Inilah Putra Aji Adhari, Remaja Indonesia Usia 15 Tahun yang Berhasil Meretas Situs NASA
Pada saat teman-teman seusianya sibuk bermain game dan menjelajahi media sosial, Putra Aji Adhari, seorang siswa kelas dua MTS Manbaul Khair Ciledug,
Bukan berasal dari keluarga yang melek akan teknologi tak menghalangi Putra mengejar impiannya. Ia mengaku belajar secara otodidak dengan bantuan Google dan Youtube.
Namun, ketika belajar sendiri tak jarang ia menemui kebuntuan yang membuatnya frustasi.
Sampai akhirnya ia menemukan sebuah komunitas di Facebook yang berisi orang yang jauh lebih berpengalaman dari dirinya.
"Di komunitas itu kita saling sharing kalau nemu masalah, ada yang enggak ngerti, isinya banyak orang hebat tapi tidak ada yang jadi mentor, semua sama," ujar Putra.
Setelah cukup ilmu, ia kemudian menggunakan keahliannya tersebut untuk melakukan penetration testing.
"Penetration testing itu web kita uji satu-satu, apakah ada bug (celah sistem) yang bisa dimasuki," ucap Putra.
Dari celah itu, seseorang biasanya bisa melihat dan mengambil data-data yang tersimpat dalam server instansi tersebut.
Berbagai situs web sudah pernah di tes oleh Putra, mulai dari perusahaan perbankan, e-commerce, dan situs pemerintah.
Retas situs NASA
Satu hal yang paling dibanggakan Putra ialah ketika ia berhasil meretas situs lembaga Antariksa Amerika Serikat atau yang biasa dikenal NASA.
"Awalnya dapat informasi dari teman, komunitas yang ngeshare program bug bounty yang diadakan oleh NASA, pas ngeliat ngerasa tertantang, terus coba," ujar Putra.
Bukan perkara mudah untuk menembus sistem keamanan dari organisasi yang bertanggung jawab atas penelitian luar angkasa tersebut.
Putra mengatakan, butuh waktu tiga hari hingga akhirnya ia bisa menemukan celah untuk mengakses server NASA.
Dengan celah temuannya itu, seseorang bisa melakukan apa saja terhadap sistem yang dimiliki NASA, mulai dari mengotak atik isi data, mengganti, hingga mematikan server tersebut.
Namun, tak mau terlibat dalam tindak kejahatan, ia kemudian melaporkan temuannya itu kepada admin dari NASA untuk segera diperbaiki.