Pengelolaan Lahan

Site Species Matching Kunci Keberhasilan Pengelolaan Lahan Secara Lestari

Perencanaan yang strategis dan tepat sasaran sangat dibutuhkan dalam pembangunan suatu industri yang berbasis pada pertumbuhan tanaman

Editor: Salman Rasyidin
zoom-inlihat foto Site Species Matching Kunci Keberhasilan Pengelolaan Lahan Secara Lestari
ist
ilustrasi

Menurut Sitorus (1985), Evaluasi kesesuaian lahan mempunyai penekanan yang spesifik, yaitu mencari lokasi yang mempunyai sifat-sifat positif dalam hubungannya dengan keberhasilan produksi atau penggunaannya.

Sementara evaluasi kemampuan sering dinyatakan dalam hubungan dengan pembatas-pembatas negatif, yang dapat menghalangi beberapa atau sebagian penggunaan lahan yang sedang dipertanyakan/dipertimbangkan.

Dengan adanya studi mengenai kesesuaian lahan (tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu penggunaan tanaman tertentu) maka semua perencanaan terhadap pengelolaan penanaman dapat dilakukan dengan baik dan benar.

Perencanaan yang mendekati kondisi sesungguhnya untuk kebutuhan tanaman tersebut untuk dapat tumbuh dan berkembang akan membantu pihak pengelola meminimalisasi kegagalan dalam pengelolaan tanaman.

Data-data yang didapat melalui studi kesesuaian lahan (matching) (perbandingan antara kualitas lahan dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan) memungkinkan pihak pengelola melakukan perencanaan-perencanaan yang bersifat strategis seperti ;
1. Jenis/spesies tanaman yang cocok;

2. Jumlah, jenis dan komposisi serta cara pemupukan yang tepat;

3. Perkiraan jumlah bibit yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan sebenarnya di lapangan;

4. Cara pengelolaan tanah tepat serta ramah lingkungan;

5. Meminimalisasi serangan hama dan penyakit;

6. Menghitung kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan;

7. Menekan terjadinya degradasi lahan. Untuk menggambarkan arti penting dari kesesuai lahan dan tanaman ini melalui evaluasi kesesuaian lahan penulis akan mengambil contoh pada proses pembangunan HTI, karena HTI pada saat ini, merupakan penyuplai bahan baku industri berbasis kayu, penggunaan bahan baku kayu semakin luas, terutama untuk bahan baku papan, kertas, atau bahan-bahan kimia.

Hal ini menuntut pengadaan kayu yang lebih besar dalam waktu yang relatif cepat. Demikian pentingnya arti hutan untuk pemenuhan kebutuhan industri kayu, maka peningkatan produksi kayu dirasakan sangat perlu.

Hutan Tanaman Industri (HTI) dianggap salah satu metode unggulan untuk mengatasi masalah tersebut.

Konsep HTI mulai dijalankan sejak 1980-an dengan mencanangkan target pembangunan seluas 6,2 juta hektar yang terdiri dari 1,8 juta hektar di Pulau Jawa dan 4,4 juta hektar untuk kawasan pulau-pulau di luar Pulau Jawa.

Pembangunan HTI merupakan investasi besar dengan waktu panen yang cukup lama. Jenis yang dibudidayakan untuk HTI biasanya mempunyai daur tanam minimal 5-10 tahun.

Halaman
1234
Sumber:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved