Hukum Tak Dengarkan Khutbah Jumat, Ustad Abdul Somad: Malaikat Pun Tutup Buku Ikut Menyimak
Hukum Tak Dengarkan Khutbah Jumat, Ustad Abdul Somad: Malaikat Pun Tutup Buku Ikut Menyimak
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Salat Jumat dimana terdapat rangkaian khutbah di dalamnya, maka wajib hukumnya bagi pria yang sudah dewasa. Maka itu, ada beberapa syarat dan rukun salat Jumat yang harus diikuti, termasuk salah satunya mendengarkan khutbah Jumat seperti dijelaskan oleh Ustadz Abdul Somat.
Maka itu, UAS atau Ustadz Abdul Somat menyatakan, wajib mendengarkan Khutbah Jumat, yang merupakan salah satu rukun yang artinya wajib. Nah, bagaimana jika seseorang tidak mendengarkan khutbah Jumat atau berbicara saat khutbah berlangsung?
Selanjutnya Ustad Abdul Somad memiliki beberapa jawaban tegas, bahwa orang yang tidak mendengarkan khutbah adalah perbuatan sia-sia. Bahkan Malaikat pun tutup buku dan mendengar khutbah.
Maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam salat Jumat, karena semuanya akan terjawab oleh penjelasan Ustadz Abdul Somad mulai dari hukum meninggalkan salat Jumat, 3 kali tidak salat Jumat, kemudian salah jumat tetapi tida mendengarkan khutbah Jumat, dan bagaimana Malaikat yang gemas melihat jamaah tidak mendengarkan salat Jumat.
1. Hukum Meninggalkan Salat Jumat
Siapa yang meninggalkan salat jumat, disengaja, Allah mengunci pintu hatinya.
"Hati terkunci, telinga tersumbat, mata tersumbat, gara-gara menyepelekan salat Jumat," ujar Ustadz Abdul Somad sapaannya.
Hal ini dipertegas dalam hadis yakni:
“Hendaklah orang yang suka meninggalkan shalat jumat menghentikan perbuatannya. Atau jika tidak Allah akan menutup hati-hati mereka, kemudian mereka benar-benar akan tergolong ke dalam orang-orang yang lalai.” (HR. Muslim no. 865)
2. Hukum 3 Kali Tidak Salat Jumat
Jangan menyepelakan salat Jumat dan cepat datang, tujuan salat jumat mendengar Khutbah bukan hanya dua rakaat itu, tetapi ikuti semua rukumnnya. Artinya, cepat masuk ke masjid. Nah, bagaimana jika orang yang meninggalkan salat Jumat? itu lebih parah lagi, apalagi yang sudah 3 kali tidak melakukan salat Jumat.
“Barangsiapa meninggalkan shalat Jum’at sebanyak tiga kali karena lalai terhadap shalat tersebut, Allah akan tutupi hatinya.” (HR. Abu Daud no. 1052, An Nasai no. 1369, dan Ahmad 3: 424.
Hal ini diterankan oleh Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih). Ini akibat yang menimpa hati. Musibah ini lebih bahaya dari akibat yang menimpa jasad atau kulit seseorang.
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah.” (QS. Al Jum’ah: 9). Sementara beberapa ahli pakar tafsir, yang dimaksud ‘dzikrullah’ atau mengingat Allah di sini adalah shalat Jum’at. Sa’id bin Al Musayyib mengatakan bahwa yang dimaksud adalah mendengar nasehat (khutbah) pada hari Jum’at. (Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, 8: 265)
Kalau kau katakan kepada teman di sebelahmu Ssttt (diamlah) saat salat jumat, kau sudah melakukan perbuatan sia-sai, siapa yang sia-sia, maka tiada jumat lah baginya.
3. Berbicara saat Khutbah atau tidak dengarkan Khutbah Salat Jumatnya Sia-sia
Hal ini ditegaskan dalam hadist:
Artinya: Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Jika engkau berkata kepada temanmu ‘diamlah!’ di hari Jum’at, dalam keadaan imam sedang khutbah, maka engkau (shalat Jum’atmu) sia-sia,” (HR. Muslim).
Atau hadis ini:
“Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa berbicara pada shalat Jum’at ketika imam sedang berkhutbah, maka ia seperti keledai yang memikul kitab-kitab. Dan orang yang berkata: Diamlah, tidak ada Jum’at baginya,” (HR. Ahmad).
Penjelasan Ustad Abdul Somat.
"Artinya perbuatannya sia-sia. Maka jika ada yang belum masuk masjid padahal khutbah sudah dimulai, itu salat Jumatnya sia-sia.
"Maka untuk selanjutnya jangan lagi diulang. Segeralah datang ke masjid, jam 12 sudah stand bay, duduk shaf di pertama bacalah surat al Kahfi, karena barang siapa yang baca surat al kahfi akan lebih baik," ujar Abdul Somad.
4. Manfaat baca surat Al Kahfi sebelum atau sesudah Jumat
Allah akan memberikan penerang cahaya, antara dua Jumat.
“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470)
5. Bikin Malaikat Marah
Ustad Abdul Somad mengatakan.
"Maka Datang ke masjid duduk, maka malaikat tutup buku dan ikut mendengarkan. Makanya Malaikat sering gemas kalau melihat orang masih bicara atau bahkan tidak mendengarkan khutbah Jumat, jika bisa telinga (si Jamaah itu) akan dia sentil saking Malaikat jadi gemas," ujarnya.
Hal ini dipertegas yakni:
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, artinya: Pada hari Jumat, di setiap pintu masjid ada malaikat yang mencatat orang yang akan salat satu persatu. Jika imam telah duduk (di mimbar saat adzan), mereka melipat lembaran catatan (keutamaan amal) dan datang mendengarkan peringatan (HR. Bukhari: 3039/Muslim: 850).
Hadis di atas menjelaskan beberapa perkara tentang hari Jumat dan aktivitas malaikat, serta pesan penting bagi peng-khutbah Jumat. Pertama, pada hari Jumat ada malaikat yang bertugas di setiap pintu masjid untuk mencatat jamaah yang datang sebelum khatib naik mimbar. Kedua, orang yang mendatangi masjid lebih awal untuk melaksanakan salat Jumat dan menunggu waktu masuk sambil berdzikir kepada Allah Ta’ala memiliki keutamaan, yaitu masuk dalam catatan kebaikan yang ditulis malaikat saat di pintu masjid.
Ketiga, malaikat menyudahi catatannya lalu melipat lembaran catatan itu apabila khatib telah naik mimbar. Artinya, jamaah Jumat yang datang setelah khatib naik mimbar tidak akan dicatat oleh malaikat. Karena itu hilanglah kesempatan untuk mendapatkan nilai keutamaan menghadiri shalat Jumat di awal waktu. Keempat, malaikat juga mendengarkan khutbah Jumat (peringatan) yang disampaikan oleh khatib.
Dari penjelasan hadis tentang malaikat mendengarkan khutbah Jumat tersebut, dapat ditarik beberapa pelajaran. Pertama, hari Jumat memiliki keistimewaan. Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqih Sunnah (Jilid 1)menulis sebuah hadis riwayat Ahmad dan Ibnu Majah, di mana Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wassalam menjelaskan bahwa hari Jumat lebih mulia dari hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam hadis lain Rasulullah bersabda: Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam AS diciptakan dan dimasukan ke surga. Dan pada hari itu pula ia dikeluarkan dari surga. Kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat (HR Muslim).
Banyak keutamaan amaliyah hari Jumat yang dijelaskan dalam hadis. Sehingga Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wassalam memberi bimbingan khusus dalam menyikapi hari Jumat, seperti mandi dan mengenakan pakaian yang terbaik, serta memakai wewangian (HR. Bukhari dan Muslim). Baihaqi meriwayatkan dari sahabat Jabir RA bahwa Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wassalam memiliki pakaian khusus yang hanya dipakai saat-saat hari raya dan Jumat.
Adapun syarat-syarat wajib shalat Jum’at menurut jumhur ulama’ adalah sebagai berikut:
1. Islam, tidak wajib Jum’at atas orang selain Islam
2. Baligh (dewasa), tidak wajib Jum’at atas anak-anak
3. Berakal, tidak wajib Jum’at atas orang-orang bodoh atau orang gila.
4. Laki-laki, tidak wajib atas perempuan
5. Sehat, tidak wajib Jum’at atas orang sakit
6. Bertempat dalam negeri, tidak wajib Jum’at a tas orang yang sedang dalam perjalanan.
7. Merdeka
Rukun:
1. Didahului oleh dua khotbah Jumat oleh khatib
dalam kondisi berdiri dan duduk di antara dua khotbah
2. Dilakukan sebanyak 2 rakaat
3. Secara berjamaah
4. Niat
5. Takbiratul ihram
6.Berdiri jika mampu
7. Membaca Al-fatihah di setiap rakaat
8. Rukuk
9. I’tidal
10. Sujud
11. Duduk di antara dua sujud
12. Duduk tasyahud akhir dan membaca doanya
13. Salam
====