Berita Palembang

KKP Siapkan Alat Antisipasi Masuknya Penyakit Cacar Monyet ke Sumsel, Deteksi Bandara dan Pelabuhan

Kepala KKP Kelas II Palembang, Marjunet SKm MKes menyatakan pihaknya telah menyiapkan peralatan untuk mengantisipasi penyakit langka

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: pairat
KOLASE SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Petugas KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Kelas II Palembang melakukan pemeriksaan kesehatan di lorong kedatangan Bandara yang sudah dilengkapi dengan Thermal Scanner. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-- Kepala KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Kelas II Palembang, Marjunet SKm MKes menyatakan pihaknya telah menyiapkan peralatan untuk mengantisipasi penyakit langka yang disebut cacar monyet atau monkeypox yang kemungkinan bakal dibawa calon penumpang melalui pintu bandara dan pelabuhan di Sumsel.

Menurutnya, KKP Palembang yang memiliki tugas melaksanakan cegah tangkal penyakit yang belum ada di Indonesia telah mempersiapkan berbagai langkah antisipatif dalam menghadapi penyebaran penyakit monkeypox yang disebabkan oleh virus. 

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa penyakit mongkeypox ini sedang menyebar secara terbatas di Singapura.

Terkait hal itu maka KKP Palembang melakukan pemeriksaan ketat terhadap para pendatang/penumapng pesawat yang tiba dari Singapura di Bandara Internasional SMB II Palembang. 

Petugas KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Kelas II Palembang melakukan sosialisasi terkait masuknya Penyakit Cacar Monyet ke Sumsel.
Petugas KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Kelas II Palembang melakukan sosialisasi terkait masuknya Penyakit Cacar Monyet ke Sumsel. (SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ)

Soal Penyelundupan 22 Mei, Moeldoko: Bisa saja mereka melakukan tembakan di kerumunan

Korban Kebakaran di Talang Jawa Kelurahan Talang Ubi Barat Kecamatan Talang Ubi PALI Dapat Bantuan

"Para penumpang yang tiba tersebut sebelum melewati pemeriksaan keimigrasian, mereka harus melewati lorong kedatangan yang sudah dilengkapi dengan Thermal Scanner, yaitu alat pemindai suhu tubuh manusia yang mampu mengukur suhu tubuh dalam manusia jumlah massal sekaligus. Sehingga jika ada pendatang yang memiliki suhu tubuh tidak normal, tentu akan bisa dideteksi," ungkap Marjunet kepada Sripoku.com, Senin (20/5/2019).

Untuk mengoperasionalkan alat tersebut, KKP Palembang menempatkan 1 orang tenaga Surveilans Epidemiologi, 1 orang dokter dan 2 orang perawat pada setiap kedatangan pesawat dari Singapura. 

Dijelaskannya, setiap penumpang yang datang, setelah melewati pemeriksaan suhu tubuh dan pemeriksaan visual lain, kepada mereka akan dibagikan leaflet yang berisi penjelasan monkeypox.

Demikian juga leaflet yang berisi edukasi monkeypox tersebut, dibagikan kepada penumpang yang akan berangkat ke Singapura.

Selain di bandara, KKP Palembang juga melaksanakan pengamatan ketat bagi crew kapal yang datang dari singapore di pelabuhan boom baru.

Jumlahnya lumayan banyak setiap hari. Kepada meraka, kami juga memberikan edukasi tentang apa itu monkeypox, dan bagaimana cara menghindarinya.

"Kami mengimbau kepada masyarakat Palembang pada khususnya dan masyarakat Sumsel pada umumnya, untuk sementara waktu sebaiknya tidak usah bepergian ke Singapura jika tidak ada keperluan yang sangat penting. Jika harus berangkat ke Singapura, maka lakukan perilaku PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) serta mencari tahu keterangan tentang bagaimana menghindari monkeypox dengan baik dan benar," seru Marjunet.

Penyakit ini viral ketika menyerang seorang warga Nigeria yang tengah berada di negara Singapura. Warga Nigeria berusia 38 tahun tersebut tiba di Singapura pada 28 April lalu.

Pemerintah setempat sudah memastikan, karena ketika menjalani pemeriksaan, warga Nigeria tersebut dinyatakan positif terjangkit penyakit langka monkeypox pada Rabu (8/5/2019).

Kini dikabarkan warga Nigeria yang terjangkit penyakit langka tersebut sudah dalam kondisi stabil dan masih menjalani perawatan di ruang isolasi di Pusat Penyakit Menular Nasional (NCID).

Monkeypox atau cacar monyet pertama kali ditemukan pada hewan monyet di tahun 1958. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan dari hewan ke manusia dan biasanya terjadi di wilayah tengah dan barat Afrika.

Biasanya mereka yang terinfeksi dari penyakit monkeypox ini akan mengalami demam, sakit kepala, sakit otot, nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga terjadi ruam pada kulit.

Bahkan dalam beberapa kasusnya, virus ini bisa membuat komplikasi serius seperti pneumonia, radang otak, serta infeksi mata. Departemen Kesehatan Singapura, Monkeypox biasanya akan sembuh dengan sendirinya.

Pasien yang terjangkit sebagian besar akan pulih dalam waktu dua hingga tiga pekan. Selain itu, disebutkan juga jika kematian karena penyakit menular ini bervariasi.

Deretan Artis Ini Ternyata Meninggal dengan Cara Tragis, Overdosis hingga Diduga Dibunuh Pacar

Download Lagu (MP3) Lawas Nostalgia 80-an dan 90-an Mulai dari Lagu Titiek Sandora dan Iis Sugiarti

Bisa karena wabah, namun kurang dari 10 persen dilaporkan sebagian besar terjadi pada anak-anak.

Seseorang akan tertular jika melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi virus ini.

Hewan tersebut seperti tikus, kemudian virus juga akan mudah tertular dari perburuan dan konsumsi daging hewan liar.

Memang daging hewan liar merupakan salah satu daging yang banyak diburu dan dijual di kawasan Afrika.

Daging ini disebut menjadi sumber protein yang populer pada beberapa negara di Afrika.

Penularan monkeypox antar manusia memang memungkinkan namun masih terbatas.

Ini karena seseorang hanya akan tertular apabila memiliki gejala ruam pada kulit, khususnya.

Untuk penyebaran virus, khususnya terjadi melalui pernapasan dan tetesan. Selain itu juga biasanya penularan memerlukan kontak tatap muka dalam jangka waktu panjang.


Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved