Pilpres 2019

Kritik Keras Fahri Hamzah, Beberkan Kesalahan Fatal PKS Mengapa Sandiaga Uno Terpilih Jadi Cawapres

Menurut Fahri tidak terpilihnya kader PKS, karena pimpinan PKS tidak mengkompetisikan 9 nama kader internal yang digodok.

Editor: Candra Okta Della
IST
Fahri Hamzah 

SRIPOKU.COM - Kritik keras kembali dilontarkan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang juga politisi PKS mengenai terpilihnya Wakil Gubernur Jakarta Sandiga Uno sebagai Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto di Pemilu Presiden 2019.

Menurutnya, ada kesalahan fatal yang dilakukan PKS dan itu membuat rugi sendiri.

Seperti diketahui, sebelum terpilihnya Sandiaga tersebut menyisihkan nama yang diusulkan PKS yakni Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri.

Menurut Fahri tidak terpilihnya kader PKS, karena pimpinan PKS tidak mengkompetisikan 9 nama kader internal yang digodok untuk menjadi Capres atau Cawapres.

PKS lebih memprioritaskan Salim Segaf sehingga setelah melalui kalkulasi politik tidak dipilih oleh Prabowo.

Baca: Terkenal Rendah Hati dan Sangat Bersahabat dengan Siapapun, Ternyata Sandiaga Uno Pernah Marah

Baca: Bak Siluman, 30 Anggota Kopassus Pakai Cara Mistis Usir 3000 Pemberontak Kongo dalam Sekejap

Gambar terkait

"Menurut saya kesalahan PKS dari awal konsepnya enggak jelas ada 9 nama tapi engga di kompetisikan akhirnya yang maju ke pak Prabowo cuma satu nama (Salim Segaf) dan akhirnya 8 nama akan dikubur potensinya engga diangkat itu kesalahan PKS," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/8/2018).

Sebelumnya PKS menyodorkan sembilan bakal calon presiden dan wakil presiden kepada mitra partai koalisi.

Kesembilan nama itu antara lain, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan; Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid; Mantan Presiden PKS, Anis Matta; Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.

Kemudian Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman; Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al'Jufrie; Mantan Presiden PKS; Tifatul Sembiring; Ketua DPP PKS, Al Muzammil Yusuf dan Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera. Fahri yakin apabila 9 nama keder internal tersebut dikompetisikan maka salah satunya akan terpilih.

Baca: Dulu Marah & Ancam Maruf Amin. Ini Sikap Ahok Saat Tahu Mantan Musuhnya Jadi Cawapres Jokowi

Baca: Ini 3 Panglima Perang Prabowo yang Membelot dan Dukung Jokowi!

"Coba bayangkan alternatif diberikan lebih banyak kepada pak Prabowo misalnya. Pasti diantara nama-nama itu akan dipilih karena dari awal yang lain dikunci akhirnya rugi sendiri itu kesalahannya," katanya.

Satu hari menjelang penutupan masa pendaftaran Capres-Cawapres, poros oposisi mengumumkan pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang akan diusung dalam Pemilu mendatang.

Terpilihnya Sandiaga Uno menyisihkan Ketua Kogasma Pemenangan Pemilu Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri.

Namun pemilihan Sandiaga diwarnai isu miring. Wakil sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief menyebut terpilihnya Sandiaga karena memberikan mahar kepada PAN dan PKS yakni masing-masing Rp 500 miliar.

Fahri Hamzah Salut dan Puji Sandiaga Uno

Tapi, meski mengungkap kesalahan fatal PKS, Fahri Hamzah mengapresiasi langkah yang dilakukan Sandiaga Uno. 

Calon Wakil Presiden (cawapres) Sandiaga Salahudin Uno memberi penjelasan terkait dugaan pemberian mahar politik darinya ke PAN dan PKS. Meski membantah soal mahar, Sandiaga mengatakan dirinya bersedia memberikan uangnya untuk kampanye.

Terkait pernyataan Sandiaga ini, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyebut apa yang disampaikan Sandi itu perlu agar semuanya transparan.

Menurutnya, di pilpres ini jangan banyak masuk dana-dana siluman yang suatu hari akan menjadi utang budi dari capres dan cawapres yang harus dibayar belakangan hari.

Baca: Dituduh Beri Mahar Rp 500 Miliar, Segini Total Kekayaan Sandiaga Uno, Jejak Karirnya Tak Main-main!

Baca: Incar Ulama Jadi Timses, Prabowo - Sandi Uno Dapat 6 Nasihat Ini dari Muhammadiyah

Hasil gambar untuk fahri hamzah

"Jadi lebih baik sistem pembiayaannya dibuat transparan. Sekarang ada orang kaya seperti Pak Sandiaga, dia mau membiayai pribadi dan bahkan menyebut angkanya, ya itu ditanya boleh nggak? Ada pribadi satu orang membiayai dengan jumlah sekian, apalagi dia kandidat. Kalau bukan kandidat, setahu saya nggak boleh," jelas Fahri 

Dijelaskan Fahri bahwa batas sumbangan pribadi itu Rp 5 miliar dan korporasi Rp 25 miliar.

"Nah, sekarang ada kandidat yang mengatakan mau membiayai sendiri pilpres saya ini. Bagaimana itu, apakah boleh?" katanya.

Di sisi lain, dia juga mengatakan petahana harus berani berterus terang dan terbuka seperti Sandiaga terkait asal-usul dananya dan siapa yang menyumbang.

"Sebab, jangan sampai kita membiarkan definisi dari gotong royong itu adanya dana-dana gelap, apalagi dana haram masuk ke dalam darah politik kita, dalam hal ini darahnya presiden dan wakil presiden, bisa rusak nanti. Akibatnya, kepemimpinan mendatang akan disandera orang," ucapnya

Karena itu, Fahri sangat mengapresiasi apa yang disampaikan Sandiaga soal sumbangan pribadinya untuk kampanye Pilpres 2019.

Baca: Perjalanan Hidup Sandiaga Uno, Pernah Alami Krisis Moneter 1998, hingga Sukses Jadi Politikus

Baca: Ketika Penulis Novel Best Seller Ungkap Kepribadian Sandiaga Uno, Hidayat Nurwahid Sampai Tulis Ini

Apalagi Sandiaga membuka ini dan meminta saran bagaimana seharusnya, mengingat uang yang digelontorkannya sangat besar.

"Memang biaya pemilu itu kalau pilpres masing-masing kandidat minimal Rp 3 sampai 5 triliun kalau mau pertarungannya seru. Kalau nggak jelas, jangan dianggap 'oh Pak Jokowi nggak perlu biaya', bohong itu. Semua butuh uang kok. Cuma, mau dibikin jelas atau nggak jelas? Jadi, Pak Sandi positif karena ini membuat kita berpikir ini jelas," tuturnya. (**)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved