Kenapa Gerhana Bulan Total Disebut "Blood Moon"? Ini Alasannya
28 Juli 2018 mendatang warna bulan tak lagi kuning pucat seperti biasanya. Saat itu, bulan akan berwarna oranye hingga rona merah darah.
Inilah sebabnya mengapa gerhana bulan berwarna oranye-merah. Semua cahaya berwarna itu difokuskan pada bulan dalam bayangan berbentuk kerucut yang disebut umbra.
Bulan juga tertutup debu ultra-halus, seperti kaca batu yang disebut regolith, yang memiliki properti khusus yang disebut "backscatter".
Debu-debu tersebut memantulkan cahaya itu kembali.
Kualitas Atmosfer
Untuk diketahui, warna merah dari satu gerhana bulan satu dengan yang lain tidak pernah sama. Itu karena aktivitas alam dan manusia mempengaruhi atmosfer Bumi.
"Polusi dan debu di atmosfer bawah cenderung menundukkan warna matahari terbit atau terbenam, sedangkan partikel asap halus atau aerosol kecil yang terletak di ketinggian tinggi selama letusan gunung berapi besar dapat memperdalam warna ke warna merah yang intens," kata Diner.
Dirangkum dari Live Science, Selasa (30/01/2018), kondisi atmosfer juga dapat mempengaruhi kecerahan warna.
Misalnya, partikel ekstra di atmosfer, seperti abu dari api besar atau letusan gunung berapi baru-baru ini, dapat menyebabkan bulan muncul warna merah yang lebih gelap, menurut NASA.
Penulis: Resa Eka Ayu Sartika
Sumber: Live Science,Business Insider
Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://sains.kompas.com/ dengan Judul:
Ini Alasan Kenapa Gerhana Bulan Total Disebut "Blood Moon"
