SFC Update
Reaksi Keras Beto Jelaskan Soal Wasit dan Sikapnya Dikepung saat Suporter Sriwijaya FC di Bandara
Video:Reaksi Keras Beto Jelaskan Soal Wasit dan Sikapnya Dikepung saat Suporter Sriwijaya FC di Bandara
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Fadhila Rahma
Sriwijaya FC sebelumnya bernama Persijatim Solo FC, ketika ditake over Gubernur Syahrial Oesman dengan mahar Rp5 miliar lebih ke Sumsel. Dengan kepemilikan penuh itulah, Pemprov Sumsel selaku pemilik kemudian mengganti nananya dengan Sriwijaya FC. Maka tidak heran jika kemudian Ketua Tim SAR Sriwijaya FC, Syahrial Oesman meminta maaf kepada masyarakat Sumsel yang mencintai Sriwijaya FC karena SFC gagal bertahan di Liga 1.
Dia orang yang paling terluka, sebab sebagai milik Sumsel Sriwijaya FC juga pernah mengalami pasang surut, bahkan Sriwijaya FC pernah nyaris terdegradasi di musim pertamanya sejak di take over hingga kemudian berkat sentuhan tangan dingin pelatih Suimin Diharja, kekuatan non teknis dari Gubernur Syahrial Oesman kala itu, Sriwijaya FC selamat.
Namun, musim 2004-2005 kala itu, beda dengan musim 2018 saat ini, di mana Syahrial Oesman mengaku memang sebagai Gubernur dia bersama tim Sriwijaya FC 100 persen bisa berbuat. Berbeda dengan saat ini, Sriwijaya FC masih dikelola oleh PT SOM, manajemen saat ini, sehingga sebagai Tim SAR dia hanya memperkuat SFC dari sisi non teknis, sehingga tidak tahu kondisi pemain yang sesungguhnya.
"Kami dari tim SAR mohon maaf kepada masyarakat Sumsel tidak bisa menjalankan tugas sebaik-baiknya dan kami tidak bisa mengelak dari degradasi ini," kata Syahrial Oesman usai nonton bareng di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Minggu (9/12/2018).
"Sebagai pendiri Sriwijaya FC, Saya orang paling terluka, paling sakit hati karena saya pendiri SFC dan hari ini SFC mengalami kemunduran," katanya.
SO, begitulah ia biasa disebut menerangkan Tim SAR pada posisinya sudah kerja keras untuk mendorong SFC agar tetap selamat dari segi non teknis karena secara teknis TIM SAR tidak dapat melakukan apa-apa, kecuali manajemen yang mempunyai wewenang penuh.
"Dari segi teknik kami tidak bisa masuk, kami hanya non teknis, kami sudah maksimalkan, tapi hasilnya seperti ini," ungkapnya.
Pendiri Sriwijaya FC di tahun 2004 ini lagi-lagi minta maaf dengan hasil ini. Ia pula mengucapkan terima kasih kepada pemain sudah berusaha dengan maksimal. Termasuk juga manajemen dan jajaran pelatih.
"Sebagai tim SAR, saya akan kembalikan lagi ke Gubernur Sumsel karena beliau yang membentuk tim SAR. Tinggal gubernur memutuskan mau diapakan SFC ini," katanya.
Namun SO mengatakan, Liga 1 berakhir, masih ada Piala Indonesia yang akan diarungi oleh Laskar Wong Kito yang sudah masuk babak 64 besar. Apa peran Tim SAR? Syarial Oesman mengaku tidak tahu karena tugasnya di TIM SAR yang bertugas menyelamatkan SFC di Liga 1 selesai.
Meski begitu, dalam waktu dekat Tim SAR akan menemui orang nomor satu di Sumsel H Herman Deru untuk membicarakan bagaimana SFC ke depan. Ia berharap Gubernur Sumsel dapat memberikan dukungan SFC di Piala Indonesia dan Liga 2 agar SFC dapat masuk lagi di Liga 1 musim depan.
"Kita akan melaporkan bahwa tugas sudah selesai di Tim SAR sekaligus merekomendasikan agar Pak Gubernur suport untuk SFC tetap ikut dalam Piala Indonesia dan Liga 2 agar SFC bisa kembali ke Liga 1 musim berikutnya," jelasnya.
"Kami akui, ketika Tim SAR yang ditugas Gubernur turut membantu, tim ini sudah sekarat, Rahmad Darmawan keluar, 9 pemain juga dilepas, hal inilah yang membuat sulit kami, dan ini kejadiannya, tetapi kita tidak menyalahkan siapapun. Dengan kondisi saat ini lebih kita fokus ke Piala Indonesia dan bagaimana mempersiapkan tim ini menghadapi Liga 2 Indonesia untuk kembali promosi ke Liga I Indonesia." ujar SO.
====