Pilpres 2019
Pengamat LIPI Nilai Keputusan Jokowi Pilih Ma'ruf Amin Kesalahan Fatal. Benarkah Kena Jebakan Batman
Terpilihnya nama Ma'ruf Amin sebagai figur pendamping Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dinilai salah fatal.
SRIPOKU.COM - Terpilihnya nama Ma'ruf Amin sebagai figur pendamping Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dinilai salah fatal.
Dilansir dari Tribunnews, kesalahan itu lantaran Jokowi tidak memilih Mahfud MD sebagai wakil.
Pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengomentari pemilihan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang dipilih Joko Widodo alias Jokowi.
Prof Syamsuddin Haris, mengatakan, dirinya sangat kecewa dan sedih atas batalnya Prof Dr Mahfud MD mendampingi Jokowi sebagai Cawapres.
Kekecewaan atau kritik Syamsuddin Haris terhadap penentuan Cawapres Jokowi ditulis dalam akun twitternya.
1. Kecewa Tidak Pilih Prof Mahfud.
"Prof Mahfud, jujur saya sedih bercampur kecewa atas pilihan pak Jokowi," tulis Syamsuddin Haris di akun twitternya.
Jokowi sebelumnya telah memilih Prof Dr Mahfud MD sebagai bakal Cawapres untuk dampinginya.
Prof Mahfud MD pun telah disuruh mengurus berbagai keperluan administrasi terkait dengan pencalonan dirinya itu.
Mahfud mengaku sudah mengukur baju dan juga sudah mengurus surat keterangan ke pengadilan.
Tetapi, pada Kamis (9/8/2018) malam, Jokowi yang didampingi 9 pimpinan partai politik (parpol) memilih Prof Dr KH Ma'ruf Amin sebagai Cawapres.
2. Pilih Maruf Amin Tidak Tepat karena Usia
Menurut Syamsuddin Haris, KH Ma'ruf Amin adalah sosok ulama yang sangat berintegritas.
Tetapi, kata Syamsuddin Haris, pilihan terhadap Ma'ruf Amin sebagai Cawapres adalah pilihan yang sangat tidak tepat.
Jabatan Wakil Presiden (Wapres) adalah jabatan yang sangat berat.
Syamsuddin Haris menulis di akun twitternya, "Tdk tepat membebani beliau (Ma'ruf Amin) dgn jabatan cawapres di usia senja."
3. Jokowi Butuh Figur Bernyali dan Visioner
Menurut Syamsuddin Haris, Jokowi membutuhkan figur sebagai cawapres yang memiliki nyali, visioner, dan tidak penakut.
Sosok seperti itu, kata Syamsuddin, ada pada diri Mahfud MD.
"Jokowi butuh figur cawapres yg visioner, tegas, bernyali, dan berani spt anda," ujar Syamsuddin.
Jokowi Kena Jebakan Batman!
Istilah jebakan batman sampai hari ini masih hangat dibahas. Kubu Prabowo Subianto menilai, langkah politik Jokowi salah karena sudah terjerat jebakan batman.
Dilansir dari Kompas.com Wasekjen PAN Erwin Izharrudin menilai ucapan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief adalah sebuah 'jebakan batman' untuk partai oposisi.
Dia mengatakan pernyataan Andi mengenai mahar Rp 500 miliar itu adalah strategi dalam politik.
"Mengenai mahar, sampai saat ini kita nggak pernah dengar itu, ya. Menurut saya pribadi, itu mungkin hanya strategi di mana Sandiaga Uno memang sudah kita gadang-gadang maju," kata Erwin
Erwin mengatakan Jokowi memilih KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres karena masuk dalam 'jebakan batman' tersebut.
Dia menilai awalnya memang Prabowo Subianto sudah digadang-gadang akan bersanding dengan Sandiaga karena Sandi dianggap mampu menyelesaikan masalah ekonomi Indonesia.
"Dengan adanya ini, partai oposisi mengira Sandiaga Uno nggak akan diambil. Yang diambilnya itu ulama. Maka lahirnya kubu sebelah ngambil ulama. Sebenarnya ini jebakan batman, karena kita harusnya Indonesia ini yang ngerti ekonomi, bukan ulama, agar kita dapat meng-create pengusaha di Indonesia banyak seperti Singapura dan ini tugas Sandi. Kalau Prabowo itu membawa ide-ide dan gagasan untuk Indonesia ke depan," ungkapnya.
Dia pun menyindir Jokowi karena telah memilih Ma'ruf, yang berlatar belakang ulama, sebagai cawapresnya. Dia membandingkan Prabowo dengan Jokowi.
Dia menilai Jokowi-lah yang memilih ulama sebagai cawapres, bukan ulama yang memilih capres atau cawapres, seperti Prabowo yang diusung oleh Ijtimak Ulama.
"Akhirnya orang nggak akan menyangka pihak kita nggak usung ulama, karena kita yang usulkan capres dan cawapres, kita diusung oleh ulama, bukan presiden yang milih ulama. Jadi beda itu," ucapnya
Erwin juga menegaskan mahar Rp 500 miliar saat ini sudah tidak ada masalah antara PAN dan Demokrat. "Soal tudingan mahar, insyaallah nggak ada masalah secara institusi," tutupnya
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kritik Pengamat LIPI atas Pencalonan Kiai Ma'ruf Sebagai Cawapres, http://www.tribunnews.com/nasional/2018/08/12/kritik-pengamat-lipi-atas-pencalonan-kiai-maruf-sebagai-cawapres?page=all.
Editor: Malvyandie Haryadi
