Breaking News

Malam Ini Gerhana Bulan Planet Mars Terlihat Jelas & Fenomena Langka Ini Juga Terjadi

Astronom amatir Marufin Sudibyo menjelaskan, hujan meteor Piscis Austrinids tergolong sebagai hujan meteor periodik.

Editor: Candra Okta Della
NASA
NASA menyatakan bahwa Mars pernah memiliki lautan yang lebih besar dari kutub utara. Dalam sejarahnya, Planet Merah kehilangan 87 persen air tersebut. 

Dengan kuantitas hujan meteor Piscis Austrinids yang sangat sedikit, Marufin mengatakan kecil kemungkinan kita dapat melihat fenomena benda langit ini. Hal yang sama pun terjadi saat fenomena hujan meteor SDA.

Mungkin, kita dapat melihat hujan meteor itu bila kita berada di pinggiran kota dan cuaca langit benar-benar gelap, tidak ada polusi cahaya yang mengganggu.

Lima Fenomena Memukau

Seperti yang kita ketahui, setiap fenomena gerhana bulan total selalu istimewa.

Bagitu pula yang akan kita lihat hari Sabtu mendatang. Namun, apa saja keunikan dan keistimewaan gerhana bulan kali ini?

planet mars
planet mars (wikimedia.org)

1. Terlama pada Abad 21 "Durasi gerhana secara keseluruhan adalah 6 jam 14 menit," kata Marufin Sudibyo, astronom amatir kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Jumat (06/07/2018).

Bahkan, gerhana kali ini disebut-sebut sebagai blood moon terpanjang pada abad ke-21.

Artinya, gerhana bulan serupa hanya akan bisa ditemui 100 tahun lagi.

Tepatnya pada 9 Juni 2123.

2. Gerhana Sekaligus Minimoon Berbeda dengan gerhana bulan sebelumnya yang bersamaan dengan Supermoon, GBT kali ini bertepatan dengan Minimoon.

Saat puncak gerhana nanti, jarak Bumi dan Bulan diperhitungkan sebesar 406.100 kilometer.

Artinya, ini lebih jauh dari jarak Bumi dan Bulan biasanya yang hanya 384.400 kilometer.

"Secara tak resmi Bulan dengan fase purnama yang bertepatan atau hampir bertepatan dengan saat Bulan menempati titik apogee-nya dikenal sebagai Minimoon," kata Marufin.

3. Fenomena Paras Bulan yang Kebiruan Meski GBT selalu identik dengan warna merah darah, tapi ada yang istimewa kali ini. Itu adalah warna biru di paras bulan. 

"Sapuan warna biru di paras Bulan akibat hamburan cahaya Matahari oleh molekul-molekul Ozon," ujar Marufin. "(Hal ini) menjadi lebih bisa diamati dengan baik (saat GBT terjadi)," sambungnya.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved