, Ini yang Dialami Petinju Peraih WBC & IBF
Prestasi gemilang Rivo Kundimang di ring tinju, berbanding terbalik dengan kehidupanya di dunia nyata.
SRIPOKU.COM, MANADO - Prestasi gemilang Rivo Kundimang di ring tinju, berbanding terbalik dengan kehidupanya di dunia nyata.
Siapa sangka, kehidupan petinju asal Manado, Sulawesi Utara, pemegang gelar WBC Asia Youth dan IBF Pan Pacific kelas Super Light 63,5 Kg, terseok-seok.
• Petinju Indonesia, Daud Cino Yordan Targetkan Menang KO Melawan Petinju Tuan Rumah
• Demi Bertahan Hidup 2 Anak Artis Terkenal Ini Rela Kerja Keras, Ada yang Nekat Jadi Kuli Bangunan
Bahkan, untuk menafkahi istri serta memenuhi kebutuhan sehari-hari, Rivo menjadi kuli bangunan.
Ditemui Kompas.com di kediamannya di Jalan Pumorow Banjer, Lingkungan III, Manado, Selasa (30/7/2019), Rivo menceritakan menjalani profesi sebagai kuli bangunan karena kecilnya pendapatan sebagai petinju.
Selama menjalani karir sebagai petinju, Rivo yang mengidolakan Chris John ini tak pernah mendapatkan pendapatan yang layak.
Rivo menceritakan, di dunia tinju profesional, ia mendapatkan honor berdasarkan kontrak.
Namun, honor tersebut terbilang kecil yakni Rp 12 juta untuk waktu tujuh bulan.
Tak hanya itu, saat tinggal di Jakarta selama sekitar dua tahun, Rivo terpaksa harus berhemat. Ia hanya mendapatkan uang makan Rp 50,000 per hari. Dalam sepekan minimal uang makan yang ia dapat Rp 350.000.
Jumlah itu bahkan lebih kecil ketika ia menjadi kuli bangunan. Dalam sehari menjadi kuli bangunan, ia bisa mendapatkan upah Rp 150.000 atau dalam sebulan sudah bisa dapat sekitar Rp 4,5 juta.
Di Jakarta, Rivo hidup bersama istrinya. Karena hanya mendapatkan uang makan kecil, kadang-kadang ia bersama istrinya hanya makan kacang-kacangan, rempeyek dan minum kopi.
Ia juga hanya diberi uang Rp 100.000 untuk membeli kebutuhan vitamin.
"Uang itu hanya beli vitamin CDR saja sudah habis. Seharusnya kita diberikan susu atau vitamin yang lebih untuk kebugaran," katanya.
Saat memenangkan sabuk IBF Pan Pacific, pihak sponsor, kata Rivo berjanji akan memberikan sepeda motor. Namun, sampai hari ini janji itu tak pernah ditepati.
Kurangnya honor yang didapat menjadi alasan utama Rivo kembali ke Manado. Rivo menilai bekerja sebagai buruh bangunan, uang yang dihasilkan lebih jelas.
Usia 10 tahun sudah berlatih tinju
Pria kelahiran 1 November 1997 ini sudah terjun ke dunia tinju sejak usainya 10 tahun. Masuk ke dunia tinju, karena orangtuanya melihat bakat pada diri Rivo.