Ustaz Arifin Ilham Meninggal
Mengenal Lebih Dalam Ustaz Arifin Ilham, Sosok yang Romantis Tapi Sering Berkelahi Saat Masih SD
Mengenal Lebih Dalam Ustaz Arifin Ilham, Sosok yang Romantis Tapi Sering Berkelahi Saat Masih SD
Penulis: fadhila rahma | Editor: Welly Hadinata
Di akhir Januari 2019, Ustaz Arifin Ilham sempat kembali ke Tanah Air.
Namun tidak lama berada di Indonesia, Ustaz Arifin Ilham kembali menjalani pengobatan di Malaysia hingga mengembuskan nafas terakhirnya, Rabu malam.
Profil Ustaz Arifin Ilham
Dikutip Sripoku.com dari biografiku.com, KH Muhammad Arifin Ilham lahir di Banjarmasin, 8 Juni 1969. Ia adalah anak kedua dari lima bersaudara, dan dia satu-satunya anak lelaki.
Ayah Arifin Ilham masih keturunan ketujuh Syeh Al-Banjar, ulama besar di Kalimantan, sementara ibunya, Hj. Nurhayati, kelahiran Haruyan, Barabay, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Setahun setelah menikah, pasangan ini melahirkan putri pertama mereka tahun 1967. Karena anak pertama mereka perempuan, betapa bahagianya mereka ketika anak keduanya adalah laki-laki.
Ibunya yang bernama Nurhayati mengatakan bahwa saat hamil anak keduanya itu, ia merasa biasa-biasa saja, tidak ada tanda-tanda khusus. Hanya, berbeda dengan keempat putrinya, saat dalam kandungan, bayi yang satu ini sangat aktif.
Tendangan kakinya pun sangat kuat, sehingga sang ibu acapkali meringis menahan rasa sakit. Bayi yang lahir tanggal 8 Juni 1969 itu kemudian diberi nama Muhammad Arifin Ilham.
Masa Kecil
Berbeda dengan keempat saudaranya yang lain, yang saat lahir berat mereka rata-rata 3 kilogram lebih, bayi yang satu ini beratnya 4,3 kilogram dengan panjang 50 sentimeter. “Anehnya, bayi itu sejak lahir sudah bergigi, yaitu di rahang bagian atasnya,” kenang Nurhayati.
Bayi itu selanjutnya tumbuh sehat. Usia setahun sudah bisa berjalan dan tak lama setelah itu ia mulai bisa berbicara. Setelah Siti Hajar, satu demi satu adik Arifin Ilham pun lahir. Yaitu, Qomariah yang lahir tanggal 17 Mei 1972 dan si bungsu Fitriani yang lahir tanggal 24 Oktober 1973.
Saat berusia lima tahun, Arifin Ilham dimasukkan oleh ibunya ke TK Aisyiah dan setelah itu langsung ke SD Muhammadiyah tidak jauh dari rumahnya di Banjarmasin.
Arifin Ilham mengaku, saat masih di SD itu ia tergolong pemalas dan bodoh. “Kata orang Banjarmasin, Arifin Ilham itu babal. Arifin Ilham baru bisa baca-tulis huruf Latin setelah kelas 3,” kenang Arifin Ilham yang setiap kali berbicara tentang dirinya selalu menyebut namanya sendiri.
Sering Berkelahi
Dalam biografi Ustadz Arifin Ilham diketahui bahwa Di SD Muhammadiyah, Arifin Ilham hanya sampai kelas 3, karena berkelahi melawan teman sekelasnya. Masalahnya, dia tidak rela ada salah seorang temannya yang berbadan kecil diganggu oleh teman sekelasnya yang berbadan cukup besar.
Arifin Ilham kalah berkelahi karena lawannya jagoan karate. Wajahnya babak belur dan bibirnya sobek. Agar tidak berkelahi lagi, oleh ayahnya Arifin Ilham kemudian dipindahkan ke SD Rajawali.
Rumah tempat tinggal orang tua Arifin Ilham terletak di Simpang Kertak Baru RT 7/RW 9, kota Banjarmasin, tepat di sebelah rumah neneknya, ibu dari ibunda Arifin Ilham. Sebagai pegawai Bank BNI 46, ayahnya sering kali bertugas ke luar kota Banjarmasin, kadang-kadang sampai dua-tiga bulan.
Ayah Arifin Ilham mengakui bahwa ia tidak banyak berperan mendidik kelima anaknya, sehingga akhirnya yang banyak berperan mendidik Arifin Ilham adalah istri dan ibu mertuanya.
Arifin Ilham mengungkapkan bahwa cara mendidik kedua orang tua itu keras sekali. “Baik Mama maupun Nenek kalau menghukum sukanya mencubit atau memukul. Dua-duanya turunan, kalau nyubit maupun memukul keras dan sakit sekali,” canda ustad muda itu.
Pengalaman Spiritual
Seperti diceritakan Arifin Ilham, selama masa kritis, ia mendapatkan pengalaman spiritual yang sangat luar biasa. Di alam bawah sadarnya ia merasa berada di sebuah kampung yang sangat sunyi dan sepi. Setelah berjalan-jalan sekeliling kampung, ditemuinya sebuah masjid, yang kemudian dimasukinya.
Di dalam masjid ternyata sudah menunggu tiga shaf jamaah dengan mengenakan pakaian putih. Salah satu jamaah kemudian memintanya memimpin mereka berzikir, mengingat Allah SWT.
Keesokan harinya ia kembali bermimpi. Hanya saja sedikit berbeda. Kali ini ia merasa berada di tengah kampung yang penduduknya berlarian ketakutan karena kedatangan beberapa orang yang dianggap sebagai jelmaan setan.
Melihat kehadirannya, para penduduk pun berteriak dan meminta dirinya menjadi penolong mereka mengusir setan-setan tersebut. Hari berikutnya ia kembali bermimpi.
Meskipun banyak hujatan, Arifin Ilham juga telah melakukan zikir di LP Nusakambangan, yang antara lain juga diikuti oleh Tommy Suharto. Tahun 1998, Arifin Ilham mengisi ceramah di sebuah rumah di kawasan Condet, Jakarta Timur.
Ustaz Arifin Ilham Menikah
Di sinilah ia bertemu dengan Wahyuniati Al-Waly, seorang muslimah yang taat, yang kemudian menjadi pendampingnya. Tidak berapa lama setelah pertemuan itu, ia bermimpin di depan Ka’bah dengan Yuni berdiri disampingnya dengan menggunakan baju putih bersih.
Dengan penasaran, pagi harinya ia menelpon Abah (panggilan Arifin Ilham untuk ayahnya), menanyakan perihal mimpinya. Abahnya mengartikan bahwa Yuni adalah jodoh yang diberikan Allah kepadanya. Maka keduanya pun naik ke pelaminan pada 28 April 1998.
Dalam Biografi Ustadz Arifin Ilham, diketahui bahwa Yuni yang ternyata adik kelasnya di Fisipol Unas menilai sosok suaminya sebagai seorang yang baik, romantis, penyayang, pintar, dan kuat landasan agamanya. Kemudian pada tahun 2010, beliau menikah lagi dengan wanita bernama Rania Bawazier pada tahun 2010.
Di tahun 2017, Ustadz Arifin Ilham menikah untuk ketiga kalinya. Istri ketiganya bernama Umi Akhtar yang diketahui merupakan seorang janda beranak dua.
Kebiasaan Ustaz Arifin Ilham
Ustadz Arifin Ilham diketahui terbiasa bangun shalat tahajud tiap pukul tiga pagi hingga subuh. Sekalipun ia tidur hanya sekitar tiga jam, tapi saat berada di kendaraan menuju tempat acara zikir ia menyempatkan diri untuk tidur di mobil.
Setiap acara zikir yang dipimpinnya selalu dipadati jamaah dari berbagai kalangan dan status. Minimal, pemandangan ini tampak ketika ia memimpin zikir di Masjid Al-Amr Bittaqwa di Perumahan Mampang Indah II, Depok.
Kali ini ia diminta oleh seorang bapak untuk mengobati istrinya yang sedang kesurupan. Mendengar permintaan bapak tersebut, Arifin Ilham bergegas, tapi Allah berkehendak lain.
Istrinya ternyata telah meninggal sebelum sempat ditolong Arifin Ilham. Berbekal pengalaman-pengalaman gaib yang ia alami, Arifin Ilham pun memantapkan hatinya untuk menjadi pengingat manusia agar tidak lupa berzikir.
Menjadi Penceramah
Banyak kegiatan yang dilakukannya. Salah satu yang paling berkesan adalah memimpin zikir untuk para narapidana di Cipinang.
Menurut Arifin Ilham, kegiatan ini memberikan dampak yang sangat dalam sehingga banyak di antara narapidana tidak sanggup membendung air matanya, menyesali dosa-dosanya.
Mertua yang Baik
Selebgram cantik yang telah menjadi mualaf, Larissa Chou, berduka atas wafatnya Ustadz Arifin Ilham. Lewat Instagram pribadinya, istri Muhammad Alvin Faiz itu mengunggah sebuah pesan untuk sang ayah mertua yang isinya sangat mengharukan.
Bersama foto yang diunggahnya, mendiang Ustadz Arifin Ilham tampak tersenyum dalam balutan busana serba putih, dia menulis.
“Innalillahiwainnailaihirojiun, selamat jalan Abi sayang. Sungguh anugerah terbesar dalam hidup Rissa bisa mengenal dan menjadi bagian keluarga Abi,” seperti dilansir Sripoku.com.

Larissa mengungkapkan, ayah mertuanya itu kini tak perlu lagi merasakan sakit akibat kanker nasofaring yang menderanya selama ini. “Allah sayang sama Abi, sekarang Abi enggak perlu kesakitan dan batuk-batuk. Abi bisa istirahat,” imbuhnya.
Ustadz Arifin Ilham, menurutnya, selalu memanggilnya dengan sebuah sapaan sayang, ‘menantuku’. “Panggilan itu selalu diucapkan Abi sambil tersenyum,” ujar Larissa Chou.

Mengingat kematian menjadi pesan yang tak bosan diingatkan oleh Ustadz Arifin Ilham, perempuan 23 tahun itu pun berterima kasih atas kasih sayang yang selalu diterimanya.
Bersama keluarga besar, Larissa berusaha untuk mengikhlaskan kepergian ustadz kondang tersebut.
===