Pilpres 2019

SURVEI TERBARU Elektabilitas Capres Jokowi vs Prabowo Subianto Setelah Debat Ke-2 Pilpres 2019

Debat Ke-2 Capres 2019 Jokowi vs Prabowo Subianto yang berlangsung Minggu malam 17 Februari 2019 mempengaruhi tingkat elektabilitas atau popularitas

Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/ANTON
Link Live Streaming dan Jadwal Debat Kedua Capres Cawapres Joko Widodo vs Prabowo Subianto 

SURVEI TERBARU Elektabilitas Capres 2019 Jokowi vs Prabowo Subianto Setelah Debat Ke-2 Pilpres 2019

SRIPOKU.COM - Bagaimana Debat Ke-2 Capres 2019 Jokowi vs Prabowo Subianto yang berlangsung Minggu malam 17 Februari 2019 mempengaruhi tingkat elektabilitas atau popularitas Calon Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto?

Ternyata masyarakat sangat fokus memperhatikan setiap ungkapan, statemen, gaya taktis menjawab serta gaya menyerang Calon Presiden Jokowi maupun Calon Presiden Prabowo Subianto terhadap lawannya.

Pemirsa pun menarik kesimpulan siapa paling cemerlang saat  Debat Ke-2 Capres 2019 Jokowi vs Prabowo yang berlangsung Minggu malam 17 Februari 2019 tadi malam.

Pasangan Capres Joko Widodo -Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Salahuddin Uno. Tim Kampanye dan Badan Pemenangan Capres di Sumatera Selatan Kembali Gelar Nobar Debat Capres Kedua
Pasangan Capres Joko Widodo -Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Salahuddin Uno. Tim Kampanye dan Badan Pemenangan Capres di Sumatera Selatan Kembali Gelar Nobar Debat Capres Kedua (KPU)

TKW Asal Palembang Diculik dan Hendak Dijual ke WN India, Berikut Cerita Kronoligisnya

Hadapi Arema FC, Gelandang Persib Bakal Berikan yang Terbaik untuk Bobotoh

Sriwijaya FC Kalah 0-5, Hartono Ruslan Bangga Pasukannya Tak Gentar Hadapi Pemain Bintang

Masih Cedera, Neymar Kembali Diragukan Turun Hadapi Manchester United

Lantas siapa paling memiliki ide cemerlang? Temukan jawabannya di akhir tulisan ini ...

Yang pasti, serang menyerang serta adu bertahan dilakukan masing-masing kubu.

Capres 2019 Prabowo Subianto misalnya, menyoal mengapa pemerintah masih mengimpor beras, padahal produksi di dalam negeri cukup.

Capres 2019 Jokowi lantas menjawab, betul produksi beras Indonesia sebenarnya sudah surplus (kelebihan produksi) 3 juta ton lebih.

Bahwasanya masih mengimpor, kata Jokowi, tujuannya untuk stabilitasi harga beras, serta persediaan waspada bencana. 

Salmafina Sunan, Mantan Istri Taqy Malik Unggah Foto Lepas Hijab, Sebelumnya Sempat Umumkan Hal Ini

Suami Nikah Lagi 7 Artis Ini Tak Mau Dimadu, Pilih Cerai Ketimbang Diduakan, No 3 Menikah Diam-diam

Hanya Ada 1 Tim yang Mampu Raih Poin di Camp Nou dan Santiago Bernabeu

Jokowi bahkan menyebut, tahun 1984, ketika Presiden Soeharto mencapai sukses swasembada beras, saat itu produksi beras nasional 21 juta ton per tahun.

Kini di era pemerintahannya, produksi beras nasional 33 juta ton per tahun. 

Sementara tingkat konsumsinya sekitar 28-29 juta ton. 

Artinya produksi melebihi kebutuhan nasional. 

"Lantas mengapa masih impor beras? Ya karena untuk stabilisasi harga, untuk persediaan waspada bencana," tegas Jokowi.

Kalau Terpilih Jadi Presiden, Prabowo Janjikan Percepatan Strategi Sejahterakan Rakyat

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sempat memuji calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atas capaiannya di bidang infrastruktur.

Bibir Kamu Hitam Bikin Gak Percaya Diri? Begini Cara Mencerahkanya Cukup dengan 7 Bahan Murah Ini

Rindu Dylan Sahara Teramat Dalam, Ifan Seventeen Buat Persembahan Istimewa untuk Mendiang Istrinya

Video Hasil Pertandingan Sriwijaya FC vs Madura United, Dibantai di Leg Pertama Piala Indonesia

Hal tersebut ia lontarkan dalam debat capres, saat memaparkan visi dan misi.

Meski demikian, Prabowo memastikan dirinya akan mempercepat pembangunan ketimbang Jokowi jika dirinya terpilih sebagai presiden nantinya.

"Saya tawarkan strategi yang lebih cepat membawa kemakmuran dan keadilan Indonesia," ujar Prabowo di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).

Meski mengapresiasi, namun Prabowo menilai kinerja pemerintah kurang efisien.

Banyak infrastruktur yang dikerjakan dengan tanpa pertimbangan lebih jauh dan grasak grusuk.

Prabowo mengatakan, tiga masalah utama yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu negara adalah pangan, energi, dan air.

Jika berhasil memenuhi tiga unsur tersebut, maka bisa disebut negara yang berhasil. Ia mengatakan, konstituen di lapangan banyak mengeluhkan soal harga pangan yang bergejolak.

"Kami akan menjamin pangan tersedia dalam harga yang terjangkau untuk seluruh rakyat," kata Prabowo seperti dikutip dari Kompas.com 
Selain itu, Prabowo juga memperhatikan kesejahteraan para pelaku industri pangan mulai dari petani, nelayan, hingga produsen dengan memastikan imbal hasil yang didapat.

Hal lain yang disorot Prabowo adalah tingginya tarif listrik saat ini. Ia menjanjikan harga listrik akan turun jika menjabat presiden nantinya.

"Kami akan turunkan harga listrik, harga makanan pokok, dan menyiapkan pupuk berapapun yang dibutuhkan kami akan siapkan sampai petani," kata Prabowo.

Pengamat: Prabowo Kurang Ide Saat Debat Ke-2 Capres 2019 

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, dinilai hampir tidak memiliki ide baru jika dirinya terpilih dalam debat keduaPemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Hal itu diungkapkan Analisis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.

Menurutnya, Prabowo hanya memaparkan sedikit saja inovasi kebijakan jika ia memimpin.

"Sedikit saja yang muncul dari Prabowo, yaitu menyelamatkan lingkungan hidup akan dipisah antara menteri kehutanan dan menteri lingkungan hidup," ujar Ubedilah kepada Kompas.com, Senin (19/2/2019).

Saat debat, Prabowo menilai dua bidang tersebut memiliki fungsi yang berbeda sehingga tidak dapat disatukan seperti sekarang.

"Saya akan pisahkan. Menteri kehutanan kok dijadikan satu dengan lingkungan hidup?" ujar Prabowo.

Menurut Prabowo, kementerian bidang lingkungan hidup seharusnya mengawasi kementerian kehutanan.

Dengan demikian, pengawasan terkait pelanggaran izin di bidang kehutanan dapat diawasi dengan ketat.

Ide baru Prabowo lainnya, lanjut Ubedilah, adalah dirinya yang akan membuat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang khusus menangani perikanan dan kelautan.

Dia menjelaskan, ide-ide yang disampaikan Prabowo masih terlalu sedikit, padahal dalam debat tadi malam ia memiliki sisa waktu yang cukup untuk menyampaikan gagasanya.

"Prabowo tampak terlalu santai dan kurang memanfaatkan waktu dengan baik. Bahkan ada dua kali kesempatan untuk Prabowo yang tidak dimanfaatkan waktunya dengan baik tetapi mengatakan cukup," ungkapnya kemudian.

Di sisi lain, seperti diungkapkan Ubedilah, Prabowo juga memiliki kelemahan dalam debat kedua dengan tidak menghadirkan pertanyaan yang tajam terkait energi, pangan, sumber daya alam (SDA), infrastruktur, dan lingkungan hidup.

Survei Elektabilitas Jokowi vs Prabowo Setelah Debat Ke-2 Capres 

Dan berikut ini TribunStyle.com pantau tingkat popularitas Capres 2019 Jokowi vs Prabowo Subianto setelah Debat Ke-2 Capres 2019 Jokowi vs Prabowo  berakhir Minggu malam 17 Februari 2019.

Survei elektabilitas / Popularitas Capres 2019 ini dikutip dari survei media sosial yang digelar PoliticaWave.com.

Data berdasar arus obrolan di media sosial soal performa Capres 2019 Jokowi vs Prabowo Subianto saat adu gagasan dan adu wacana, serta ide dan solusi.

TribunStyle.com mengutip data PoliticaWave hingga tertanggal 17 Februari 2019 malam :

Trend of Awareness

Jokowi-Amin : 355.104
Prabowo-Sandi: 325.133

Elektabilitas Kandidat

Jokowi-Amin: 677,511
Prabowo-Sandi: 613.415

Share of Awareness

Jokowi-Amin: 1.286.533 (57,7 %)
Prabowo-Sandi: 1.023.087

Share of Citizen
Jokowi Amin: 198.403 (59,1 %)
Prabowo-Sandi: 137.423 (40,9 %)

Artikel ini sudah tayang di TribunStyle.com dengan judul SURVEI TERBARU Elektabilitas Capres 2019 Jokowi vs Prabowo Subianto Setelah Debat Ke-2 Pilpres 2019, http://style.tribunnews.com/amp/2019/02/18/survei-terbaru-elektabilitas-capres-2019-jokowi-vs-prabowo-subianto-setelah-debat-ke-2-pilpres-2019?page=all

===

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved