Dokter Tanpa Tarif
Aznan Lelo, Dokter Tanpa Tarif Pernah Dibayar Rp.25 000
Membicarakan masalah kesehatan, salah satu topik yang tidak bisa lepas dari pembicaraan adalah berobat
Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
Ruang tunggu yang juga bagian dari garasi itu kadang dipenuhi pasien, sesuai giliran mereka masuk ke ruang praktik berukuran minimalis.
Di meja registrasi di ujung garasi itu disediakan amplop-amplop putih bergaris tepi biru-merah.
Pasien yang sudah sering datang tahu cara dan jumlah pengisian amplop untuk tarif “ikhlas hati” itu.
Amplop yang sudah diisi dibawa masuk ke ruang praktik saat diperiksa, dan seusai pemeriksaan ditinggal di meja dr. Aznan.
Bagi yang belum tahu dan menanyakan biaya, ada kalanya kena semprot kegusaran dan ketersinggungan Pak Dokter.
Kadang dr. Aznan memberikan obat hasil racikannya sendiri, kadang pula menuliskan resep.
Obat-obat yang dipilihnya pun generik, bisa diperoleh di banyak apotek dengan harga terjangkau.
“Beginilah Dokter yang Kita Inginkan, Tidak Komersil”
Andi (30), seorang kontraktor yang tinggal di Jln. Eka Rasmi, Kelurahan Gedung Johor Medan, yang datang dengan mobil APV putih, mengatakan, alasan utama membawa tiga anaknya ke dr. Aznan bukan hanya karena sang dokter tidak mematok tarif.
Tapi ia betul-betul percaya pada kualitas dokter itu. Hari itu ketiga anaknya menderita batuk pilek.
“Tiga anak saya ini dulu punya penyakit kelenjar di lehernya.
Dokter lain yang pernah saya datangi memvonis harus diambil tindakan medis.
Tapi alhamdullillah, sama Buya tidak. Waktu itu pengobatannya selama enam bulan, dan radang kelenjar pada tiga anak saya sembuh,” kata Andi.
Ia menuturkan, metode pengobatan yang dilakukan dr. Aznan sangat teratur dan bagus karena punya keahlian meracik obat.
“Kalau dokter lain resep obatnya mahal. Di sini obat yang diresepkan Buya relatif terjangkau dan kita bisa dapat di apotek mana saja.
