Berita Palembang
Gelar Festival Kopi di Griya Agung, Herman Deru Ajak Warga Bangkitkan Cita Rasa Kopi Khas Sumsel
Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai provinsi yang memiliki lahan kebun kopi seluas 250 ribu hektare dan sebagai pemasok kopi terbesar di Indonesia.
Penulis: Wahyu Kurniawan | Editor: pairat
Laporan wartawan Sripoku.com, Wahyu Kurniawan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-- Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai provinsi yang memiliki lahan kebun kopi seluas 250 ribu hektare dan sebagai pemasok kopi terbesar di Indonesia.
Lima daerah yang menjadi pemasok kopi terbesar adalah Lahat, Muaraenim Semendo, OKU Selatan, Empat Lawang dan Pagaralam.
Maka dari itu Pemerintah Provinsi Sumsel mengadakan kegiatan Festival Kopi Rakyat Sumsel 2018 di Griya Agung, dengan 27 peserta dari tujuh Kabupaten/Kota yang ada dan ber tagline “Beli, bela, minum kopi kita Sumsel”.

Baca: 9 Kode Rahasia WhatsApp, Bisa Pantau Lokasi Pasangan Selama 24 Jam hingga Buat Tulisan Super Unik
Baca: Berita Muba: Dinilai 17 Media Nasional, Dodi Reza Alex Raih Best Communicators 2018 Kategori Bupati
Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan bahwa hampir tidak pernah kata kopi itu hilang, bahkan lebih dahsyat daripada kata cinta. Kalau kata kopi pasti ada setiap hari itulah dahsyatnya kopi, ketika dibangunkan saja saya dibangunkan dengan aroma kopi oleh istri tercinta.
“Itulah dahsyatnya kopi, saya saja dibangunkan dengan aroma kopi dan saya tahu yang mana kopi buatan istri yang mana buatan orang lain,” Jelasnya saat Pidato, Sabtu (10/11).
Alasan apalagi kita tidak mendukung kopi Sumsel yang sangat luar biasa ini, lihat saja kekuatan kopi dimana-mana. Robusta maupun Arabica khas Sumsel itu sungguh luar biasa, namun sayang masih kurang cara pengelolaan.
“Saya mencari tahu kenapa robusta dan arabica asli Sumsel kalah saing padahal kualitasnya bagus, ternyata orang tahu pengolahan kopi di Sumsel kurang baik,” Ujarnya.
Maka dari itu, kita ajak mereka berbenah mengelola kopi dengan cara yang baik dan benar serta kebersihan kopi. Sebelum mengolah langkah selanjutnya kita harus kasih pengetahuan dan pelatihan cara mengolah kopi yang baik, untuk cita rasa kopi tergantung cara mengolahnya dan kita harus mencari cita rasa kopi khas Sumsel.
“Para pegiat khususnya jajaran yang mengurus semua pengelolaan kopi saya minta ada pembinaan khusus untuk petani kopi agar lebih baik,” Ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan kopi sumsel Zain Ismed mengungkapkan, kopi Sumsel itu sangat besar potensi untuk dikembangkan dengan produksi 0.6 hingga 0.9 ton per tahun memang masih kalah dengan Vietnam yang produksi tiga ton pertahun.
“Artinya dengan produksi itu kita bisa mengalahkan Vietnam dalam produksi kopi dan kopi Sumsel semakin dikenal,” Jelasnya.
Saat ini masih banyak petani kopi yang masih terburu-buru dalam panen, seperti biji kopi yang masih berwarna hijau tetapi sudah dipanen dan itu yang menyebabkan kualitas kopi tidak baik.
“Ini yang harus kita perhatikan, masih banyak petani yang panen dengan cara petik pelangi,” Ujarnya.