Niat dan Tata Cara Sholat Idul Adha 2019, 10 Dzulhijjah 1440 Hijriyah Lengkap dengan Amalan Sunahnya

Niat dan Tata Cara Sholat Idul Adha 2019, 10 Dzulhijjah 1440 Hijriyah Lengkap dengan Amalan Sunahnya

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/ANTON
Niat dan Tata Cara Sholat Idul Adha 2019, 10 Dzulhijjah 1440 Hijriyah Lengkap dengan Amalan Sunahnya 

SRIPOKU.COM - Jangan sampai salah, ini niat sholat Idul Adha yang benar.

Selain niat sholat Idul Adha, berikut beberapa amalan yang bisa menambah pahala di hari raya Idul Adha.

Lebaran Idul Adha sudah di depan mata, ini niat sholat Idul Adha.

Berdasarkan keputusan Pemerintah, Sholat Idul Adha tahun ini akan jatuh pada 11 Agustus 2019 nanti, jangan lupa untuk mengetahui niat solat Idul Adha.

Sama halnya dengan Idul Fitri, Idul Adha juga merupakan hari raya bagi umat Muslim, nah berikut niat solat Idul Adha.

Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah, Dua Puasa Sebelum Idul Adha, Ini Waktu dan Keutamaannya

Niat Solat Idul Adha 2019 Lengkap dalam Arab & Indonesia, Serta 6 Amalan Sunnah yang Dianjurkan

Download (MP3) Lagu Fiersa Besari FULL ALBUM, Lagu Genre Folk Indonesia, Seorang Musisi dan Penulis

Di hari raya Idul Adha, umat Muslim juga melaksanakan sholat Idul Adha dua rakaat.

Sholat Idul Adha hukumnya sunnah muakkad atau sangat dianjurkan.

Satu yang tak boleh ditinggalkan saat melakukan shalat adalah niat sholat Idul Adha.

Sebab niat membedakan antara ibadah satu dengan ibadah lainnya.

Lalu bagaimana niat yang diucapkan saat sholat Idul Adha?

Bacaan Niat, Tata Cara dan Waktu yang Dianjurkan untuk Menyembelih Hewan Qurban saat Idul Adha

Begini Tata Cara Berkurban pada Idul Adha 2019 dan Hal yang Dianjurkan Bagi Orang yang Berkurban

Niat Solat Idul Adha 1440 Hijriah dalam Bahasa Arab & Indonesia serta 6 Amalan Sunah yang Dianjurkan

Niat sholat Idul Adha

1. Lafal niat sholat Adha dalam bahasa Arab:

أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَــــــــالَى

Ushallî rak‘ataini sunnata-li ‘îdil adl-hâ (ma’mûman/imâman) lillâhi ta‘âlâ

Artinya: “Aku niat melaksanakan sholat Idul Adha (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta‘âlâ.”

2. Atau bisa lebih lengkap seperti di bawah ini:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَى

Ushallî sunnata-li ‘îdil adl-hâ rak‘ataini mustaqbilal qiblati (ma’mûman/imâman) lillâhi ta‘âlâ

Artinya: “Aku niat melaksanakan sholat Idul Adha dua rakaat, menghadap kiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta‘ala.”

Menurut Madzhab Syafi‘î, niat membuat seseorang melakukan sesuatu dalam hati dan melafalkannya.

Saat sholat Idul Adha lafal niat dilakukan sebelum gerakan takbiratul ihram.

Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah, Dua Puasa Sebelum Idul Adha, Ini Waktu dan Keutamaannya

Niat Solat Idul Adha 2019 Lengkap dalam Arab & Indonesia, Serta 6 Amalan Sunnah yang Dianjurkan

Ridho Rhoma Masuk Penjara Lagi, 9 Artis Ini Juga Terjerat Kasus Narkoba, Begini Nasibnya di Penjara

Berikut amalah sunnah di Idul Adha 2019 yang dianjurkan oleh para ulama: 

1. Mengumandangkan takbir di masjid-masjid, mushola dan rumah-rumah pada malam hari raya, dimulai dari terbenamnya matahari sampai imam naik ke mimbar untuk berkhutbah pada hari raya Idul Adha dan sampai hari terakhir tanggal 13 Dzulhijjah pada hari tasyriq.

فَيُسْتَحَبُّ التَّكْبِيرُ الْمُرْسَلُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَيُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكَّدًا، إِحْيَاءُ لَيْلَتَيِ الْعِيدِ بِالْعِبَادَةِ

Disunahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah.

Sebagian fuqaha’ ada yang memberi keterangan tentang beribadah dimalam hari raya, yaitu dengan melaksanakan shalat maghrib dan isya’ berjama’ah, sampai dengan melaksanakan shalat subuh berjama’ah.

2. Mandi untuk shalat Idul Adha 2019 sebelum berangkat ke masjid, hal ini boleh dilakukan mulai pertengahan malam, sebelum waktu subuh, dan yang lebih utama adalah sesudah waktu subuh, dikarenakan tujuan dari mandi adalah membersihkan anggotan badan dari bau yang tidak sedap, dan membuat badan menjadi segar bugar, maka mandi sebelum waktu berangkat adalah yang paling baik.

Berbeda jika mandinya setelah pertengahan malam maka kemungkinan bau badan akan kembali lagi, begitu juga kebugaran badan.

يُسَنُّ الْغُسْلُ لِلْعِيدَيْنِ، وَيَجُوزُ بَعْدَ الْفَجْرِ قَطْعًا، وَكَذَا قَبْلَهُ، ويختص بالنصف الثاني من الليل

3. Disunnahkan memakai wangi-wangian, memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau-bau yang tidak enak, untuk memperoleh keutamaan hari raya tersebut.

Dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab terdapat keterangan mengenai amalan sunnah ini,

والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب

Disunnahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengan memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jum’at, dan disunnahkan juga memakai wangi-wangian.

4. Memakai pakaian yang paling baik lagi bersih dan suci jika memilikinya, jika tidak memilikinya maka cukup memakai pakaian yang bersih dan suci, akan tetapi sebagian ulama’ mengatakan bahwa yang paling utama adalah memakai pakaian yang putih dan memakai serban.

Sedangkan untuk kaum perempuan, maka cukuplah memakai pakaian yang sederhana atau pakaian yang biasa ia pakai sehari-hari, karena berdandan dan berpakaian secara berlebihan hukumnya makruh, begitu juga menggunakan wangi-wangian secara berlebihan.

Dalam Kitab Raudlatut Thalibin dijelaskan,

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَلْبَسَ أَحْسَنَ مَا يَجِدُهُ مِنَ الثِّيَابِ، وَأَفْضَلُهَا الْبِيضُ، وَيَتَعَمَّمُ. فَإِنْ لَمْ يَجِدْ إِلَّا ثَوْبًا، اسْتُحِبَّ أَنْ يَغْسِلَهُ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، وَيَسْتَوِي فِي اسْتِحْبَابِ جَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ، الْقَاعِدُ فِي بَيْتِهِ، وَالْخَارِجُ إِلَى الصَّلَاةِ، هَذَا حُكْمُ الرِّجَالِ. وَأَمَّا النِّسَاءُ، فَيُكْرَهُ لِذَوَاتِ الْجَمَالِ وَالْهَيْئَةِ الْحُضُورُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْعَجَائِزِ، وَيَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ، وَلَا يَتَطَيَّبْنَ، وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ مِنَ الثِّيَابِ، بَلْ يَخْرُجْنَ فِي بِذْلَتِهِنَّ.

Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban. Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya. Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat shalat Id maupun yang tidak. Sedangkan untuk kaum perempuan cukupla ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian.

Sabda Nabi SAW berikut memberi penjelasan tentang memakai pakaian yang paling baik, riwayat dari Sahabat Ibnu Abbas RA,

كَانَ يلبس في العيد برد حبرة

Rasulullah SAW di hari raya Id memakai Burda Hibarah (pakaian yang indah berasal dari yaman).

5. Ketika berjalan menuju ke masjid ataupun tempat shalat Id hendaklah ia berjalan kaki karena hal itu lebih utama, sedangkan untuk para orang yang telah berumur dan orang yang tidak mampu berjalan, maka boleh saja ia berangkat dengan menggunakan kendaraan.

Dikarenakan dengan berjalan kaki ia bisa bertegur sapa mengucapkan salam dan juga bisa bermushafahah (Bersalam-salaman) sesama kaum muslimin.

6. Untuk Hari Raya Idul Adha disunnahkan makan setelah selesai melaksanakan shalat Adha, berbeda dengan Hari Raya Idul Fitri disunahkan makan sebelum melaksanakan shalat Id.

Diriwayatkan juga dari Sahabat Anas RA,

نَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَخْرُجُ يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وترا

Rasulullah SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan beberapa kurma yang jumlahnya ganjil.

(Sripoku.com/Rizkapratiwiut)

====

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved