SFC Update
Ricuh Fans Fanatik Sriwijaya FC, Ini Saran Pengamat Sepakbola Sumsel Untuk Protes ke Manajemen
Menurutnya fans fanatik Sriwijaya FC, baik yang selalu memberikan suportnya di lapangan maupun di luar mungkin kecewa
Penulis: RM. Resha A.U | Editor: Siti Olisa
Laporan Wartawan Sripoku.com , Resha
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Ricuhnya suporter yang ditandai dengan pelemparan kursi tribun saat laga antara Sriwijaya FC versus Arema FC di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) Palembang, Sabtu (21/7/2018) lalu disayangkan oleh banyak pihak.
Setidaknya, mereka bisa meluapkan kekecewaan mereka melalui cara yang baik.
Hal tersebut dikatakan oleh pengamat sepakbola asal Sumatera Selatan Indrayadi.
Menurutnya fans fanatik Sriwijaya FC, baik yang selalu memberikan suportnya di lapangan maupun di luar mungkin kecewa dengan beberapa kebijakan manajemen belakangan ini.
Namun, sikap kecewa tersebut harus benar-benar dilakukan dengan benar.
“Memberikan kritik keras dengan media sosial dan mungkin melakukan demo-demo saya pikir cara bijak untuk memberikan tekanan ke manajemen. Tapi, merusak stadion bukanlah sikap yg bijak dan hal ini tidak bisa dibenarkan,” ungkapnya saat dihubungi Sripo Minggu (22/7/2018).
Akibatnya, sebanyak 335 kursi mengalami kerusakan saat laga kandang terakhir Sriwijaya FC di putaran pertama kompetisi Liga 1 2018 itu.
Dimana 211 kursi sampai terlempar ke tanah di bawah tribun.
Yang membuat pelik, stadion tersebut akan dipakai untuk perhelatan cabang olahraga (cabor) Sepakbola Wanita di Asian Games 2018 Agustus mendatang.
Akibatnya, pihak-pihak terkait sekarang sedang berupaya untuk mengejar waktu agar kondisi stadion dapat kembali seperti semula.
“Perlu diingat stadion tersebut berapa minggu kedepan sudah menjadi sorotan di Asia. Kalau kondisinya rusak seperti itu, bukan rakyat Sumsel saja yang malu. Tapi kita bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Untuk itu, ia berharap kepada fans pendukung Sriwijaya FC agar tetap kepala dingin dalam menyikapi masalah.
Dan juga, menyalurkan aspirasi serta kekecewaan dengan tidak cara-cara bersifat anarkis.
Di satu sisi, ia juga menyarankan manajemen untuk membeberkan alasan kepada publik atas dasar apa manajemen melakukan evaluasi kepada jajaran pemainnya.