7 Kasus Perampokan di Sumsel Sepanjang 2019, Bidan Desa Diperkosa No 3 Penembakan Sadis di Banyuasin

7 Kasus Perampokan di Sumsel Sepanjang 2019, Bidan Desa Diperkosa No 3 Penembakan Sadis di Banyuasin

Penulis: fadhila rahma | Editor: Sudarwan
Istimewa
7 Kasus Perampokan di Sumsel Sepanjang 2019, Bidan Desa Diperkosa No 3 Penembakan Sadis di Banyuasin 

Sebelum mendobrak pintu, para pelaku terlebih dahulu mematikan listrik rumah korban.

Menurut Kades Karangmulya Nengah Kamaryase korban meninggal dunia akibat luka tembak yang dideritanya di bagian dada tembus hingga punggung.

Korban kata dia, kemungkinan ditembak ketika akan keluar rumah untuk meminta pertolongan warga sekitar.

"Meskipun dalam kondisi tertembak korban masih sempat berlari hingga ke jalan poros," katanya

Selain membunuh nyoman Sukarno, para pelaku juga memukul kepala ayah korban Made Rawet dan memukul leher ibu korban Made Teplo.

Beruntung kedua orangtuanya korban selamat dan tidak mengalami luka parah.

5. Perampok Gendam Sasar Taksi Online di Sukawinatan Palembang

Ilustrasi Cara Pelaku Gendam Memperdaya Korbannya
Ilustrasi Cara Pelaku Gendam Memperdaya Korbannya (ist)

Heriyanto (23) sama sekali tidak menyangka bila hari pertamanya kembali menjadi sopir taksi online justru berujung kejadian nahas yang menimpa dirinya.

Heriyanto adalah sopir taksi online yang menjadi korban begal di Jalan Sukawinatan Palembang, Jumat (22/3/2019).

Saat ditemui, leher pria berkacamata itu masih dibalut perban putih. Baju dan celananya juga tampak terlihat ada bekas darah.

Namun dia sudah bisa bergerak dan melakukan aktifitas seperti biasa. Korban menuturkan, dia sendiri tidak sadar bagaimana bisa sampai ke wilayah tersebut.

"Saya sendiri nggak sadar kenapa bisa ada di Sukawinatan,"ucapnya saat ditemui di sebuah ruko dikawasan Jalan Jendral Sudirman. Kejadian bermula sesaat setelah Heriyanto selesai mengantar penumpangnya yang seorang ibu-ibu ke ATM SPBU jalan AKBP Cek Agus Simpang Golf sekitar pukul 12.20 WIB.

Setelah itu korban kembali menjalankan kendaraannya menuju kearah jalan Bangau. "Saat itu kondisi pintu mobil tidak terkunci dan kaca samping mobil sedikit terbuka. Karena saya baru saja menurunkan penumpang,"ucapnya.

Namun belum lama menjalankan kendaraannya, tepatnya sebelum Simpang tiga jalan AKBP Cek Agus Simpang Golf, Heriyanto tiba-tiba menghentikan laju mobil karena mendengar teriakkan orang yang memanggilnya.

"Pas sebelum simpang tiga simpang Golf saya dengar ada yang teriak 'Om....'. Reflek saya berhenti,"ujarnya. 

Tanpa ada negosiasi, orang yang memanggilnya itu langsung masuk ke dalam mobil. Dia mengatakan ada dua orang laki-laki yang memanggilnya saat itu. Satu orang langsung duduk di kursi depan samping supir. Satunya lagi duduk persis di belakang supir.

"Mereka itu masih muda, kira-kira usianya hampir sama seperti saya. Nah, orang yang duduk di depan langsung sentuh lengan tangan kiri saya. Nggak ditepuk, cuma disentuh sekali lewat saja. Sudah, habis itu saya nggak ingat apa-apa lagi,"ucapnya.

Heriyanto sendiri mengaku tidak sadar bila dia mengendarai mobil ke arah jalan Sukawinatan. Bahkan arah mana saja yang dilaluinya selama diperjalanan, sama sekali tidak teringat olehnya.

"Seperti dihipnotis gitu, saya sadarnya waktu sudah sampai di Sukawinatan. Persis lokasinya saya lupa, tapi yang jelas saya tahu kalau itu wilayah Sukawinatan. Itu kenapa saya langsung bilang 'nah kok bisa disini' karena saya sendiri heran. Perasaan tadi nggak mau kesini,"ujarnya.

Setelah tahu kesadaran Heriyanto telah kembali, sontak pria tidak dikenal yang duduk persis di belakang kursi sopir langsung mencekiknya.

"Orang itu bilang, kamu diam dan jangan melawan. Kalau nggak mau mati, berikan handphone kamu,"ucapnya menirukan omongan pelaku.

Heriyanto tak tinggal diam, dia sempat berusaha melakukan perlawanan. Namun usahanya itu sia-sia. Sebuah benda yang dia duga obeng telah menusuk leher sebelah kanannya.

"Posisi orang itu kan, tangan kirinya mencekik. Kanannya itu saya kurang tahu pegang apa, tapi sepertinya obeng. Pokoknya nggak jelas, sudah benar-benar panik saya. Nggak terasa sakit, tapi tahu ada sesuatu yang sempat nyentuh leher saya,"ujarnya.

Setelah mendapat telepon genggam milik Heriyanto, kedua pria tidak dikenal itu lantas meninggalkannya begitu saja di dalam mobil. Dia tidak menyadari bila lehernya sudah dalam kondisi terluka dan mengeluarkan tetesan darah yang cukup banyak.

"Kondisi saya lagi panik, tapi juga agak lega. Karena nyawa dan mobil saya tidak apa-apa. Sudah, setelah itu niat saya mau pulang tapi di tengah jalan seperti ada yang menetes di baju. Pas dilihat sudah banyak darah di leher,"ucapnya.

Sebuah lubang dengan lebar sekitar 2 cm ada di lehernya akibat kejadian mendebarkan tersebut. Heriyanto lantas memacu mobilnya ke Jalan Murai Rajawali untuk meminta bantuan dengan rekannya sesama driver taksi online lain.

"Dari situ saya dibawa ke RS terdekat dan langsung dapat pertolongan disana,"ujarnya.

Namun hingga berita ini diturunkan, Heriyanto masih enggab membuat laporan terkait musibah yang baru saja menimpa dirinya.

"Nantilah saya masih syok, masih bingung mau ngapain. Saya juga tidak mau terlalu disebarluaskan kejadian ini. Saya mau menenangkan diri dulu,"ucapnya.

Sementara itu, ditemui di lokasi yang sama, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Driver Online (ADO) Sumsel Ahmad Harvin mengatakan berharap, baik dari driver online sendiri maupun pihak kepolisian seterusnya dapat lebih bekerja sama dalam menjaga sistem keamanan bagi pengemudi angkutan online.

"Baik dalam segi keamanan maupun segala unsur, kami harapkan dapat lebih terjaga supaya hal-hal tidak diinginkan yang bisa saja terjadi di luar sana dapat lebih diminimalisir,"ujarnya.

6. Pasutri Pemilik Toko Mas Dibacok di Jalan Semeru Palembang

Foto yang beredar di WhatsApp yang diduga merupakan foto korban perampokan toko emas dan kini dirawat di rumah sakit.
Foto yang beredar di WhatsApp yang diduga merupakan foto korban perampokan toko emas dan kini dirawat di rumah sakit. (Kolase Sripoku.com)

Dari video rekaman kamera CCTV yang beredar di medsos (media sosial), pasangan suami istri  pasangan suami istri (pasutri) Djulijono (71) alias Akiong dan Kevi (65) istrinya, dirampok kawanan perampok dengan menggunakan senjata tajam (sajam) golok, Rabu (3/4/2019).

Saat itu pasutri ini sedang naik becak motor (motor), namun saat tepat di simpang tiga Jalan Semeru Kelurahan 17 Ilir lapangan Hatta Palembang, tiba-tiba dihadang dua pria yang menggunakan sepeda motor.

Lokasi aksi perampokan atau Tempat kejadian Perkara (TKP) berada di tengah pemukiman penduduk, bahkan persis di persimpangan jalan.

Bahkan tak jauh dari dua pria itu, ada dua pria lainnya yang juga menggunakan sepeda motor secara berboncengan.

Detik-detik aksi perampokan yang terjadi di kawasan Dempo Kecamatan IT I Palembang, Rabu (3/4/2019)
Detik-detik aksi perampokan yang terjadi di kawasan Dempo Kecamatan IT I Palembang, Rabu (3/4/2019) (Kolase Sripoku.com)

Dua pria yang dibonceng, langsung turun dari sepeda motor dan menuju bentor yang ditumpangi korban. 

Tanpa basa-basi, tas yang berisi perhiasan dipegang korban langsung ditarik pelaku.

sempat terjadi tarik-menarik tas antara pelaku dan korban. 

Namun pelaku yang menenteng senjata tajam golok, mengayunkan goloknya ke arah korban.

Bahkan korban yang pria sempat terseret karena mempertahankan tas miliknya.

Warga sekitar yang melihat kejadian, tidak mengetahui apa yang terjadinya sebenarnya.

7. Dua Bocah di Muaraenim Dirampok

Sepriadi (20) dan barang bukti, tersangka pelaku perampokan terhadap dua bersaudara yakni Juliansyah (13) dan Aril (10) warga Desa Pagar Gunung, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muaraenim, Sabtu (16/2/2019).
Sepriadi (20) dan barang bukti, tersangka pelaku perampokan terhadap dua bersaudara yakni Juliansyah (13) dan Aril (10) warga Desa Pagar Gunung, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muaraenim, Sabtu (16/2/2019). (SRIPOKU.COM/ARDANI ZUHRI)

Dua bersaudara yakni Juliansyah (13) dan Aril (10) warga Desa Pagar Gunung, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muaraenim jadi korban perampokan dua pelaku di Jalan Simpang Pertamina, Desa Pagar Gunung, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muaraenim.

Kejadian tersebut berawal ketika kedua korban mengendarai sepeda motor Honda Revo BE 3465 JA warna merah menuju rumah.

Pada saat di perjalanan pelaku perampokan yakni Sepriadi dan Gunci tiba-tiba langsung menghadang kedua korban dan merebut sepeda motor.

Kedua korban yang kalah tenaga hanya pasrah.

Supaya tidak diketahui warga, kedua pelaku membawa kedua korban ke pondok dalam kebun karet.

Kemudian pelaku mengikat kedua tangan korban dan membekap mulut korban dengan kain supaya tidak berteriak.

Setelah aman kedua pelaku kabur meninggalkan korban di dalam pondok dan membawa sepeda motor dan tas korban yang berisi enam buah HP.

Setelah pelaku pergi, kedua korban berhasil melepas ikatan dan pulang serta menceritakan kejadian yang menimpa mereka kepada keluarganya yang menyebabkan korban mengalami kerugian sekitar Rp 6 juta.

Ayah korban, Sarwani (38) kemudian melaporkan peristiwa yang dialami dua bersaudara itu.

Setelah menerima laporan dan hasil pemeriksaan ternyata korban mengenali pelaku sehingga petugas langsung melakukan pengejaran.

Dan tidak lama kemudian salah satu pelaku yakni Sepriadi berhasil ditangkap.

Dari hasil pemeriksaan pelaku mengakui perbuatan tersebut dan dilakukannya bersama Gunci (DPO).

Kapolres Muaraenim AKBP Afner Juwono melalui Humas Polres Muaraenim Iptu Ade mengatakan, saat ini pihaknya telah mengamankan tersangka Sepriadi bersama barang buktinya satu lembar baju kemeja motif garis-garis, satu lembar sobekan handuk untuk menutup mulut korban, dua lembar sobekan kain untuk mengikat tangan korban, satu helai baju kaos warna Biru dan celana Jeans warna Hitam yang dipakai tersangka.

Untuk tersangka Gunci masih dalam pengejaran karena indentitasnya sudah diketahui.

Atas perbuatannya tersangka akan dikenakan pasal 365 KUHP.

===

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved