7 Alasan Sulit "Move On" dari Mantan Pacar, Terfokus pada Kenangan Indah hingga Memicu Trauma Lama

Putus cinta adalah salah satu situasi yang paling mengerikan, menyedihkan, hal yang sulit dan paling tidak enak yang dapat dirasakan oleh seseorang ba

Editor: Bejoroy
ISTIMEWA
Ilustrasi 

5. Kehilangan identitas dalam hubungan
Menurut Zarrabi, jika kamu kehilangan identitas dan sistem pendukung (support system) saat berada pada hubungan sebelumnya, kamu akan sulit untuk "move on".

Kamu bisa jadi tidak mengenal betul siapa dirimu setelah tidak lagi bersama mantanmu.

Fokuslah mengembalikan rasa-rasa terhadap dirimu sendiri setelah putus dan membangun sistem pendukung baru yang tidak bergantung pada pasangan.

Hal ini akan membantumu "move on" dari hubungan masa lalu dan pikiran trauma yang menghantui.

6. Menghindari rasa sedih
"Ketika seseorang mengalami kehilangan, ada tendensi untuk menjauhkan perasaan-perasaan sedih tersebut."

"Namun hal itu justru memperlambat masa pemulihan," kata Zarrabi.

Lalu, Pakar kesehatan mental dan adiksi sekaligus pendiri Capo by the Sea Rehab di San Juan Capistrano, John Kahal juga memberikan pendapatnya.

Dia menyebut, ketika menghadapi putus cinta, salah satu cara paling umum yang dilakukan banyak orang adalah dengan menenggelamkan diri mereka di dalam kesedihan lewat alkohol atau pemulihan diri.

"Itu bisa menjadi cara untuk membuat diri nyaman dan mengabaikan rasa sedih atau kesepian ketika rasa sakit yang dialami masih sangat segar," kata dia.

Kahal maupun Zarrabi mengatakan, alih-alih membuang rasa sedih itu, melampiaskan rasa sedih pada sesuatu menjadi cara yang lebih baik.

Keduanya menekankan pentingnya proses pemulihan pasca-putus cinta.

Kahal menyarankan untuk melakukan sedikit detoksifikasi dari alkohol dan membiarkan emosi itu ada pada dirimu.

"Cara ini akan memungkinkanmu mendapatkan beberapa perspektif baru yang sangat penting untuk proses 'move on'," kata Kahal.

7. Putus cinta memicu trauma lama
Terapis dari Emboldened Counseling di Denver, Colorado, Emmy Crouter, LSW mencatat, kejadian di masa lalu juga bisa memengaruhi masa pemulihan pasca putus-hubungan.

Crouter mencontohkan, seseorang yang datang dari keluarga 'broken home', kerap mengalami kekerasan di masa kecil, atau bahkan hanya mengalami salah paham terutama dari orangtua atau pengasuhnya, mungkin pernah mengalami rasa kehilangan yang serupa.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved