Selain Jantung Berdebar, 6 Perubahan Otak dan Tubuh Saat Jatuh Cinta Menurut Sains

Jatuh cinta memang bukan hanya perkara perasaan atau ketertarikan antar insan. Jatuh cinta pada dasarnya dapat mengubah segala

Editor: pairat
istimewa
Ilustrasi jatuh cinta 

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One edisi 2010 mengambil scan fMRI dari partisipan yang baru saja menjalin kasih.

Para peneliti menemukan, peserta yang melihat gambar dari pasangannya menunjukkan adanya peningkatan aktivitas di beberapa daerah pemrosesan hadiah di otak. Hal ini menunjukkan, cinta dapat mengurangi rasa sakit.

"Saat orang sedang jatuh cinta, ada perubahan signifikan dalam suasana hati mereka yang berdampak pada pengalaman rasa sakit," jelas Sean Mackey, penulis senior studi tersebut.

Baca:

Posting Foto Tidur Bareng Bilqis, Ayu Ting Ting Disebut Netter Plagiat Gaya Nagita Slavina

Ajak Shah Rukh Khan ‘Nikah’, Tak Disangka Ini Respon yang Didapat Ayu Ting Ting dari Sang Aktor

7. Seperti candu

Seperti halnya zat adiktif yang dapat membuat kecanduan, cinta juga bisa melakukan hal yang sama dengan caranya sendiri.

Para ilmuwan telah mengamati respon neurokimia yang tumpang tindih di area otak yang sama antara pecandu narkoba dan orang yang sedang jatuh cinta.

Dalam laporan yang terbit di jurnal Philosophy, Psychiatry, & Psychology edisi 2017, mengungkap cinta bisa membuat ketagihan.

Cinta merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi sementara tetapi bisa menjadi sangat mengganggu jika tidak dipenuhi untuk jangka panjang. Hal ini pula yang pada akhirnya bisa bermuara pada kecanduan seks.(*)

Berita ini telah dipublikasikan di Kompas.com dengan judul 7 Perubahan Otak dan Tubuh Saat Jatuh Cinta, Menurut Sains 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved