Gempa Donggala

Pascagempa Donggala , Permukaan Tanah Meninggi 1,5 Meter

Gempa Donggala yang terjadi Jumat sore memicu ter­jadinya peninggian permukaan tanah setinggi 1,5 meter

Editor: Salman Rasyidin
kompas.com
Lokasi rentetan gempa di Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018). Lokasi rentetan gempa di Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018). 

Gempa itu adalah gempa utama. Gempa sebelumnya yang bermagnitudo kurang dari itu disebut sebagai foreshock.

Mekanisme Sesar Geser Berbeda dengan gempa Aceh tahun 2004 yang memicu tsunami besar dan mekanisme sesarnya naik, gempa Donggala punya mekanisme sesar geser.

Artinya, ada dua lempengan yang berdekatan dan gerakannya mendatar satu sama lain.

Berbeda dengan sesar naik di mana ada salah satu yang bergerak vertikal relatif dengan yang lain.

Sesar geser sebesar apapun magnitudonya biasanya tidak akan memicu tsunami besar, kecuali jika diikuti dengan longsoran yang cukup besar akibat getaran gempanya.

Ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko, mengatakan, tsunami bisa terjadi karena dua hal.

Pertama, sesar Palu Koro sendiri sepertiganya berada di lautan.

Saat gelombang gempa menjalar sepanjang sesar itu, maka bagian yang menjorok ke laut ikut bergetar dan memicu tsunami kecil.

Tsunami bisa lebih besar jika ada faktor kedua, yaitu longsoran bawah laut.

Longsoran ini bisa terjadi walaupun mekanisme sesarnya geser.

 Gempa Yogyakarta pada tahun 2006 juga sesar geser tetapi dikuti longsoran di sekitar Prambanan.

Terkait longsoran, Widjo menganggap hal itu masih spekulasi dan diperlukan studi batimetri sesudahnya untuk mengonfirmasi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Ilmiah Gempa Donggala dan Tsunami Palu yang Harus Anda Tahu"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved