Kalimat Terakhir Valentinus Nahak, Atlet Tinju yang Tutup Usia akibat Kanker Kelenjar Getah Bening
Kepada Tribun Bali, Rini mengaku tidak menyangka bahwa adik iparnya yang tercinta harus berpulang secepat itu.
Namun karena memang kondisi karnopski pasien hanya berkisar di angka 30-40, maka kemoterapi pun urung dilakukan.
"Dalam kondisi itu, artinya, pasien harus lebih banyak di tempat tidur. Kita tidak mungkin berikan kemo. Harus menunggu hingga kondisinya lebih fit," ungkap dr. I Wayan belum lama ini.

Dari hasil pantauan Tribun Bali, suasana duka menyelimuti pelataran kamar jenazah RSUP Sanglah.
Gelombang pelayat, kolega dan keluarga mulai terus berdatangan hingga malam petang.
Jenazah Valentinus langsung dimandikan karena rencana akan langsung dipulangkan menuju kampung halaman di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Dari iformasi yang dihimpun, jenazah akan dikirim pada Jumat (3/8/2018) pagi.
Rini yang tampak paling terpukul merasa bertanggung jawab atas hidup Valentinus selama di Bali.
Ia mengungkapkan bahwa ia dan Julio lah yang merekomendasikan Valentinus untuk menjadi atlet tinju.
"Saya dan Julio yang bawa dia kesini. Sebenarnya dia itu ingin jadi pemain bola, gak mau jadi atlet tinju," kenang Rini.
Namun, setelah ia mencoba menggeluti dunia olahraga tinju, ia pun jadi suka dan bahkan, di pertandingan pertamanya ia langsung menang.
Sejak saat itu, ia jadi giat berlatih dan bercita-cita menang di Asean Games 2018.
"Kemarin setelah pulang dari Pelatnas di Manado itu dia sempat lari-lari di lapangan Renon. Padahal ia habis bilang sakit," ujar Rini.

Kepergian Valen sebagai atlet andalan Pulau Dewata begitu membekas di kalangan olahragawan.
Ketua KONI Denpasar, Ketut Suwandi yang turut melayat mengalu turut kehilangan sosok anak muda yang berani dan teguh dalam menggapai cita-citanya tersebut.
Berpulangnya Valen, kata Ketut Suwandi, menjadi teladan bagi atlet lain untuk menorehkan prestasi.