Tak Banyak yang Tahu, Ada Adegan ‘Rahasia’di Pertengahan Film Wiro Sableng, Muncul Sosok Ini

Tak Banyak yang Tahu, Ada Adegan ‘Rahasia’di Pertengahan Film Wiro Sableng, Muncul Sosok Ini

Penulis: Fadhila Rahma | Editor: Fadhila Rahma

Di trailer pertamanya dulu, kita mungkin dibikin kesel karena ngeliat efek computer generated imagery (cgi) yang ditampilkan terkesan kasar dan jelek banget. Kemudian efek tersebut keliatan ada perubahan lebih baik di trailer keduanya. 

Hasilnya, di filmnya ini efek cgi yang disajikan keren parah. Efek cgi-nya emang masih kalah sob, dari film-film superhero Hollywood sana. Tapi nggak kalah saing. Bahkan ada beberapa film Hollywood yang punya cgi jauh di bawah cgi Wiro Sableng ini, sebut aja Sharknado hehehe.

Cgi-nya cukup mulus dan cukup bisa ngasih beberapa adegan keren. Misalnya, saat Kala Hijau yang punya jurus menggandakan diri lagi menyerang Wiro dkk. Itu sih keren parah, sob. Di beberapa adegan lain bahkan nggak keliatan kayak cgi. 

FYI juga nih, tim visual efek cgi ini 99% asli Indonesia dengan total 93 visual artist. Kurang keren apa tuh, sob?

Karakterisasi yang Dalam

Dalam setiap film laga, kelemahan yang umum kita temukan tuh biasanya adalah karakterisasi yang lemah. Untungnya, dalam Wiro Sableng ini HAI hampir nggak menemukan itu. Karakterisasi yang dilakukan kerasa cukup dalam dan bisa memberikan keterikatan emosi sama penonton.

Keputusan untuk ngasih origin story Wiro Sableng adalah keputusan yang tepat. Kita diajak untuk tahu siapa Wiro Sableng sebenarnya, bikin kita ngerasa dekat karena udah tahu sosok Wiro di balik perannya sebagai pendekar.

Selain itu penonton juga diberikan character development yang asik dari beberapa karakternya. Khususnya Wiro, penonton diberikan kisah soal perjuangan Wiro mulai dari anak yang nggak tahu apa-apa sampai dirinya mengalami berbagai hal di perjalanan dan bisa jadi pendekar sejati.

Para aktor dan aktris yang terlibat dalam film ini juga bener-bener bisa ngasih performance terbaik mereka sob. Vino G Bastian yang juga adalah anak dari Bastian Tito, bener-bener ngasih penghormatan doi buat sang ayah dengan penampilan apik sebagai Wiro Sableng

Sherina yang udah lama nggak akting juga begitu. Sosok Anggini yang serius bisa tampil menonjol dan berhasil mengimbangi kelucuan karakter Vino dan Faris yang berperan jadi Bujang Gila Tapak Sakti.

Cuman sayangnya, ada beberapa karakter yang agak luput dari pengisahan yang bagus. Kayak Sinto Gendeng, Mahesa Birawa, dan Bidadari Angin Timur. Karakter-karakter ini kurang mendapat porsi yang cukup untuk bisa menggaet empati penonton.

Mungkin salah satu sebabnya adalah terlalu banyak karakter yang dimunculkan. Dalam film ini banyak banget karakter yang muncul, mulai dari yang penting sampai yang cuman lewat atau bertarung sekali. Kayak Dewa Tuak, Pendekar Pembawa Bunga, Iblis Pencabut Sukma, dan beberapa karakter lain. 

Untungnya semua itu ditebus tuntas sama kerennya para aktor dan aktris dalam memerankan mereka. Ruth Marini dengan total mengubah fisiknya dan bener-bener bisa menjelma jadi sosok nenek yang usinya 4 kali lipat dari doi.

Yayan Ruhiyan nggak usah ditanya deh. Walaupun porsi eksplorasi karakternya kurang banyak, tapi Yayan bisa dengan sukses ngasih penampilan yang total dan kesan garang menakutkan dari seorang Mahesa Birawa.

Mungkin adanya kebolongan-kebolongan dalam karakter dan beberapa aspek cerita cuman cara film ini buat ngasih sedikit rasa penasaran ke penonton bahwa bakalan ada cerita kelanjutannya. Iya sob, Wiro Sablengini katanya sih bakal dibuat trilogi. 

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved