Lolos Kompetensi Capim KPK, Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli Diprediksi Calon Kuat Jadi Pimpinan KPK

Lolos Kompetensi Capim KPK, Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli Diprediksi Calon Kuat Jadi Pimpinan KPK

Penulis: Welly Hadinata | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/Rahmad Zilhakim
Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli saat Datangi Kantor Redaksi Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel 

SRIPOKU.COM - Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli dinyatakan lolos kompetensi Capim KPK. Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli merupakan salah satu dari sembilan jenderal polisi aktif yang lolos kompetensi Capim KPK.

Dilihat dari latar belakangnya, Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli diprediksi atau salah satu calon kuat yang lolos sebagai pimpinan KPK.

Bahkan sebagian kalangan pun menilai bahwa Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli ini merupakan calon yang kuat untuk memimpin KPK.

Bandar Narkoba Tempati Pondok Tengah Sawah, Resnarkoba Polres Pagaralam Bekuk Bandar Lokal

Juliana Moechtar Alami Kecelakaan, Istri Herman Seventeen Ceritakan Jaket Penyelamat Mendiang Suami

Tak Perlu Risau, Inilah 10 Kiat atau Tips Mendaki Gunung dengan Nyaman saat Musim Hujan

Dilansir dari wartakota.tribunnews.com, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW)Neta S Pane mengatakan, proses seleksi calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kali ini sangat menarik untuk dicermati.

Sebab, kata Neta S Pane, seleksi diikuti begitu banyak jenderal polisi, yakni ada 13 orang.

Namun, dari sejumlah jenderal polisi yang ikut seleksi Capim KPK, IPW menilai ada tiga jenderal polisi yang paling berpotensi untuk lolos uji kepatutan di DPR.

"Ketiganya adalah Irjen Dharma Pongrekun, Irjen Antam, dan Irjen Firli," kata Neta S Pane kepada Wartakotalive, Selasa (23/7/2019)

Dharma dan Antam, tambah Neta S Pane, adalah figur jenderal yang belum pernah menjadi Kapolda, sehingga bebas dari kemungkinan komplain masyarakat di daerah.

"Sedangkan Firli pernah bertugas di KPK, sehingga sangat paham dengan dinamika yang terjadi di lembaga anti rasuah itu," ulas Neta S Pane.

Srimulat Dituding Gembong Narkoba Pasca Kasus Nunung, Begini Ekspresi Tarzan Srimulat

Sempat Stres Keliling Pasar Cari Buah Sukun, Baim dan Paula Kebanjiran Kado Buah Langka Ini!

Agenda Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dan Pejabat Pemprov Sumsel, Selasa 23 Juli 2019

Kinerja Pansel Capim KPK, menurutnya patut diapresiasi, karena telah bekerja cepat menyeleksi 376 pendaftar hingga menetapkan 104 capim KPK untuk ikut tahap selanjutnya, yakni tahap psikotes.

"Dalam proses seleksi, Pansel KPK diharapkan bisa mencermati dan segera mencoret para petualang dan figur yang berpotensi menimbulkan masalah."

"Serta, protes dari publik akibat prilaku kinerjanya selama ini," tuturnya.

Neta S Pane menjelaskan, dalam proses seleksi capim KPK kali ini,IPW fokus mencermati lima hal, yakni banyaknya jenderal polisi yang ikut seleksi, dan ikutnya tiga petahana pimpinan KPK dalam seleksi.

Lalu, dugaan adanya para petualang 'pencari kerja' yang ikut seleksi, adanya simpatisan partai politik ikut dalam seleksi, dan mencermati kemungkinan figur-figur radikal menyusup dalam proses seleksi.

"Banyaknya jenderal polisi yang ikut seleksi capim KPK menunjukkan betapa strategisnya lembaga anti-rasuah ini bagi insan kepolisian."

"Padahal, di Polri sendiri ada direktorat tindak pidana korupsi yang bisa menjadi tempat mereka mengabdi dan berkiprah," paparNeta S Pane.

Bagaimana pun, lanjutnya, fenomena ini patut dicermati. Meski demikian, IPW berharap Pansel bersikap selektif terhadap figur-figur jenderal kepolisian.

Karena, bukan mustahil muncul polemik dari tempat mereka pernah bertugas, dulu maupun saat ini.

"Untuk itu, Pansel perlu mencari informasi ke tempat mereka pernah bertugas, terutama saat mereka menjabat sebagai Kapolda agar tidak terjadi salah pilih dalam proses selanjutnya," paparnya.

Keikutsertaan petahana, tambah Neta S Pane, juga patut dicermati, karena selama ini belum pernah ada petahana yang dua periode.

"Selain itu petahana yang ikut seleksi, tidak menunjukkan prestasi yang luar biasa, bahkan gagal menjaga soliditas KPK," ucap Neta S Pane menilai kinerja mereka.

Karena itu, kata dia, IPW berharap Pansel bisa mendapatkan figur pimpinan KPK yang mampu membawa perbaikan pada KPK.

"Misalnya 'jenis kelamin' institusi KPK harus diperjelas, apakah ia ASN atau bukan. Mengingat, KPK dibiayai negara, maka 'jenis kelamin' dan keberadaan pegawainya harus mengacu kepada UU ASN."

"Jika pegawai KPK mengacu ke UU ASN, wadah pegawai KPK harus dibubarkan. Sebab, ASN tidak mengenal Wadah Pegawai, tapi mengacu kepada Korpri," paparnya.

Perubahan terhadap KPK, katanya, harus segera dilakukan pimpinan baru, agar lembaga anti-rasuah itu tidak menjadi 'kerajaan sendiri' yang bertolak belakang dengan UU ASN.

"Pimpinan baru KPK harus mampu dan berani mendorong perubahan ini, sehingga sebagai pimpinan mereka tidak dikebiri pegawainya lewat Wadah Pegawai," beber Neta S Pane.

Rosa Meldianti Ngacir Takut Ada Nikita Mirzani, Langsung Ajak Ibunya Keluar Studio saat Live di TV

Dituding KDRT ke Dipo Latief, Nikita Mirzani Mendadak Bagikan Kabar Duka, Penyesalan pun Terungkap

Awal Mula Nunung Pakai Narkoba Lagi Setelah 20 Tahun yang Lalu, Sampai Paksa Orang Ini Cari Barang

Sebelumnya, sebanyak 104 pendaftar calon pimpinan (Capim) KPK dinyatakan lolos dalam uji kompetensi pada Kamis (18/7/2019) lalu.

Dilansir dari Kompas.com, Sembilan jenderal Polri lolos uji kompetensi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi 2019-2023. Pengumuman itu disampaikan Panitia Seleksi Capim KPK di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (22/7/2019). "Unsur polisi aktif lolos 9 orang," kata Ketua pansel capim KPK Yenti Garnasih. Semula, ada 11 Jenderal aktif yang mendaftar capim KPK. Semuanya lolos seleksi administrasi. Namun, Wakapolda Jawa Barat Brigadir Jenderal Akhmad Wiyagus mengundurkan diri sebelum ujian kompetensi.

Sementara, yang tidak lolos yakni Direktur Diseminasi dan Publikasi Deputi Bidang Komunikasi dan Informasi BIN Darmawan Sutawijaya. Sehingga, Jenderal Polri aktif yang lolos ke tahap selanjutnya tersisa 9 orang. Adapun total keseluruhan yang lolos uji kompetensi sebanyak 104 orang. Mereka yang lolos harus mengikuti seleksi tahap selanjutnya, yakni tes psikologi. Tes itu akan digelar pada Minggu (28/7/2019) di Pusdiklat Kementerian Sekretariat Negara, Cilandak, Jakarta Selatan.

"Peserta yang tidak hadir mengikuti psikotest dinyatakan gugur," tegas Yenti.

Berikut 9 jenderal aktif Polri yang lolos ke tahap selanjutnya:

Irjen Antam Novambar

Irjen Dharma Pongrekun

Brigjen M Iswandi Hari

Brigjen Bambang Sri Herwanto

Brigjen Agung Makbul

Irjen Juansih

Brigjen Sri Handayani

Irjen Firli Bahuri

Irjen Ike Edwin

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved