5 Kisah Peserta Tes CPNS 2018, Lulus Berkat Salat Ashar, Bawa Jimat hingga Melahirkan Usai Ujian SKD
5 Kisah Unik Peserta Tes CPNS 2018, Lulus Bekat Shalat Ashat, Bawa Jimat hingga Melahirkan Usai Ujian SKD Ujian Seleksi Kemampuan Dasar (SKD)
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
SRIPOKU.COM - Ujian Seleksi Kemampuan Dasar (SKD) CPNS 2018 sudah digelar di sejumlah intansi. Demi mencapai passing grade semua peserta berusaha sekuat tenaga belajar dan berupaya.
Tapi sayang, menuju detik-detik akhir ujian SKD kuota CPNS dikhawatirkan tidak tercapai. Karena banyak peserta yang tidak mampu mencapai passing grade yang ditentukan.
Khususnya ujian SKD di Tes Karakteristik Pribadi (TKP) yang disebut tes paling sulit dalam ujian CPNS 2018.
Di balik ujian CPNS terungkap banyak cerita.
Ada yang begitu ijab qabul di hadapan penghulu langsung meninggalkan pelaminan untuk mengikuti ujian, ada yang memakai jimat, ada juga yang panas dingin bertemu sang mantan beserta suami sahnya.
Seperti 5 kisah unik peserta yang mengikuti ujian SKD berikut yang dirangkum Sripoku.com dari berbagai sumber.
1. Ketahuan Memakai Jimat
Ujian SKD di Kabupaten Madian, Jawa Timur cukup menggelikan karena peserta ketahuan memakai jimat.
Benda-benda aneh yang ditemukan dari peserta tes seperti bungkusan kain putih. Bungkusan kain itu ditemukan dari seorang peserta tes computer assisted test (CAT) yang diselipkan di baju hingga celana dalam.
Dilansir dari Kompas.com, puluhan peserta tes seleksi calon pegawai negeri sipil ( CPNS) di Kabupaten Madiun yang kedapatan membawa jimat saat hendak masuk ruang ujian memiliki alasan khusus.
Dengan membawa jimat, peserta meyakini akan menambah kepercayaan diri dan memperlancar mengerjakan soal.

"Persepsi mereka dengan membawa jimat akan memudahkan mengerjakan soal, melancarkan soal yang dikerjakan dijawab dengan benar. Selain itu bisa menambah kepercayaan diri," ujar Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Madiun, Sigit Budiarto yang dihubungi Kompas.com, Rabu ( 7/11/ 2018)
Sigit mengatakan, tim tidak menanyakan secara detil alasan peserta membawa jimat dan asal muasal jimat itu diperoleh saat akan masuk ruang ujian. Ia berdalih, bila dilakukan penelusuran alasan peserta tes menggunakan jimat akan menyita banyak waktu.
"Kalau dilakukan penelusuran akan memakan waktu lama. Makanya kami hanya menyita jimat yang ditemukan didalam pakaian peserta tes. Nanti setelah selesai, para peserta bisa kembali mengambil jimatnya," ujar Sigit.
Ditanya dasar larangan membawa jimat saat masuk ruang ujian, Sigit mengatakan, sesuai ketentuan tidak diperbolehkan membawa apa pun ke dalam ruangan kecuali kartu peserta, pensil, dan selembar kertas kosong.