4 Kasus Bullying Anak Selain JusticeForAudrey, Ada yang Gara-gara Softlens, No 3 Sampai Bunuh Diri

4 Kasus Bullying Anak Selain JusticeForAudrey, Ada yang Gara-gara Softlens, No 3 Sampai Bunuh Diri

Penulis: fadhila rahma | Editor: Tresia Silviana
kolase instagram
4 Kasus Bullying Anak Selain JusticeForAudrey, Ada yang Gara-gara Softlens, No 3 Sampai Bunuh Diri 

4 Kasus Bullying Anak Selain JusticeForAudrey, Ada yang Gara-gara Softlens, No 3 Sampai Bunuh Diri

SRIPOKU.COM - Baru-baru ini, publik tanah air dikejutkan dengan kabar seorang siswi SMP di Pontianak berinisial Au (14) yang menjadi korban pengeroyokan siswi SMA di dua tempat berbeda.

Akibat pengeroyokan tersebut, Au harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Kronologi lengkap pengeroyokan terhadap Au bermula saat korban dijemput satu di antara oknum di kediaman kakeknya.

Oknum terduga pelaku yang merupakan siswi pelajar SMA ini meminta korban mempertemukannya dengan kakak sepupunya berinisial P dengan alasan ada yang ingin dibicarakan.

 5 Artis Menghilang di Masa Emasnya, Lihat Kabarnya Sekarang, Ada yang Stroke hingga Jadi Ibu Persit

 JusticeforAudrey, Gubernur Kalbar Sebut Kasus Pengeroyokan Siswi SMP Sudah Tidak Dapat Ditoleransi

 #JusticeforAudrey, Hotman Paris Minta Presiden Jokowi Ikut Tangani Kasus Pengeroyokan Siswi SMP

Ilustrasi
Ilustrasi (kolase instagram)

Au yang tidak mengenal para oknum menyanggupi hal itu dan menemui P bersama oknum terduga pelaku.

Setelah bertemu P, oknum yang menjemput ternyata tak sendiri.

Ada empat orang lain yang kemudian membawa Au dan P ke tempat sepi di Jalan Sulawesi.

Kakak sepupu korban kemudian terlibat baku hantam dengan oknum berinisial D.

Sementara tiga teman D melakukan kekerasan terhadap Au.

 Ternyata Ini yang Buat Mikhaelia Audrey Megonondo Jadi Miss Indonesia 2019, Penonton Sampai Riuh!

Korban dibully, rambutnya dijambak dan disiram menggunakan air.

Bahkan kepala korban dibenturkan ke aspal, dan perut korban diinjak.

Ada tiga oknum yang diduga melakukan kontak fisik dengan korban Au.

Sementara itu, ada sembilan siswi lain yang menyaksikan kejadian tersebut, sambil tertawa tanpa berupaya menolong korban.

Korban dianiaya di dua lokasi, di Jalan Sulawesi dan di Taman Akcaya.

Setelah melakukan penganiayaan, pelaku meninggalkan korban begitu saja.

Sebelum meninggalkan korban, pelaku sempat menyampaikan ancaman agar apa yang dialami korban tak diadukan kepada orangtuanya.

"Ada ancaman pelaku bahwa kalau sampai mengadu ke orangtuanya, akan mendapatkan perlakuan lebih parah lagi," kata Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu.

Menurut Tumbur, persoalan ini awalnya dipicu masalah cowok.

Menurut informasi yang diperoleh pihaknya, mantan pacar kakak sepupu korban menjalin dengan oknum pelaku penganiayaan ini.

Mereka ribut di media sosial, saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu.

Akibat penganiayaan yang dialaminya, korban mengalami muntah.

Bahkan saat ini korban dirawat di rumah sakit dan sudah dilakukan rontgen tengkorak kepala dan dada.

Penganiayaan yang dilakukan pelaku juga membuat korban mengalami trauma.

Menurut keterangan keluarga korban, Au sering mengigau seolah-olah masih dalam penganiayaan.

Pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya permasalahan ini ke jalur hukum, untuk memberikan efek jera bagi para pelaku.

Keluarga korban juga menolak upaya mediasi yang ingin dilakukan oleh siapapun.

Ternyata kasus bully sudah banyak merebak, setidaknya ada 4 kasus bully di sekolah yang pernah viral dan heboh.

1. Siswa SD di Sukabumi Tewas Diduga jadi Korban Bully

SR (8), seorang siswa kelas II SDN Longkewang, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meregang nyawa, pada Selasa 8 Agustus 2017 silam.

SR tewas diduga setelah berkelahi dengan rekan di sekolahnya.

Keluarga korban, Abdul Rohim membantah adiknya punya riwayat penyakit seperti apa yang disebutkan pihak sekolah, dinas terkait dan ke polisian.

Padahal selama ini adiknya tersebut sehat bahkan sehari sebelum meninggal sempat bermain layangan seperti biasa tanpa ada tanda-tanda sakit.

Rohim melanjutkan, dari informasi nenek korban, SR kerap mendapatkan perlakuan kasar dari DR (terduga pelaku) dan ibunya pernah mendatangi rumah terduga pelaku untuk mengadukan kelakuan DR yang kerap mengasari SR.

Rohim pun menyesalkan terjadinya kasus ini di lingkungan sekolah, seharusnya sekolah menjadi tempat yang aman bagi adiknya yang tengah menimba ilmu tersebut.

Pihaknya juga meminta kepada polisi agar secepatnya menyelesaikan kasus yang menewaskan adiknya itu.

2.  Anak SD Kelas 2 di Sydney Bunuh Diri

Sebuah surat dikirimkan ke sang guru sebelum seorang bocah mengakhiri hidupnya pada Februari 2019 lalu. Karena tidak tahan terus-terusan jadi korban perundungan, seorang anak SD kelas 2 di Sydney, Australia menulis pesan bunuh diri kepada gurunya.

"Tuhan, tolong cabut nyawa saya," itulah kata-kata pada pesan yang ditinggalkan oleh Jack Wilkinson.

Seminggu sebelum insiden, pesan bunuh diri itu ditinggalkan di atas meja gurunya. Jack mengaku dipukuli oleh teman-teman sekelas selama 10 menit.

Menurut ibunya, Kristy Sturgess, Jack memiliki masalah Anxiety Disoder atau gangguan kecemasan yang dialaminya sejak usia muda.

Menurut Kristy, awalnya Jack hanya menjadi korban perundungan verbal. Dia disebut gila oleh teman-temannya.

Namun semuanya berubah ketika dia masuk kelas 2. Jack mulai menerima perundungan secara fisik. " Selalu ada saja teman yang melihat Jack menjadi sasaran empuk bullying," kata ibunya.

Kata Kristy, ketika Jack berusia 6 dan 7 tahun, dia pulang dari sekolah sambil menangis dan memohon agar diizinkan tidak pergi ke sekolah lagi. Jack sebenarnya telah menjadi korban bullying sejak hari pertama masuk kelas 2.

Pada awalnya, dia hanya dipukul di bagian kepala beberapa kali sebelum menjadi korban bullying yang lebih buruk.

3. Siswi SD Korban Bully di Jakarta

Pada, Senin (17/7/2017), beredar sebuah video bullying yang dilakukan oleh segerombolan siswa di sebuah mal kawasan Jakarta Pusat.

Diketahui bahwa pelaku sekaligus korban adalah seorang siswa di daerah Tanah Abang.

4. Remaja SMP Persekusi Siswa SD di Sidoarjo

Pada Sabtu, 10 Maret 2018 silam beredar sebuah video viral yang mempertontonkan sejumlah siswi berseragam sedang mempersekusi seorang remaja perempuan. Persekusi tersebut dilatari oleh utang pembelian softlens, yang akhirnya berujung adu mulut antar siswi tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo, M Asrofi membenarkan atas kejadian tersebut. Menurut Asrofi, persekusi terjadi pada Kamis, 8 Maret 2018 lalu, sekitar pukul 14.00 WIB, di kawasan Perumahan Bumi Intan Permai Rangkah, Sidoarjo.

Korban persekusi itu merupakan siswi kelas 6 SD di kawasan Desa Rangkah, Kecamatan Kota Sidoarjo. "Korban berinisial A, kelas 6 SD. Korban di-bully hingga menangis oleh L, D, dan P asal salah satu SMP negeri di Sidoarjo," tutur Asrofi.

Menurutnya, persekusi terjadi karena faktor utang piutang pelunasan softlens. Saat itu, korban yang belum melunasi utang piutang akhirnya ditagih oleh salah satu dari ketiga pelaku.

"Karena tagihan itu, akhirnya terjadi adu mulut sampai viral di media sosial," katanya.

===

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved