Niat Solat Fajar dan Solat Qobliyah, Penjelasan Ustaz Abdul Somad Surat yang Dianjurkan untuk Dibaca
Niat Solat Fajar dan Solat Qobliyah, Penjelasan Ustaz Abdul Somad Surah yang Dianjurkan untuk Dibaca
Penulis: sudarwan | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Banyak sekali solat sunat yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam untuk lebih mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, Allah SWT.
Salah satu solat (salat, dalam KBBI) yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan adalah solat sunat 2 rakaat sebelum solat subuh.
Sebaiknya solat sunat 2 rakaat sebelum Subuh ini jangan ditinggalkan karena fadilahnya sangat dahsyat.
عن عائشة عن النبي قال (( ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها )). رواه مسلم. وفي رواية (( لهما أحب إلي من الدنيا جميعاً ))
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Dua raka’at salat Fajr lebih baik dari pada dunia dan seisinya.” [HR. Muslim] dalam riwayat lain dengan lafazh : “Sungguh kedua raka’at tersebut lebih aku cintai daripada dunia semuanya.”.
•
Niat Solat Dzuhur dalam Bahasa Arab & Latin, Lengkap Bacaan Solat Dzuhur dan Tata Cara Solat Dzuhur
•
Herman Deru Ajak Pegawai Pemprov Sumsel Awali Anggaran Tahun 2019 dengan Solat Berjamaah
•
5 Kisah Peserta Tes CPNS 2018, Lulus Berkat Salat Ashar, Bawa Jimat hingga Melahirkan Usai Ujian SKD
•
Niat dan Bacaan Shalat Jumat Bahasa Arab dan Latin Serta Sunah dan Syarat Sebelum Sholat Jumat
Solat sunat 2 rakaat sebelum subuh itu ada yang menyebutnya sebagai solat sunat fajar ada juga yang menyebutnya sebagai solat rawatib atau qobliyah.
"Solat sunat fajar dengan solat sunat qobliyah subuh itu sama saja. Tapi niatnya beda," ujar Ustaz Abdul Somad menjawab pertanyaan salah seorang jemaah dalam sebuah ceramah yang diunggah ke Youtube.
Ustaz Addul Somad menjelaskan, untuk solat fajar niatnya adalah:
أُصَلِّى سُنَّةَ الْفَجْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal-fajri rak’ataini lillahi ta’ala.
Artinya: Aku niat shalat sunah Fajar dua rakaat, karena Allah Taala.
Sedangkan untuk niat solat qobliyah 2 rakaat sebelum subuh adalah:
أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatash-shubhi rak’ataini qabliyyatal lillahi ta’ala.
Artinya: Aku niat shalat sunah sebelum Subuh dua raka’t karena Allah Taala
Sementara untuk bacaan surat pendek Ustaz Abdul Somad menganjurkan untuk membaca surat Al Kaafirun di rakaat pertama dan surah Al Ikhlas di rakaat kedua.
•
Tata Cara Salat Sunnah Safar Bagi yang Hendak Pergi Haji, Umrah & Perjalanan Jauh Lainnya
•
Salat Dhuha dan Tahajud, Yudha Pratomo Mahyuddin Mantapkan Niat Menuju TPS
•
Kepergok Lakukan Ibadah Salat di Dalam Kereta, Artis Tampan Ini Banjir Pujian
Surat Al-Kafirun:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ
qul yā ayyuhal-kāfirụn
Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ
lā a'budu mā ta'budụn
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ
wa lā antum 'ābidụna mā a'bud
dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ
wa lā ana 'ābidum mā 'abattum
dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ
wa lā antum 'ābidụna mā a'bud
dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
lakum dīnukum wa liya dīn
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Surat Al Iklhas
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
qul huwallāhu aḥad
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
allāhuṣ-ṣamad
Allah tempat meminta segala sesuatu.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
lam yalid wa lam yụlad
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad
Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Salat Fajar yakni salat Sunnah Rawatib Qabliyah Subuh.
Pelajaran dari Hadits :
1. Keutamaan akhirat dibanding dunia. Karena perhiasan dunia, bagaimanapun indah dan mahalnya, maka itu semua akan hilang dan sirna. Adapun akhirat, maka kenikmatannya kekal selama-lamanya dan tidak akan sirna. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ [النحل/96]
“Apa yang di sisi kalian akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” [An-Nahl : 96]
2. Betapa besar nilai pahala yang Allah berikan untuk dua rakaat salat sunnah rawatib qabliyah Subuh, padahal dua raka’at tersebut adalah amalan yang ringan. Ini merupakan salah satu bentuk keutamaan dan keluasan rahmat Allah ‘Azza wa Jalla.
3. Jika seorang muslim telah mengetahui betapa besar nilai pahala salat sunnah rawatib qabliyah Subuh, maka selayaknya dia untuk senantiasa menjaganya.
Sungguh dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam benar menjaga salat fajr tersebut dengan sebenar-benar penjagaan, sampai-sampai ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan : “Beliau sama sekali tidak pernah meninggalkan kedua rakaat tersebut.” beliau juga menuturkan : “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menjaga amalan nafilah lebih kuat dibanding konsistensi beliau menjaga dua rakaat fajr.”
4. Tuntutan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah melaksanakan dua rakaat ini dengan ringan. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata : “Dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meringankan pelaksanaan dua rakaat salat yang dikerjakan sebelum salat shubuh, sampai-sampai aku mengatakan, ‘Apakah beliau membaca Ummul Kitab‘?” [Muttafaqun ‘alaihi]
5. Tuntunan sunnah pada rakaat pertama setelah surat Al-Fatihah membaca surat Al-Kafirun, dan pada rakaat kedua setelah surat Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlash (Qul huwallahu ahad).
Atau boleh juga pada rakaat pertama membaca ayat :
قُولُوا آَمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (136) [البقرة/136]
Katakanlah (wahai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. [Al-Baqarah : 136]
Sedangkan pada rakaat kedua membaca :
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (64) [آل عمران/64]
Katakanlah: “Wahai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian, yaitu kita tidak beribadah kecuali kepada Allah dan tidak kita persekutukan-Nya dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Rabb-Rabb selain Allah”. Kika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. [Ali ‘Imran : 64]
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari shahabat Abu Hurairah :
أن رسول الله قرأ في ركعتي الفجر ( قل يا أيها الكافرون ) و (قل هو الله أحد) رواه أبو داود
Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada salat dua rakaat fajr surat “Qul Ya Ayyuhal Kafirun” dan surat “Qul Huwallahu Ahad” [HR. Abu Dawud]
Shahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan :
كان رسول الله يقرأ في ركعتي الفجر (قولوا آمنا بالله وما أنزل إلينا ) والتي في آل عمران ( تعالوا إلى كلمة سواء بيننا وبينكم ) رواه مسلم
Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada dua rakaat fajr :
(قولوا آمنا بالله وما أنزل إلينا )
dan berikutnya ayat yang pada surat Ali ‘Imran
( تعالوا إلى كلمة سواء بيننا وبينكم ) [HR. Muslim]
6. Apabila seorang muslim mengerjakan salat fajr tersebut di rumahnya, kemudian dia merasa ingin istirahat sejenak, seperti kalau sebelumnya ia telah mengerjakan salat tahajjud dengan sangat panjang, maka dituntunkan baginya untuk berbaring pada bagian kanan, dengan syarat dia yakin bahwa ia tidak akan ketinggalan salat shubuh berjama’ah di masjid.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha : “Dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila salat dua rakaat fajr, beliau kemudian berbaring pada bagian kanannya.” [HR. Al-Bukhari]
7. Salat sunnah fajr adalah salat sunnah yang dikerjakan sebelum salat subuh. Apabila dia sampai ke masjid ternyata iqamat sudah dikumandangkan (sementara dia belum sempat mengerjakan salat fajr), maka ia tetap langsung salat shubuh berjama’ah bersama imam.
Kemudian dia bisa mengerjakan salat sunnah fajr tersebut setelah salat berjama’ah subuh. Atau kalau dia mau, dia menunggu sampai matahari terbit dan mengerjakannya ketika matahari sudah tinggi.
Dari shahabat Qais bin ‘Amr :
رأى رسول الله رجلا يصلي بعد صلاة الصبح ركعتين، فقال رسول الله: ( صلاة الصبح ركعتان ) فقال الرجل : إني لم أكن صليت الركعتين اللتين قبلهما، فصليتهما الآن. فسكت رسول الله
Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang pria salat dua rakaat setelah salat shubuh. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menegurnya, “salat shubuh itu hanya dua rakaat.” Maka pria tersebut menjawab, “Aku tadi belum sempat mengerjakan salat dua rakaat yang dikerjakan sebelumnya (yakni qabliyah shubuh), maka aku mengerjakannya sekarang.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun diam (tanda setuju). [HR. Abu Dawud. Dan Al-Imam Al-Mubarakfuri mentarjih hadits ini shahih, dalam kitab beliau Tuhfatul Ahwadzi Syarh At-Tirmidzi).
===