Jadi Hidangan Khas Lebaran, Inilah Asal-Usul Ketupat dan Filosofinya
ketupat merupakan salah satu hal yang sangat identik dengan lebaran. Setiap kali merayakan hari raya Idul Fitri, pasti hampir disetiap rumah tersedia
Dalam hal ini, ketupat memberikan pesan untuk menjaga kejujuran diri.
Karena itu, setelah melakukan leburan (saling memaafkan), orang harus mencerminkan sikap dan tindakan yang baik.
"Berdasarkan wawancara dengan salah satu pakar budaya Jawa, nasi putih diartikan sebagai simbol kemakmuran dan kebahagiaan.
Pembungkus hijau kekuningan dianggap sebagai salah satu tolak penguatan atau menolak nasib buruk.
Proses menggantung ketupat setelah dimasak di depan rumah dilambangkan sebagai salah satu bentuk atau tradisi mengusir roh jahat," imbuh penulis.
Karena itu, ketupat sering digantung di ambang pintu untuk mencegah roh jahat memasuki rumah.
Ketupat sering disiapkan dengan cara yang berbeda, dan salah satunya menggunakan santan sebagai media mendidih alih-alih air.
Santan adalah simbol permintaan maaf. Santan dalam bahasa Jawa disebut santen, yang berarti "pangapunten" atau permintaan maaf.
Seorang antropolog Indonesia menafsirkan ketupat sebagai salah satu simbol solidaritas sosial atau hubungan timbal balik seperti memberi dan menerima, yang dikenal sebagai hukum timbal balik.
Hubungan timbal balik terkait dengan kebiasaan saling memberi ketupat.
Perilaku memberi menunjukkan hubungan timbal balik antara satu orang dan orang lain.
"Perilaku seperti itu menandakan hubungan sosial karena kontak dan komunikasi dengan orang lain yang akan mengarah pada sikap solidaritas," ujar tim penulis dalam jurnal mereka.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Asal Usul Ketupat, Hidangan Khas Lebaran yang Dihidangkan Bersama Opor Ayam & Sambel Goreng Kentang, http://surabaya.tribunnews.com/2019/06/07/asal-usul-ketupat-hidangan-khas-lebaran-yang-dihidangkan-bersama-opor-ayam-sambel-goreng-kentang?page=4.
Penulis: Arum Puspita
