Berita Palembang

Dahlia Rasyad Penulis Asal Ogan Ilir, Suarakan Hak Perempuan Lewat Novel

Guntur Alam, Benny Arnas, dan Tere Liye adalah beberapa penulis yang mencoba menyajikan khazanah cerita asli Bumi Sriwijaya.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Siti Olisa
SRIPOKU.COM/JATI PURWANTI
Suasana bedah novel Perempuan yang Memetik Mawar karya Dahlia Rasyad di Perpustakaan Daerah Sumsel, Ahad (12/08/2018) 

Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Tidak banyak penulis asal Sumatera Selatan yang karyanya mengangkat tema perempuan dan budaya lokal  menjadi tema utama cerita.

Guntur Alam, Benny Arnas, dan Tere Liye adalah beberapa penulis yang mencoba menyajikan khazanah cerita asli Bumi Sriwijaya.

Baca: Jadwal Lengkap Pertandingan Indonesia Minggu 19 Agustus, Cabor Polo Air, Sepakbola dan Taekwondo

Namun ketiga penulis tersebut  hanya berkutat di salah satu tema saja dan tidak selengkap penulis perempuan asli Palembang ini dalam menyuguhkannya pada sebuah novel.

Adalah Dahlia Rasyad yang melalui novel berjudul Perempuan yang Memetik Mawar mengisahkan perjalanan tentang perjuangan hak-hak perempuan yang dibalut dengan sejarah lama dari daerah asal sang nenek si penulis berasal di desa Beti, Kabupaten Ogan Ilir.

Baca: BREAKING NEWS : Laka Maut di Talang Betutu, Dua Bocah Tewas Ditabrak Dump Truk

"Inspirasinya dari cerita nenek sewaktu beliau masih gadis. Beliau juga bercerita tentang masa kanak dan tuanya kepada orangtua saya dan saya," ujarnya kepada Sripo, Jumat (17/08/2018).

Perempuan berusia 35 tahun ini mengungkapkan tentang keputusannya memilih tentang perempuan.

Dijelaskannya pemilihan tema tersebut juga sebagai bentuk perlawanan untuk tindak kekerasaan dan berbagai stereotip buruk yang acapkali diterima oleh perempuan.

Baca: LIVE STREAMING Pembukaan Asian Games 2018 Malam Ini di SCTV 18.30 WIB

Meski tidak terlalu mendominasi keseluruhan cerita, isu feminisme menjadi bagian penting dalam novelnya yang mendapatkan penghargaan sastra dari Balai Bahasa Yogyakarta sebagai Karya Sastra Terbaik 2014.

"Bagi saya isu-isu perempuan dan kekerasan adalah isu yang signifikan dan eksistensial. Selalu relevan meski bukan hal baru. Isu yang harus dikawal terus," jelasnya.

Baca: Tunaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci, Foto Nia Ramadhani di Dekat Kabah Kembali Jadi Sorotan

Menurutnya pula perempuan merupakan tonggak kelanggengan generasi dan posisinya di dalam Islam rentan disalahkaprahi atau disalahgunakan oleh kaum lelaki.

"Perempuan-perempuan daerah kita bisa lebih jujur dan terbuka dengan diri sendiri agar segala kemungkinan kapasitas diri bisa muncul dan mencapai kemaksimalannya," terangnya yang juga pengagum karya penulis klasik Prancis  Gustave Flaubert.

Baca: Sang Pemanjat Tiang Bendera Diundang Tonton Langsung Pembukaan Asian Games 2018

Baginya untuk dapat menggali potensi diri, perempuan harus bisa menyelami dirinya sendiri dengan melihat lebih jauh ke dalam hatinya.

"Kita tidak pernah tahu kemampuan seorang perempuan tanpa ia sendiri mencoba untuk mencari dan menemukannya," katanya.

Baca: Tunaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci, Foto Nia Ramadhani di Dekat Kabah Kembali Jadi Sorotan

Ken Zuraidah istri almarhum WS Rendra pun dibuat terkagum-kagum oleh sosok penulis lulusan salah satu universitas swasta di Palembang. Dia pun sempat melontarkan kalimat pujian bagi Dahlia.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved