Inilah 5 karakteristik Bos, Berikut Jurus Jitu Menghadapinya, Yang Manakah Tipe Atasan Anda?
Setiap bos memiliki gaya berbeda dalam berhubungan dengan karyawan. Karyawan perlu jurus jitu menghadapi si bos dengan berbagai gaya pimpinannya.
SRIPOKU.COM-- Mencari calon suami yang baik, ternyata masih lebih mudah ketimbang mencari bos yang baik.
Kalau calon suami, kita masih punya banyak pilihan dan punya waktu PDKT dulu.
Tapi, kalau bos tidak.
Jika sesuai dengan yang diharapkan, beruntunglah kita.
Kalau kurang, apalagi jauh dari dambaan, berarti hanya sampai di situ nasib kita.
“Setiap bos memiliki gaya berbeda dalam berhubungan dengan karyawan,” pesan Talissa Carmelia., M.Psi., psikolog dari Personal Growth.
Ya, setiap bos memiliki pendekatan yang berbeda kepada setiap karyawannya.
Sebagai karyawan, kita tidak bisa memaksa bos untuk selalu mengikuti cara pendekatan yang kita inginkan.
Untuk itu, karyawan perlu jurus jitu menghadapi si bos dengan berbagai gaya pimpinannya.
Bagaimana caranya? Simak 5 karakteristik bos berikut dan trik menghadapinya.
1. Bos Tukang Kritik

Siapkanlah telinga yang “panjang”.
Karena apapun yang kita kerjakan kerap tidak sesuai dengan keinginannya.
Bahkan personalitas kita pun ikut dikritik.
“Ada bos yang suka to the point, ada bos yang suka membicarakan semua hal. Karyawan perlu pandai dalam menerima dan mencerna kritik atau informasi yang diberikan oleh bos. Karena kritik atau informasi tersebut dapat bersifat serius dan candaan,” ucap Talissa.
Menghadapi bos seperti ini kita harus bisa menjaga emosi.
Jangan sampai kita membalas ucapannya sehingga terkesan menentang.
Lebih baik kita dengarkan dan pahami maksud dari kritik yang disampaikan.
Jika kritiknya membangun, ambil maknanya dan lakukan improvement dari kritik tersebut.
Namun jika menjatuhkan, jangan berkecil hati.
Tetap fokus untuk memberikan performa terbaik dalam bekerja.
2. Bos Pelupa

Namanya juga bos tentu banyak pekerjaan yang harus dikontrol dan dievaluasi.
Belum lagi jadwal meeting yang padat.
Wajar, jika si bos tidak mudah mengingat semua deadline, meeting, maupun delegasi tugas.
Untuk itu, kita perlu mengetahui tanggung jawab dan jadwal bos, agar kita dapat menentukan prioritas saat berurusan dengannya.
Ada baiknya kita berdiskusi dengannya untuk mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kebiasaannya yang pelupa.
Misal, kita bisa saja menawarkan pada bos, menggunakan jadwal meeting harian yang
berupa print out atau online melalui aplikasi seperti Google Calendar.
Tuliskan juga list deadline dan pembagian pekerjaan karyawan.
Ingatkan si bos mengenai jadwal secara berkala.
Misalnya, memberitahu via telepon atau WhatsApp pada satu hari sebelumnya, dua jam
sebelumnya, dan 30 menit sebelum jadwal.
3. Bos Tukang Janji

Janji yang diberikan bos sifatnya tidak pasti.
Keputusannya dipengaruhi banyak hal.
Misalnya situasi finansial perusahaan, perbedaan pendapat antara bos, atau peraturan perusahaan.
Yang perlu kita lakukan, ketika mendengar janji, tetap pertimbangkan bahwa ada kemungkinan terjadi hal-hal yang membuat janji batal terpenuhi.
Karenanya, kita perlu memahami situasi perusahaan secara menyeluruh.
Namun ketika sudah mendekati waktu yang dijanjikan, kita boleh bertanya pada bos mengenai janji yang sempat disampaikan kepada kita.
Apa pun jawabannya, hadapilah dengan besar hati dan tetap sopan.
4. Bos Tukang Marah

Ketika bos mudah marah, emosional, sering berkata kasar, dan tidak terkontrol, sebagai
bawahan apa yang sebaiknya kita lakukan?
Cari tahu penyebab perilaku si bos kenapa bisa begitu.
Apakah disebabkan kesalahan kinerja karyawan atau alasan personal?
Jika perilaku disebabkan oleh alasan pekerjaan, maka karyawan perlu berusaha lebih baik dalam mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan standar yang dinginkan oleh bos.
“Namun, ketika perilaku bos semakin kasar dan tidak bisa diterima, kita dapat mengungkapkan secara sopan dan jelas mengenai keberatan yang dimilikinya,” ucap Talissa.
Jika tidak ada perubahan, bicara kepada atasan yang posisinya lebih tinggi atau setara dengan bos kita.
Dengan tujuan agar bos mendapat teguran dan masukan untuk mengontrol serta mengubah perilakunya yang berlebihan.
Ketika dua cara tersebut tidak berhasil, sepertinya kita harus segera mengambil sikap semacam memohon pindah bagian siapa tahu dapat bos yang lebih baik atau malah pindah
kantor.
Karena bekerja sama dengan bos yang semacam ini sungguh tidak sehat secara mental dan fisik.
5. Bos Pendiam

Ketika bertemu dengan tipe bos pendiam, kita perlu lebih aktif berkomunikasi.
Jangan malas apalagi takut menanyakan secara detail mengenai hal yang belum dijawab olehnya.
Misal, jelaskan bahwa kita masih belum paham dengan penugasan yang diberikan.
Jujur mengenai kesulitan yang dirasakan dan lakukan diskusi untuk mencari solusi agar komunikasi lebih efektif.
Tapi ingat, meskipun pendiam, belum tentu si bos suka jika kita kelewat cerewet.
Nah, sudah siap, kan, untuk disayang bos? (Mega Khaerani)
Artikel ini telah dipublikasikan di situs Nova.grid.id dengan judul:
Ternyata Ada 5 Karakter Boss, Mana yang Sering Kamu Temukan?