Tumbuhan Juga Punya “Internet” Sendiri, Benarkah?
Sebagian besar mungkin kita beranggapan bahwa selama ini, tumbuhan hanyalah makhluk hidup pasif yang hanya menyerap air
Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
Tumbuhan Juga Punya “Internet” Sendiri, Benarkah?
SRIPOKU.COM --Sebagian besar mungkin kita beranggapan bahwa selama ini, tumbuhan hanyalah makhluk hidup pasif yang hanya menyerap air dan nutrisi dari tanah dan berfotosintesis untuk tumbuh dan mensuplay oksigen untuk kebutuhan manusia.
Namun ternyata, tumbuhan juga dapat secara aktif berkomunikasi satu sama lain, bahkan melewati jarak yang jauh sekalipun.
Hal ini dilakukan lewat perantaraan mikoriza, sejenis jamur yang tumbuh di dalam dan sekitar akar tumbuhan.
Mikoriza dapat membantu tumbuhan memperoleh air dan nutrisi yang dibutuhkannya dari tanah.
Sebagai bayaran, tumbuhan menyediakan karbohidrat sebagai makanan bagi mikoriza.
Sebagaimana jamur pada umumnya, mikoriza terdiri dari kumpulan benang tipis yang disebut miselium.
Miselium dapat menyebar hingga beberapa meter, sehingga membentuk jaringan mikoriza (mycorrhizal network) yang saling terhubung satu sama lain dari beberapa tumbuhan yang berbeda.
Jaringan ini berperan sebagai internet bawah tanah bagi tumbuhan, sehingga secara umum disebut juga wood wide web.
Tumbuhan yang terhubung dengan jaringan ini dapat berbagi nutrisi dan informasi dengan tumbuhan lain di sekitarnya.
Sebagai contoh, Pohon Douglas fir yang lebih tua dapat mengirimkan makanan berupa karbon pada pohon muda, sehingga dapat membantu pertumbuhannya.
Contoh lainnya, saat suatu tumbuhan terserang bahaya, entah itu ancaman hama jamur ataupun kutu daun,tumbuhan tersebut akan mengirimkan sinyal bahaya untuk memperingatkan tetangganya.
Tumbuhan yang menerima sinyal tersebut selanjutnya akan memproduksi senyawa kimia yang berfungsi sebagai bentuk pertahanan terhadap hama, sehingga kerusakan tidak menyebar.
Kasus penanggulangan bahaya seperti ini telah dipelajari pada tomat dan kacang babi.
Namun, sebagaimana internet yang kita pergunakan, jaringan ini juga memiliki bentuk “kejahatannya” sendiri.
Beberapa jenis tumbuhan, misalnya anggrek, dapat memanfaatkan jaringan mikoriza untuk mencuri karbon yang dibagikan oleh tumbuhan lainnya.