Sampai Teliti 168 Napi Pria, Sang Ilmuwan Temukan Akar Penyebab Psikopat, Ternyata

Anderson dan timnya meneliti 168 narapidana laki-laki yang telah disertifikasi memiliki sifat psikopat.

IST
Sampai Teliti 168 Napi Pria, Sang Ilmuwan Temukan Akar Penyebab Psikopat, Ternyata 

SRIPOKU.COM -- Banyak temuan telah membantu kita lebih memahami dan mengenal psikopat.

Berbeda dari studi sebelumnya, para ilmuwan AS akhirnya berhasil mengungkap akar penyebab psikopat yang selama ini masih samar dipahami.

Menurut studi yang dilakukan ahli dari Mind Research Network dan Lovelace Biomedical and Environmental Research Institute, psikopat muncul karena gangguan pemusatan perhatian di otak.

Studi yang diterbitkan di jurnal Cognitive, Affective, & Behavioral Neuroscience edisi 9 April 2018 juga menegaskan bahwa penyakit mental satu ini sangat mungkin diatasi.

Baca: Putrinya Lahir Tanpa Kaki, Tak Mampu Belikan Kaki Palsu, Sang Ayah Pilih Buat Dari Kaleng Bekas

"Sebagian besar orang melihat psikopat sebagai monster. Padahal, saya yakin kondisi mental yang sangat serius ini bisa diatasi," kata Nathaniel E. Andersaon salah satu peneliti kepada PsyPost via IFL Science, Jumat (6/7/2018).

"Perawatan psikopat sebenarnya sama dengan skizofrenia, autisme, dan depresi," imbuhnya.

Hal tersebut diyakini Andersaon setelah ia dan koleganya menganalisis temuan tahun 2010 yang menemukan hubungan antara gangguan pemusatan perhatian dengan sifat-sifat psikopat.

Baca: Alyssa Carson, Gadis Pertama yang Akan Menginjakkan Kaki & Tinggal di Mars, Begini Kisah Hidupnya

Untuk membuktikan teorinya, Anderson dan timnya meneliti 168 narapidana laki-laki yang telah disertifikasi memiliki sifat psikopat.

Semua responden diminta untuk menyelesaikan tugas eksentrik pendengaran.

Mereka diminta mendengarkan rekaman suara dan menekan tombol apabila mendengar suara dengan intonasi yang sangat tinggi.

Selagi responden mendengarkan rekaman di dalam mesin pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI), para ahli memantau aktivitas otak mereka.

Baca: 3 Makanan Ini Dapat Berbahaya Jika Dikonsumsi Saat Sarapan, Padahal Sering Disajikan!

Hasil fMRI menunjukkan aktivitas abnormal di area otak terlibat dengan area pemusatan perhatian, termasuk korteks temporal anterior, konteks prefrontal medial, dan cingulate anterior dorsal.

Hal inilah yang menguatkan temuan sebelumnya.

Ini berarti, cara otak memutuskan mana yang penting dan tidak, termasuk apakah itu ada hubungannya dengan emosi atau tidak, mungkin berperan penting dalam perkembangan sifat psikopat.

"Alasan pemrosesan emosional mungkin menjadi akar munculnya psikopat. Terlebih, otak orang dengan gangguan psikopat tidak memperhatikan informasi emosional seperti otak orang yang sehat," kata Anderson.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved