Asian Games 2018
Soal Kekalahan Altet dalam Pertandingan Asian Games 2018, Ustaz Felix Siauw Punya Pandangan Berbeda
Tak hanya Lalu Zohri, banyak juga atlet kontingen dari Indonesia, yang gagal mendapatkan medali untuk Indonesia.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Rizka Pratiwi Utami
SRIPOKU.COM -- Pelari andalan Indonesia, Lalu Muhammad Zohri harus merelakan medali pada pertandingan nomor 100 meter putera dalam laga final Asian Games 2018 cabang olahraga atletik.
Lalu Zohri menempati posisi ke-7 dari 8 peserta dengan perolehan waktu 10.20 detik.
Pelari asal Lombok itu pun bercerita kekurangannya dalam pertandingan final yang digelar di stadium utama Gelora Bung Karno pada Minggu (26/8/2018).
Tak hanya Lalu Zohri, banyak juga atlet kontingen dari Indonesia, yang gagal mendapatkan medali untuk Indonesia.

Baca: Live Streaming Asian Games 2018 Jakarta Palembang Cabor Panahan Recurve Beregu Putra dan Putri
Terlepas dari hal itu, sudah semestinya dalam setiap pertandingan ada yang kalah dan ada pula yang menang.
Sepatutnya, sebagai warga Indonesia, tugas kita ialah memberikan dukungan terus menerus kepada para atlet yang telah berjuang semaksimal mungkin untuk mengharumkan nama Indonesia, bukan malah membenci.
Ustaz Felix Siauw pun angkat bicara soal hal tersebut.
Pantauan Sripoku.com dari akun Instagramnya felixsiauw, Minggu (27/8/18) memposting sebuah foto saat dirinya sedang bermain basket bersama rekannya.
Sedangkan dalam caption atau keterangan fotonya, ustaz asal Palembang ini menuliskan pandangannya mengenai perhelatan akbar Asian Games 2018 yang kini tengah mencuri perhatian publik soal 'Menang dan Kalah'.
Baca: Update Klasemen dan Perolehan Medali Sementara Asian Games 2018, Senin 27 Agustus Pukul 08.30
Dalam tulisannya, Felix menegaskan menang dan kalah dalam suatu pertnadingan adlaha hal yang biasa dan mutlak terjadi.
Ia juga menyayangkan, terkadang demi suatu kemenangan yang ingin diraih, beberapa oknum rela melalukan kecurangan hingga fitnah.
Padahal, jika dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari, menang dan kalah tak terlalu jadi ambisi.
Bersaing dengan mengutamakan kejujuran dan sportifitas akan menjadikan diri ini insan yang lebih baik lagi.
Begini tulisan selengkapnya:
Bukan Menang Kalah
Asian Games mengajarkan pada kita, walau dalam pertandingan yang memang sebuah kompetisi, pasti ada yang menang dan yang kalah, tapi yang penting di dalamnya bukan menang atau kalahnya, tapi nilai dalam pertandingan itu, seperti fairplay, semangat, toughness, mental, persiapan, kejujuran, dan tentu saja keyakinan.
Drama world cup melahirkan Prancis sebagai juara, tapi Kroasia-lah yang menjuarai hati penonton, mengapa?
Sebab yang menonton menghargai nilai-nilai di dalam permainan, nilai universal yang diatasnya olahraga dibangun.
Apalah artinya kemenangan bila wasit disogok, pemain lawan disuap, atau dicederai, bahkan semua fasilitas dan penyelenggara sudah disetting? Menang tak bangga, tak ada rasa pencapaian, tak ada rasa istimewa.
Tapi diantara kita lupa tujuan olahraga atau permainan, kita fokus pada hasil padahal prosesnya itulah yang berharga.
Sama seperti kehidupan, bukan hasil fokusnya tapi proses dalam menjalani itu yang membuat kita bertumbuh dan berharga