Dari Sinilah Sumber Air Zamzam yang tidak Pernah Habis, Ilmuwan Ungkap Fakta Mencengangkan

Dari Sinilah Sumber Air Zamzam yang Tidak Pernah Habis, Ilmuwan Ungkap Fakta Mencengangkan

Penulis: fadhila rahma | Editor: Sudarwan
cahayaquran.com
air zamzam 

Dari Sinilah Sumber Air Zamzam yang Tidak Pernah Habis, Ilmuwan Ungkap Fakta Mencengangkan

SRIPOKU.COM - Air Zamzam pasti sudah tak asing lagi bagi setiap muslim.

Ya, setiap muslim pastinya mengetahui air zamzam yang keluar dari mata air suci ini selalu dirindukan para jemaah haji atau umrah setiap kali berkunjung ke Tanah Suci Mekkah

Zamzam sendiri berasal dari ucapan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim as, saat menemukan mata air di bawah kaki mungil putranya, Ismail.

Zamzam artinya berkumpul, atau airnya berkumpul, hingga kemudian disebutlah Zamzam.

Mekah, pada 8 Juni 2016.
Mekah, pada 8 Juni 2016. (Daily Sabah/AFP Photo)

Sejarahnya bermula ketika Siti Hajar dan Ismail, ditinggal oleh Nabi Ibrahim di padang tandus, gersang, tanpa ada sumber makanan dan minuman.

Namun, Nabi Ibrahim meneguhkan Siti Hajar bahwa apa yang dia lakukan itu adalah atas perintah Allah.

Pada saat bekal yang dibawa Siti Hajar habis, dan Ismail yang masih kecil menangis kehausan, Siti Hajar mulai gelisah dan berusaha mencari sesuatu untuk dimakan dan diminum di tengah padang tandus yang kelak menjadi Kota Mekah itu.

Siti Hajar berlari ke bukit Marwa untuk mencari makanan dan minuman, lalu kembali lagi ke bukit Shafa, lalu kembali lagi ke Bukit Marwa.

Kabarmakkah.com ()

Tak terasa, Siti Hajar sudah bolak-balik sebanyak 7 kali.

Kejadian ini diabadikan dalam rukun haji, Sa'i.

Setelah 7 kali berlari antara bukit Shafa dan Marwa, Siti Hajar melihat ke arah anaknya yang tadinya menangis. Atas izin Allah, dari arah kaki mungil Ismail tiba-tiba muncul air yang melimpah.

Air yang muncul ke permukaan itu kelak kita kenal sebagai air Zamzam, yang tidak pernah kering sampai saat ini.

Menurut sejarawan Arab, sumur Zamzam telah digunakan selama sekitar 4000 tahun.

Pertanyaan utamanya adalah: dari manakah asal mata airnya yang tidak ada habisnya?

Kota Mekah berada di atas massa bebatuan keras, dan karena proses pembentukannya, bebatuan ini tidak memiliki pori-pori.

ilustrasi
ilustrasi ()

Pencairan sebagian mineral yang membentuk bebatuan menyebabkan pori-pori yang ada menjadi tertutup.

Ilmu pengetahuan memberi tahu kita bahwa waduk air hanya bisa muncul di bebatuan yang sangat keropos dan permeabel (mudah dilewati air).

Jadi, bagaimana mungkin wilayah yang ditutupi oleh batuan keras bisa menghasilkan sumber mata air yang tidak ada habisnya?

Ahli geologi Dr. Zaghloul Al-Najjar, kepala Komite Tanda-Tanda Ilmiah dalam Al-Quran dan Sunnah, menyatakan bahwa fakta sederhana dan hebat ini membuktikan bahwa Kota Mekah memang diberkahi. Katanya, “Allah dengan kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas menyiapkan air ini untuk jenis khusus dari lingkungan yang tidak dimiliki oleh air (di wilayah) lain. Air Zamzam mengalir melalui bentangan panjang bebatuan di mana ia memperoleh kandungan mineralnya yang tinggi; mineral yang Allah tahu itu baik untuk tubuh dan jiwa manusia."

Dr. Yahya Koshak, seorang ahli Zamzam di dunia Islam, mengatakan: “Zamzam berbeda dari sumur (mata air) lain. Sumber utamanya bukan lembah. Sumber utamanya adalah retakan di bebatuan, merembes dari pegunungan yang mengelilingi Mekah.”

Survei Geologi Arab Saudi memiliki Pusat Penelitian dan Studi Zamzam yang menganalisis sifat teknis sumur ini dengan rinci.

Tingkatan air dipantau menggunakan hidrograf, menganalisis sifat teknis sumur secara rinci.

Akhir-akhir ini telah berubah menjadi sistem pemantauan digital yang memantau tingkat air, konduktivitas listrik, pH, Eh, dan suhu.

Semua informasi ini terus-menerus diperbarui, yang mana informasi ini tersedia lewat Internet.

Sumur lainnya di seluruh lembah juga telah dibangun, beberapa sumur dengan perekam digital, untuk memantau respons dari sistem akuifer lokal.

Sumur Zamzam digali dengan tangan dan dalamnya sekitar 30,5 meter, dengan diameter internal berkisar antara 1,08 hingga 2,66 meter.

Sumur itu terletak di dalam Wadi Ibrahim, yang mengalir melalui Mekah dan menyadap air tanah dari Wadi Alluvium dan pada tingkat yang jauh lebih rendah, batuan dasar yang mendasarinya.

Sumur itu sekarang ditempatkan di ruang bawah tanah yang dilindungi oleh panel kaca yang memungkinkan kita bisa melihatnya dengan jelas, walaupun saat ini tidak semua bisa melihatnya secara langsung. Wallahu a'lam.

Artikel diambil dari berbagai sumber.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved